Bicara pendidikan untuk orang dewasa di Irlandia bisa dibedakan menjadi dua. Pendidikan tersier/ pendidikan tinggi, di Indonesia lazimnya kita sebut sebagai kuliah, serta pendidikan jalur non-kuliah (semacam kursus).
Pendidikan Tinggi/ Kuliah
Kuliah menurut KBBI adalah:
kuliah /ku·li·ah / 1 n sekolah tinggi: — guru; 2 n pelajaran yang diberikan di perguruan tinggi: ia memberikan — di Fakultas Sastra; 3 v mengikuti pelajaran di perguruan tinggi: ia sedang –; 4 v ceramah: — subuh, ceramah agama yang disampaikan setelah salat subuh;
Ketika ngomongin kuliah kita ngomongin perguruan tinggi, pendidikan mandiri setelah SMA. Di Irlandia sendiri ada tiga sektor kalau ngomongin kuliah: Universitas dan College (dua institusi ini kalau di Irlandia bedanya agak blur dan mereka digunakan secara bergantian), serta Teknologi (seperti ITB, ITS).
Rentang waktu kuliah sendiri kurang lebih sama seperti di Indonesia, dari 3-4 tahun untuk bachelor degree (S1), 1-2 tahun untuk master degree (S2), serta beberapa tahun untuk PhD yang patiently hoping for a degree untuk PhD.

Biaya kuliah sendiri, ada biaya EU dan non-EU. Bedanya, tergantung program yang diincar. Bedanya bisa sedikit, tapi bisa juga berkali-kali lipat. Nah ini ibu-ibu yang bawa anak dari perkawinan sebelumnya dan memegang paspor hijau, biasanya suka kaget kalau lihat perbedaan harga yang berkali lipat.
Pendidikan Selain Kuliah
Gaya belajar orang dewasa itu berbeda-beda. Ada yang cemerlang di bidang akademik dan bisa menghabiskan ratusan jam belajar. Tapi ada pula yang harus melakukan praktek dan lebih sukses belajar ketika berada di lapangan. Nah di sini, jika kuliah bukan pilihan utama karena pilihan atau keterbatasan nilai akademik, ada pendidikan yang namanya apprenticeship.
Apprenticeships ini perpaduan belajar teori yang diadakan oleh insitusi pendidikan dan dikombinasikan dengan praktek langsung di lapangan. Contoh apprenticeship yang paling mudah terkait dengan konstruksi, seperti ilmu perledengan, ilmu perkayuan, motong batu, peratapan, sampai menyusun bata. Tak hanya konstruksi sih, ada juga yang terkait dengan IT seperti cybersecurity, sales, termasuk retail supervision, mekanik, tukang daging, atau sous chef.
Durasi apprenticeship sendiri dari 2-4 tahun, levelnya kalau berdasar framework di atas mulai dari 5 hingga 9. Generally, apprenticeship ini engga bayar biaya sebesar perkuliahan. Ada sedikit kontribusi yang mereka harus berikan tergantung berapa banyak mereka menghabiskan waktu duduk belajar teori.
Plus, kalau mereka kerja praktek mereka di bayar. Ambil contoh baru-baru ini kran di rumah kami harus dibetulkan oleh apprentice tahun kedua, kebetulan kami kenal. Tapi ya karena masih baru dengan ilmu terbatas, harganya lebih murah. Kran kami sendiri berakhir terbalik, air panas di kanan dan air dingin (biasanya sebaliknya). Harap maklum, namanya masih belajar dan tentunya lebih murah…
Di sini, mereka yang mengambil apprenticeship umumnya tidak disebut sebagai mahasiswa atau disebut kuliah. Mereka disebut apprentice (contohnya apprentice plumbers) dan program mereka disebut sebagai apprenticeship.
Kursus
Masih ada lagi? Ada dong, model Award of qualifications. Saya sendiri menyebutnya kursus yang sesuai kualifikasi atau area specialisasi. Contoh mudahnya, untuk project management, di dunia ada organisation PMI dengan berbagai kualifikasinya. Nah Irlandia punya kualifikasi lokal, yang akan diakui secara lokal (biasanya ada di level 6). Kursus ini harganya beraneka rupa, dari ratusan hingga ribuan Euro.
Untuk para pencari kerja biasanya mereka juga bisa mengambil kursus ini “gratis”. Gratis saya kasih dua tanda petik, karena dibayar oleh pembayar pajak negeri ini. (Catat ya: gak ada yang gratis di negeri ini). Berdasar pengalaman saya, gratis ataupun berbayar, kursusnya jadi satu. Kenapa ada kursus gratis? supaya bisa menambah skill, lalu mendapat pekerjaan dan tentunya mendapatkan pekerjaan (lalu berkontribusi pada pajak).
Penutup
Dari pengamatan saya ketika masih tinggal di Indonesia dan ketika saya tumbuh besar, sekolah yang fokus pada skill untuk bekerja (seperti sekolah memasak, sekolah menjahit), seringkali dipandang sebelah mata. Kuliah masih sangat dipandang sebagai sebuah hal yang jauh lebih baik. Padahal, tidak semua orang mampu kuliah ataupun tertarik untuk kuliah. Ada orang-orang yang memang lebih suka menggunakan tangannya untuk bekerja dan mereka jauh lebih bertalenta di bidang tersebut.
Di Indonesia sendiri, pekerjaan-pekerjaan fisik sering kali diremehkan, karena bukan pekerjaan di balik meja. Sebaliknya, di sini, permintaan akan jasa mereka sangatlah tinggi dan jasa mereka tidaklah murah. Untuk mendapatkan jasa mereka butuh berbulan-bulan dan tak jarang transaksi dilakukan secara tunai.
Btw, saya dulu pernah kenalan sama anak baru di kantor yang pertanyaannya langsung: “Kamu S2-nya dulu di mana? Saya S2 di UGM”. Duh yang di UGM…
xoxo,
Tjetje