Tahanan Anak-Anak


Peringatan: tulisan ini membahas kekerasan dan pelecehan seksual.

Beberapa hari terakhir ini, Kompas edisi cetak mengeluarkan artikel-artikel tentang tahanan anak-anak di Indonesia. Saya tidak akan membahas soal tulisan Kompas, tapi akan membahas sekilas, sekilas saja, tentang anak-anak (yang usianya di bawah 18 tahun), hukum dan penjara di negeri ini, Irlandia (Republik ya, bukan Irlandia Utara). Perlu dicatat, tulisan ini tidak untuk membandingkan sistem dari Indonesia dan Irlandia, tapi hanya sekedar untuk berbagi.

Di Irlandia, anak-anak sangat dilindungi. Prinsipnya, memenjarakan anak-anak itu menjadi pilihan terakhir dan sejak tahun 2017, anak-anak yang harus dipenjara tidak dicampur dengan orang dewasa. Saya menyederhanakan perlidungan anak-anak dalam satu kalimat: anak-anak yang melakukan tindakan kriminal remeh tidak tersentuh hukum, dan anak-anak di sini juga tahu tentang hak mereka.

Di sini,anak-anak dimulai dari usia 10 tahun bisa dihukum jika terkait dengan kriminal serius, seperti pembunuhan, pembunuhan tak berencana (manslauhgter), pemerkosaan, ataupun pelecehan seksual yang serius. Proses pengadilan anak-anak ini pun juga tak memperbolehkan publik untuk datang dan melihat.

Lalu, apakah ada kasus pembunuhan yang melibatkan anak-anak? Sayangnya ada beberapa. Di negeri ini, ada dua anak berusia 13 tahun yang tercatat menjadi pembunuh termuda, mereka berdua terlibat dalam pembunuhan anak remaja berusia 14 tahun. Tiga tahun kemudian, anak remaja berusia 17 tahun membunuh seorang perempuan yang berasal dari Mongolia. Ia dihukum seumur hidup, tapi putusan hukum ini akan dilihat lagi ketika ia berusia 28 tahun.



Media

Ketika anak-anak terlibat dengan kriminalitas, misalnya pembunuhan, media di sini sudah ditatar sedemikian rupa untuk tidak membahas nama-nama anak yang terlibat. Biasanya media akan menulis bahwa nama anak-anak ini tidak bisa disebutkan karena alasan hukum.

Ini di media resmi, bagaimana di media sosial? Tetep engga boleh dan kita para pengguna media sosial, sekalipun tahu nama mereka juga tidak boleh menyebarluaskan nama mereka. Dalam sebuah pembunuhan seorang anak remaja yang bernama Ana Kriegel di sini, perwakilan media sosial pernah dipanggil pengadilan karena nama-nama dan foto pelaku beredar di media sosial. Media sosial kemudian harus menghapus informasi nanma dan foto yang disebarluaskan masyarakat.

Bagaimana dengan individu yang menyebarkan? konsekuensinya konon serius, tapi saya belum melihat publik yang dihukum karena melakukan hal tersebut. Tapi di negara tetangga, di Inggris, hal ini sudah diimplementasikan. Hukumannya, percobaan.

Soal ketidakbolehan menyebar nama ini, dalam kasus pembunuhan Ana Kriegel di atas, ketika mereka berusia 18 tahun pun nama mereka tetap tak boleh disebarluaskan. Nantinya ketika mereka keluar dari penjara, mereka akan diberi identitas baru.


Dampak di masyarakat

Kriminalitas anak-anak atau remaja itu di sini bikin pusing semua orang. Apalagi kalau sudah musim liburan, ketika anak-anak tak ada aktivitas dan berakhir dengan nongkrong-nongkrong dan bergerombol. Seperti saya sebut di atas, anak-anak tahu kalau mereka dilindungi hukum dan mereka pun jadi jemawa. Bukanlah hal yang aneh jika kita melihat anak-anak remaja bergerombol lalu menyerang turis, orang lewat, atau pengantar makanan (yang biasanya imigran).

Cerita-cerita soal anak-anak menyerang orang ini tak sekali dua kali saja. Sayangnya saya terlalu sering membaca cerita orang-orang yang diganggu anak remaja, biasanya di sekitaran Dublin. Di kampung-kampung sendiri cerita ini agak jarang (bukan tak ada), karena kampung cenderung kecil dan orang kenal satu sama lain.


Dalam dunia obat-obatan terlarang pun, anak-anak ini juga sering dimanfaatkan oleh para pengedar untuk mendistribusikan obat terlarang. Obat terlarang di sini tak hanya banyak lagi, tapi kalau menggunakan bahasa Malangan, buanyaaaaaak. Menariknya, remaja yang menyebarkan barang-barang terlarang ini (engga semua lho ya), seringkali punya hobi mengenakan jaket merek-merek tertentu. Jaket ini bukanlah barang murah, harganya bisa ratusan hingga ribuan Euro.

Penutup

Dalam beberapa minggu terakhir ini, di Dublin, beberapa turis asing juga diserang oleh anak-anak remaja. Satu turis Amerika bahkan hingga koma ketika diserang tiga anak remaja. Gara-gara tiga anak remaja ini, kedutaan Amerika sampai mengeluarkan peringatan keselamatan untuk warga negaranya.

Berdasar pengalaman saya, Dublin ini termasuk aman, tapi kalau sudah lihat remaja bergerombol, saya mendingan jauh-jauh, karena udah kapok pernah diganggu di angkutan umum, dan engga ditolong.

Terakhir, kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa anak-anak nakal ini tak digebukin aja (kayak maling di Indonesia). Balik lagi, anak-anak di sini sangat dilindungi dan orang dewasa tidak dilindungi. Jadi kalau ada pemukulan, yang salah ya tetap yang dewasa. Salah satu teman saya bercerita, tokonya kemalingan, malingnya di bawah umur, dikejar oleh sang empunya toko, dan yang diputuskan bersalah, tentu saja bukan si maling!

Show me love, leave your thought here!