Kalau ada satu hal yang saya rindukan dari Jakarta, rindunya pakai banget-banget, adalah tempat waxing yang murah meriah, bersih dan tanpa rasa sakit. Di Irlandia, mencari tempat waxing murah meriah itu hampir mustahil, kecuali jika tak segan pergi ke salon waxing milik imigran China di daerah sudut kota yang kelam. Sementara cari tempat waxing yang bersih mah mudah sekali, asal siap merogoh kocek hingga 60€.
Seperti saya tulis di sini, waxing itu merupakan momen sakral penghilangan bulu-bulu di berbagai bagian tubuh. Saya bilang sakral karena prosesnya yang sedikit melibatkan rasa sakit dan membuat sang pelaku harus berdoa kencang-kencang untuk mengalihkan rasa sakit. Tapi di Jakarta, sudah ada tempat waxing tanpa rasa sakit dengan harga terjangkau, namanya Pink Parlour.
Tempat waxing yang juga menawarkan perawatan kuku ini, dan konon salah satu pemiliknya adalah Dian Sastrowardoyo, merupakan franchise dari salon waxing Singapura. Keunggulan mereka selain terletak pada kebersihan juga penggunaan bahan wax non-gula yang membuat proses waxing tak sesakit proses waxing dengan gula. Pink Parlour menggunakan hard wax dari The Caronlab Australia.
Tak seperti di salon waxing lainnya, sebelum waxing, konsumen akan diminta untuk melepas alas kaki dan diberi sandal jepit bermotif macan. Setelah itu, bagian tubuh yang akan di waxing diminta untuk dibersihkan terlebih dahulu di dalam kamar mandi. Aneka rupa sabun juga disediakan di dalam kamar mandi, jadi kalau mau mandi heboh pun bisa. Sebuah handuk juga akan diberikan sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Selanjutnya, proses waxing dilakukan di dalam kamar-kamar yang dilengkapi dengan sebuah bed yang sudah dialasi dengan handuk berwarna merah muda. Nah bedanya dengan tempat-tempat lain, ruang waxing di Pink Parlour ini lebih privat dan tak menggunakan tirai-tirai. Jadi tak perlu deg-degan kalau tiba-tiba ada yang membuka tirai *eh ini pernah kejadian lho di tempat wax lainnya*. Dengan ruangan yang lebih tertutup, teriak-teriak kesakitan, kalau gak malu, juga bisa dilakukan dengan lebih kencang.
Keunggulan lain dari ketiadadaan tirai adalah kemudahan penempatan lampu di sisi tembok. Lampu ini berfungsi untuk mempermudah proses waxing dan memperjelas area yang ingin dibersihkan. Bagi konsumen bawel seperti saya, lampu ini mempunyai peran penting untuk memastikan proses waxing menjadi bersih. Di beberapa tempat, seringkali proses waxing menjadi tak bersih akibat pencahayaan yang minim dan suasana yang remang-remang.

Pink Parlour Pacific Place. Foto saya yang sudah disiapin dari berapa bulan nggak tahu kemana 😦 Source: pinkparlour
Soal kebersihan nampaknya memang selalu diutamakan oleh Pink Parlour. Therapistnya tanpa diminta akan selalu menggunakan sarung tangan. Konsumen bawel seperti saya juga tak perlu repot-repot ngomel urusan bulu-bulu di atas bed ataupun urusan handuk yang dipakai buat bersih-bersih rambut. Nampaknya therapis disini sudah sangat paham urusan kebersihan. Perlu dicatat, ceceran bulu tak bisa ditemukan karena tak ada proses threading setelah waxing. Jejak bulu yang tertinggal akan diselesaikan oleh pinset.
Biaya waxing di Pink Parlour sedikit lebih tinggi daripada di tempat lain, tapi dengan standar kebersihan serta pelayanan, biaya ini rasanya sangat sebanding. Disamping itu, jika ingin harga yang lebih murah, ada pilihan untuk membeli berbagai paket pelayanan yang bisa digunakan hingga beberapa tahun.
Berita gembiranya *manggis kali*, Pink Parlour juga menawarkan waxing untuk pria. Jadi para pria bisa membersihkan bulu-bulunya, entah di ketiak, punggung, kaki, atau bahkan di antara dua kaki. Jangan salah lho, di Jakarta sudah banyak pria yang mengadopsi kebiasaan bersih-bersih ini.
Di Jakarta, Pink Parlour bisa ditemukan di Pacific Place, Grand Indonesia dan juga di Lippo Mall Kemang. Website mereka bisa ditengok di http://www.pinkparlour.co.id
Suka waxing?
xx,
Tjetje
Bukan postingan berbayar
Aku gak pernah waxng sama skali mbaa.. Ngeri ajaa.. Kecabut bulu 1 aja sakitnya minta ampuun.. Tapi kalo yg tanpa rasa sakit spt itu di surabaya sih , mau nyoba 😀
Sayangnya belum ada di Surabaya ya. Gak sakit-sakit banget kok.
Pingback: Waxing di Jakarta | Ailtje Ni Dhiomasaigh
Waxing… belum pernah terpikirkan bagi saya, Mbak… :hehe. Tapi untuk kebersihan dan higienitas sih, tak ada salahnya untuk dilakukan, ya. Tempatnya tampak meyakinkan dan sudah punya nama ya di jasa jenis ini :hehe.
berani?
Waduh… :hehe.
OMG ga kebayang sakitnya urusan bawah situ ya hahaha. Pernah nyoba sekali underarm tapi ga berapa sakit karna udah biasa di cabut pinset. Sekali kali mau coba ah, kayaknya kalo bersih dan (yang penting nih) ga terlalu sakit worth to try deh 🙂
Pink parlour gak sakit kok, terus yang paling penting tumbuhnya halus, gak kasar. Nah kalau di kaki jadi gak kayak kaki cowok deh.
Pas masuk PP si Pink Parlour ini emg bikin pengen nyoba, tapi… Hahaha., ntaran aja lah berkunjungnya.. :’)
Coba aja, gak sakit kok.
Suka lewatin ini, mau coba tp kok ya takut sakit hihihi
Mau ah coba kapan2 🙂
Kalau disini gak sakit kok. Cuma kayak dicubit dikit.
Thanks for the info Tje, jadi kalo pas ke Jkt uda tau ada tempat buat waxing yg menggunakan bahan yg sama sperti di Australia 👍🏻😘
Sama-sama. Ini bahan ngetop bener, sampai disini pun ada yang pakai produk yang sama.
Wah nanti klo udah balik ajakin aku k tpt waxing-nya ya mba Ria, kmaren akhirnya shaving deh selama dsana 😓
Aku blum pernah coba dan blum tau kapan mau coba?
Nah kalau di Yogyakarta aku gak tahu Ria. Eh tapi bisa coba threading alis buat pemanasan 😋
Oooh so brapa bulan sekali ritual ini dilakukan?
Kalau alis sebulan sekali cukup. Bisa di wax atau threading.
ngajung! saya langganan tukang waxing 😀 suami paling anti sama bulu sih (ouch sambil buka aib) tips: diusahain jangan kelamaan, semakin panjang bulu yang gak diinginkan, semakin sakit kalau dibiarin berbulan bulan!
Bener dan jangan dicukur, kalau dicukur jadi berantakan semua.
Nggak suka waxing mbak. Tp sakitnya kebayang deh. Nyabut salonpas aja sakit apalagi waxing, hehehe. Good idea nih untuk berkunjung ke tempat waxing yg pain-free seperti ini 🙂
Nyabutnya harus sesuai arah tumbuh rambut biar gak sakit. Berlaku untuk salonpas juga.
Oooooowh ngono…. makasih Mbak Ail tipsnya 🙂
Makasih banget Tje postingan ini. Emang pengen waxing pas di Indonesia tapi gak tahu tempat mana yang bagus. Yo wes dicatat deh 😀
Ini yang paling TOP, yang lainnya kalah kalau soal kebersihan.
Entah kenapa aku jadi ingat episodenya Friends dimana Joey harus pergi waxing untuk salah satu peran yang ingin ia audisi 😛
Hahaha episode yang ini aku gak nonton deh. Moga-moga pas diputer ulang bisa nonton. Disini lagi muter ulang semua episode Friends, jadi kemaren aku nonton yang edisi ngambilin hotel amenities. Kocak.
belum pernah waxing, dengar2 sih rasanya sakit 😀
tapi kl ada yang gak sakit seperti review mbak ini, mungkin bisa dicoba 😀
belum pernah waxing, tatuuut 😀
trus pengen waxing yang remove upper lip hair a.k.a kumis tapi kok takut makin lebat yaaa hahaha
Ihhh bener Tje, gw udah waxing dr jaman smp diajak tante buat urusan underarms, trus stelah kerja br nambah ini itu deh 😅 dan merana bgt d perth kmaren. Mau ah coba yg ga pake sakit gini, tengkyu Tje
Kalok diwaxing sukak sakit, Mbaaak.. Huhuhu.. Tapi kalok ngga diwaxing sukak malu soalnya lengan banyak bulu. Hiks :’
Berhubung aku uda di Jakarta bisa dicobak nih. Errr, searching harga dulu kali yaaa 😀
Ada harganya bisa digoogle. Alternatif lain kalau kemahalan juga banyak, ada yang bisa dipanggil ke rumah juga. Cuma ada minimumnya. Yang penting tempatnya harus bersih aja, jangan sampai penuh bulu-bulu.
waktu masih di jakarta suka waxing underarm ama alis.. di narsih.. (eh, narsih apa warsih ya?) not bad-lah, samaan tempat waxingnya ama atikah hasiholan #uhuk tapi setelah pindah ke bandung ini belum tau juga dimana tempat waxing yang recommended
Narsih. Iya banyak artis yang ke sana ya. Tapi double dippingnya itu lho, jorok.