Bandara Ngurah Rai Baru: Pria & Perempuan HARUS Dipisahkan

Hari ini saya dan juga banyak pengguna pesawat terbang, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dibuat kaget dengan sebuah aturan baru di Bandara Ngurah Rai Bali. Di Bandara ini sekarang pria dan perempuan dipisahkan dan harus melewati tempat pemeriksaan keamanan yang berbeda, tergantung jenis kelamin masing-masing.

Pada pemeriksaan pertama, perempuan harus mengambil lajur kiri, sementara pria di lajur kanan. Kocaknya pihak bandara menyediakan dua buah mesin x-ray untuk kaum pria dan hanya satu mesin untuk perempuan. Padahal kebanyakan perempuan itu bawaannya segambreng, apalagi hasil belanjaannya di Krisna, Pia Legong, Airlangga, toko pie susu. Entah mengapa pihak Bandara cuma menyediakan satu mesin x-ray buat kaum perempuan.

mtf_msXln_1310

Anyway, saat saya tiba di bandara hari ini terjadi antrian panjang. Antrian ini disebabkan oleh seorang Ibu yang membawa empat buah koper ukuran 28 inch, belum termasuk tas tangan dan sebuah map kertas. Si Ibu juga tak efisien karena meletakkan trolinya agak jauh dari mesin dan tak menempel dengan x-ray. Kalau dari kacamata saya sih: ribet. Saking ribetnya, mesin x-ray pun berjalan dengan melompong sementara orang mengantri panjang di belakang. Dan saya bikin dosa dengan maju ke depan untuk meletakkan koper saya. Disemprot dong sama si Ibu dan petugas lalu diminta antri. Balik lagi saya antri, tapi koper udah masuk mesin, jadi (menurut saya) mempercepat lah ya walaupun nakal dan gak disiplin. Btw, setelah ibu ini lolos pemeriksaan, ternyata ada rekan prianya yang datang. Alamak, coba kalau gak dipisah pasti lebih cepat karena si Ibu ada yang membantu mengangkat.

Btw, pasti ada yang nanya, kenapa saya nggak bantu ibu yang ngangkut banyak bawaan itu? Kan mulia banget tuh kalau saya nggak memanfatkan mesin x-ray kosong dan bantuin ibu itu. Saya pernah nggak bisa jalan karena cidera di punggung, jadi sampai sekarang gak boleh angkat-angkat berat. Jadi gak ada lah ya ceritanya saya angkat-angkat barang berat, kecuali terpaksa banget dan itupun punya saya, bukan punya orang lain.

Pemeriksaan kedua juga sama, perempuan dan pria lagi-lagi dipisahkan. Kali ini perempuan di sisi kanan dengan satu mesin x-ray sementara pria di sisi kiri. Kalau saya tak salah mengingat, ada dua mesin juga untuk pria.  Saya pun akhirnya nanya sama petugas kapan aturan ini mulai diterapkan. Rupanya pemisahan ini diterapkan sejak tanggal 15 Februari kemarin. Bukan dalam rangka Valentine ya bow, tapi dalam rangka meningkatkan kenyamanan pengguna bandara, karena airport suka dikomplain sama ibu-ibu yang berjilbab. Ini petugas yang jawab juga pakai jilbab ya.

Kalau benar ini dipisahkan demi kenyamanan dan untuk menjawab komplain para ibu-ibu berjilbab, saya salut, karena mereka menjawab keresahan para ibu-ibu yang merasa tidak nyaman. Namun yang jadi pertanyaan, mengapa keresahan ini tak muncul di daerah yang bahkan menerapkan sharia seperti di Banda Aceh. Bahkan di Abu Dhabi ataupun Dubai dimana banyak perempuan Muslim bepergian tak ada pemisahan serupa. Wong di setiap check point ada petugas pria dan perempuan.

Gara-gara jawaban si Mbak ini saya jadi bertanya-tanya, apa terjadi pelecehan kok sampai para ibu-ibu ini komplain. Pertanyaan ini saya tanyakan pada google; ternyata jawaban si mbak petugas NGACO. Pemisahan dilakukan akibat terjadinya penumpukan penumpang, alias penumpang berjubel. Jadi percobaan pemisahan penumpang ini ditujukan untuk mengurangi keruwetan di check point dan aturan ini baru diterapkan tanggal 18 Februari kemarin.

Bagi saya, pemisahan ini di satu sisi lebih nyaman, karena nggak pakai disundul-sundul para bapak-bapak yang suka nggak memperhatikan kenyamanan orang sekitar (baca: suka maju-maju dan nempel-nempel). Tapi disisi lain akan jadi nggak nyaman sekali kalau bepergian dengan pasangan, pasti di depan bandara harus bagi harta gono-gini dulu dan tetunya harus ambil troli yang berbeda. Mending kalau troli di bandara itu gampang dapatnya dan gampang aksesnya.

Sebenarnya cara pengaturan di Bandara Soekarno Hatta sudah cukup rapi. Dari pemeriksaan pertama, petugas sudah mengatur sedemikian rupa supaya tidak ada penumpukan di sekitar mesin x-ray dan penumpang disuruh mengantri satu persatu tiga pertiga, atau empat perempat, menunggu area x-ray agak sepi. Mendingan aturan itu dicoba dulu, daripada buang-buang uang buat beli papan petunjuk pria dan perempuan. Sayang duitnya tuh!

Peraturan baru ini juga diterapkan di terminal internasional; lalu apa kata dunia dan kata para turis-turis?

Advertisement