Lotere

Masih ingat dengan program pemerintah jaman dahulu yang judulnya SDSB, Sumbangan Dana Sosial Berhadiah? Saya sendiri tak sempat merasakan bermain SDSB, karena usia saat itu yang dibawah umur. SDSB sendiri kemudian dilarang karena konsepnya yang mirip dengan judi, sehingga bertentangan dengan nilai-nilai agama.

Kendati dilarang, konsep perjudian serupa masih tetap ada di Indonesia. Toto gelap, atau togel marak beredar di Indonesia. Sekali waktu saya pernah mencobanya, menitipkan lewat teman yang membeli. Entah bagaimana proses pembeliannya, yang jelas saya tak pernah melihat uang tersebut kembali lagi dan saya tak pernah menang sepeserpun.

Di banyak negara-negara Eropa, konsep SDSB dikenal sebagai lotere. Di Irlandia sendiri, ada dua lotere yang kami kenal, lotere Irlandia dan juga lotere Eropa (disebut sebagai Euromillions). Seperti namanya, lotere Irlandia hanya dikocok di Irlandia, sementara Euromillions untuk beberapa negara Eropa.

Karena jangkauannya yang lebih luas, jumlah uang yang bisa dimenangkan di Euromillions jauh lebih besar ketimbang Lotto Irlandia. Probabilitas atau peluangnya tentu jauh lebih kecil, karena lebih banyak orang yang bermain.

Bermain lotere di Irlandia cukuplah mudah, tiketnya bisa dibeli di supermarket ataupun toko-toko kelontong dan kita bisa memilih, quick pick (nomor dipilih acak melalui system) atuapun mengisi kertas dan memilih nomornya satu per satu. Tak hanya bisa dibeli di toko, tiket lotto juga bisa dibeli melalui app.

Tipe-tipe tiket lotere sendiri ada bermacam-macam, ada yang dikocok harian, ataupun dikocok pada hari-hari tertentu. Harganya, bermacam-macam, satu garis nomor jika saya tak salah mengingat dihargai 3 Euro. Nomor yang harus dipilih sendiri beragam, dari 5 hingga 6 nomor untuk satu garis. Tak hanya tipe lotere ini, ada pula scratch card, kertas kecil dengan beberapa angka yang bertuliskan nominal Euro  yang bisa dimenangkan dan pembeli harus setidaknya mendapatkan tiga angka yang sama.

Seperti saya sebut di atas peluang untuk menang lotere itu sebenarnya cukup kecil, apalagi jika membeli iseng-iseng. Walaupun terbukti sudah banyak orang yang iseng membeli tiba-tiba menjadi jutawan dadakan. Nah untuk memperbesar kemungkinan untuk memang, sindikat menjadi solusinya.

Apa itu sindikat? Sindikat merupakan kumpulan beberapa orang yang secara rutin mengumpulkan uang dalam jumlah yang sama untuk dibelikan tiket lotere. Jika tiket tersebut menang, maka hasil kemenangan dibagi rata. Sindikat ini bisa anggota keluarga, rekan-rekan kantor ataupun teman-teman. Yang jelas, sindikat ini cenderung konsisten dan rutin dalam membeli tiket. Kuncinya di dalam sindikat adalah keterbukaan. Begitu tiket dibeli, foto tiket langsung dibagikan, jadi tak ada yang membawa lari kemenangan.

Di Irlandia, toko-toko yang menjual lotere juga akan merayakan kemenangan ketika tiket yang mereka jual memenangkan hadiah. Toko ini juga akan mendapatkan bonus atas kemenangan ini. Biasanya, toko-toko yang pernah menjual tiket seperti ini ditempeli stiker bertuliskan: kami menjual winning ticket serta nominal kemenangan. Di sini, orang-orang ada yang suka membeli dari toko yang menjual winning ticket. Ada pula yang mempercayai bahwa toko yang sudah menjual winning ticket tak akan menang lagi.

Menjelang Natal dan tahun baru sendiri sendiri, badan lotere Irlandia juga akan menjual tiket khusus edisi Natal yang harganya lebih mahal. Raffle, begitu mereka menyebutnya.  Dan satu orang dijamin akan menjadi pememangnya. Lotere sendiri juga banyak dijadikan hadiah, hadiah kecil untuk Natal ataupun tahun baru, atau bahkan ulang tahun.

Bagi masyarakat Indonesia mungkin konsep lotere dianggap sebagai sebuah hal yang negatif. Di Irlandia sendiri, lotere tak hanya untuk mereka yang menang, tapi dananya kembali ke masyarakat melalui program Good Funding. Ada beberapa area yang bisa mendapatkan dana bantuan, seperti olahraga, bahasa Irlandia, komunitas, kesehatan, pemuda (youth), seni dan warisan kebudayaan. Tak heran kalau kemudian masyarakat di sini begitu terbuka dengan budaya membeli lotere.

 

Kalian, pernah beli lotere?

xx,
Ailtje

 

 

16 thoughts on “Lotere

  1. Saya baru tahu kalau Togel itu toto gelap. :D.

    Waktu saya masih SD, sekeliling saya banyak yang main Togel. Istilahnya, ‘pasang nomor togel’. Nomor yang dipasang ini, dititip ke ‘bandar’. Adanya pun di hari-hari tertentu aja. Abis itu, tiap jam 4 atau 5 sore, semua pada deg-degan nungguin 4 angka yang dibuka (istilahnya gitu). Kalo bener 2 angka dapetnya berapa, kalau bener 4 angka, dapetnya jauh lebih besar. Saya sih nggak pernah main, Mba. Cuman, lucu juga ya kalau diinget2. Haha. Nggak tau juga ya sekarang apa masih banyak yang main begituan.

  2. aku pernah beli lotto seharga 1 swiss franc di pintu supermarket di swis karena iseng saja. tentu saja tidak menang, hehe.. memang salah satu cara untuk memperbesar probabilitas kemenangan adalah dengan membuat sindikat. kalau ga, kemungkinan menangnya terlalu kecil. btw semoga mbak ai dan keluarga di irlandia dan indonesia semua dalam keadaan sehat.

  3. Aku baru tau soal lotere di Irlandia ini, sa. Btw, aku belum pernah beli lotere yang serius, tapi kayaknya pernah beli pas masih SD, lotere ala2 di abang2. Hahaha.

  4. Halo mbak Ailsa 🙂 tulisan ini membawa kenangan pribadi buat saya. Sy kerja jadi tukang sortir di bos togel jaman smp-sma dulu, sekitar taun 2000an. Everything about it was ilegal hahahha.. Mulai kerja sore2 sampe kelar lewat tengah malam. Bagaimana bisa lulus sekolah padahal sering ketiduran di kelas, sy jg nggak tau :)) salam, Lita.

      • Jadi agen2 di lapangan bikin rekapitulasi angka & jumlah rupiah yg dipasang pembeli. Rekap ini dikirim ke kantor, lalu kami tukang sortir akan ngecek siapa yg dapat & total omset hari tsb. Data processing jaman purba :)))
        Dari sini sy jadi nggak mau berjudi, kagak bakalan dapeett hahahaa.. ujung2nya yg menang selalu bandar..
        Anyway, sehat2 selalu ya mbak 🙂

Show me love, leave your thought here!