Kayaknya kami ketagihan nonton deh, setelah nonton 12 Years a Slave, hari berikutnya kami pergi ke bioskop lagi. Hari itu kami menemukan dua fakta penting, yang pertama harga tiket EUR 8.50, tapi dengan EUR 9.90 kita bisa dapat tiket, juga pop corn dan juga minuman. Hal kedua yang kami temukan ternyata petugas yang menunjukkan kursi dengan senter itu eksis di bioskop Dublin. Kalau di Indonesia kebanyakan petugasnya perempuan (saya belum pernah lihat petugas pria) di Irlandia petugas yang kami temui pria.
Film ini, lagi-lagi berdasarkan kisah nyata, menceritakan kehidupan Ron Woodroof yang divonis kena AIDS dan hidupnya tinggal 30 hari lagi. Dokternya angkat tangan dan tak bisa memberikan obat. Kalaupun ada obat, obat itu merupakan percobaan dan hanya untuk orang-orang tertentu yang memenuhi kualifikasi. Masuk kualifikasi gak jadi jaminan dapat obat juga karena sebagian dari mereka ternyata hanya diberikan obat kosong.
Singkat cerita Ron mendapatkan obat tersebut dengan cara beli dari perawat medis yang mengambil dari rumah sakit, a.k.a mencuri. Secara rutin ia meminum obat-obatan itu dengan alcohol dan ditutup dengan nyedot bubuk putih. Perpaduan cocktail yang berbahaya ini membuat dia berakhir di RS dan berkenalan dengan Rayon, seorang transgender yang juga volunteer percobaan obat.
Pada satu titik, sang perawat tak memiliki akses lagi terhadap obat dan hanya bisa memberikan nama seorang dokter di Meksiko. Jadilah Ron ke Meksiko borong obat dan memasukkan obat-obatan tersebut dengan berpura-pura jadi pemuka agama. Kesuksesan obat itu kemudian membuat Ron membangun bisnis untuk perdagangan obat-obat tersebut dengan bantuan Rayon. Ternyata, peminat obat ini juga banyak. Saya jadi penasaran, jaman tahun segitu jumlah orang dengan HIV/AIDS di Dallas berapa banyak ya?
Anyway, obat-obatan yang dijual oleh Ron ini terbukti lebih efektif dalam mengurangi gejala-gelaja yang dialami penderita AIDS. Tapi obat-obatan ini nggak disetujui sama FDA dan akhirnya Silahkan ditonton sendiri, nanti kalau filmnya masuk Indonesia. Bajakan film ini ternyata juga sudah banyak beredar di Indonesia.
Film ini, bagi saya, menampar karena sebagai warga negara, Ron, harus berjuang sendirian untuk mendapatkan obat tanpa bantuan negara dan institusi kesehatannya. Institusi kesehatan, termasuk dokter pada saat itu lebih pro terhadap industri obat besar dan percobaan obatnya yang nggak terbukti efekti dan bikin orang tambah sengsara. Jadi inget kesengsaraan saya masuk RS Cuma gara-gara panas dan dokternya gak mau ngeluarin dari RS. Perampokan asuransi.
Saya juga melihat bahwa salah satu tantangan bagi orang yang terkena HIV/AIDS ini adalah menghadapi stigma yang timbul dan masyarakat yang diskriminatif. Kehilangan pekerjaan, dikucilkan teman sendiri, bahkan dipandang hina ketika berteman dengan transjender. Padahal, transjender ini lebih manusiawi dalam memperlakukan Ron. Btw, adegan favorit saya adalah saat nyekek temannya, maksa sang teman untuk salaman dengan Rayon. Segitu homophobicnya ya masyarakat jaman itu.
Dalam satu adegan, Ron meludahi teman-temannya dan mereka yang terkena ludah jadi ketakutan. Kelihatan banget kalau masyarakat pada jaman dahulu belum punya banyak pengetahuan tentang HIV/AIDS. Padahal, butuh berliter-liter saliva untuk membuat orang ketularan HIV/AIDS.
Komitmen McConaughey untuk main di film ini luar biasa, dia bahkan jadi kurus agar terlihat lebih pas sebagai tukang candu. Jared Leto juga kelihatan cantik dan aktingnya ciamik, gak heran kalau dia dapat nominasi Oscar. Yang bikin penasaran sampai sekarang, itu lipstick pink Jared Leto mereknya apa, cantik banget!
Fakta tentang HIV/AIDS:
- Kasus pertama HIV/AIDS di Indonesia itu tahun 80-an pada pasangan homoseksual dari negeri Belanda; dia meninggal di Bali.
- Kasus pertama memang pada pasangan homoseksual, tapi di negeri ini yang banyak kena adalah Ibu Rumah Tangga. Indikasi apakah ini? Banyak bapak nakal yang suka jajan dan gak pakai pengaman, terus kasih oleh-oleh buat istri di rumah.
- Konon, orang-orang dengan HIV/AIDS lebih banyak menderita karena perlakuan masyarakat.Jadi, jadilah masyarakat yang ramah pada mereka. Salaman, bahkan cupika cupika itu aman kok. Apalagi kerja bareng!
Tanpa google dulu, tahukah kalian bedanya HIV dengan AIDS?
Tanpa google dulu ngga yakin jawabnya.. Hiv nama virusnya, aids nama penyakitnya bukan?
Tunggu sampai 5 orang yang komentar baru aku beri jawaban ya.
Siappp hehe penasaran deh, ga bakal google dulu nih
Google aja ga papa biar lega. Aku pengen tahu seberapa jauh yang orang tahu tentang HIV/AIDS
HIV Positif virusnya, AIDS penyakitnya. Magic Johnson pemain basket LA Lakers dulu mau ke Jakarta dilarang karena mengidap HIV positif.
Kasian ya stigma penderita HIV positif itu kalo ngga homo atau yang sex bebas, kenyataannya ya seperti yang kamu tulis diatas.
Aku pingin liat fim ini.
HIV itu virusnya ya Kan Ai, trus AIDS nama penyakitnya. Lupa2 inget padahal dulu pernah ikut training tentang AIDS dr kantor hehe
Kalau aku ga salah sih HIV itu nama virusnya mbak Tjetje,,sedangkan AIDS penyakitnya.
Kebanyakan sekarang yg kena memang ibu rumah tangga dan bayinya,,padahal keduanya ga salah apa-apa 😦
Kasihan memang. Makanya ibu-ibu harus melindungi diri dari suaminya sendiri yang suka nakal.
Om Matthew bisa sampe kurus gitu demi film ini? Wow keren. Dan review nya keren. Ntar kalau dah tayang disini nonton ah. Btw, udah 5 orang yg jawab mbak. Jelasin doong 😀
Pada bener yang jawab di atas. HIV itu virusnya dan AIDS itu penyakitnya/sindromnya. Orang yang HIV+ biasanya akan terlihat baik2 saja, baru pas kena AIDS akan mengalami banyak hal, Kurus, rontok, batuk2 (TBC).
btw berhasil bawa pulang oscar lho mbak si om Matthew kemaren 😀 tambah penasaran sama filmnya 😀
Iya! Waktu abis nonton aku sama G juga langsung tebak dia dapat Oscar! Minggu kemarin disini udah midnight, jadi minggu ini moga2 main di jam normal.
wihh, dua film yang ditonton dapet oscar semua lho 🙂
Iya, pas dua hari berturut-turut pula nontonnya. Ada satu lagi film korea keren yang ditonton, tapi ga mungkin dapat Oscar, hehehe
barusan ngintip situsnya 21 cinema, maen eh di Indo.. Nonton ahh 😀
nanti abis nonton baru deh laporan bedanya HIV sama AIDS hehe
Di film nggak ada informasi beda HIV sama AIDS. Coba lihat komentar2 di atas pada bener semua jawabannya.
Wajib nonton nih kayaknya. Sapa tau dapat inspirasi utk riset sy nantinya..
Wah mau riset tentang hiv/aids ya? Coba aku lihatkan buku di kantor kalau ada aku kirimi ya.
serius nih??? emang mbaknya kerja dmna??
Aku kerja di salah satu badan pbb. Ada buku ttg Aids yang dikeluarkan unaids, daripada berdebu lebih baik dibagi. Besok aku intip ya