Topik ini bukanlah topik baru lagi, sudah berulang kali dibahas beberapa blogger, tapi tetap jadi topik yang bikin banyak orang meradang, kesal dan jengkel. Kebiasaan nitip-nitip ini selain merepotkan, juga bisa dengan mudahnya merusak hubungan pertemanan. Apalagi kalau sifat egois mulai nampak dan merasa punya hak atas bagasi orang lain. Halo…situ ikut bayar bagasi?

Jatah bagasi ekonomi promo untuk penerbangan internasional sekarang bermula di angka 20 atau 23 kg saja, tergantung harga tiket. Sementara untuk kelas bisnis, bagasi agak longgar, 40 kg. Untuk frequent flyer sendiri ada tambahan bagasi, lumayan ekstra kilo bisa untuk bawa kerupuk. Banyak atau tidaknya jatah bagasi ini sendiri, tergantung dari individu masing-masing. Tapi yang pasti, bagasi ini dibeli dengan keringat dan darah, hasil kerja keras dan tidak gratis.
Titipan ilegal
Saya, ketika masih mau menerima titipan, tidak pernah mau menerima titipan yang dibungkus. Semuanya harus saya buka, tanpa terkecuali. Ini bukan hanya urusan tak percaya dengan penitip, tapi juga urusan tanggung jawab pada pihak cukai jika ditanya.
Nah salah satu barang yang sering dititip adalah rokok, karena harga rokok di Irlandia sangatlah mahal. Untuk antar Eropa sendiri jatah rokok bebas cukai cukup banyak, 800 batang. Tapi dari luar Eropa hanya 200 batang. Dan tentunya ada aja yang nekat minta nitip lebih dari jatah yang diperbolehkan dengan meminta kita bagi-bagi rokok di beberapa tas. Siapa yang nanggung resiko kalau tertangkap? Ya tentunya yang bawa rokok. Kalau sudah ketemu penitip model begini, lebih baik tolak mentah-mentah. Bikin repot dan resikonya tinggi.
Titipan dan pembayaran
Ini model baru, atau setidaknya saya baru kena. Nitip-nitip minta ini dan itu, begitu barang sampai gak dibayar sepeserpun. Kalau berubah pikiran dan minta dikembaliin sih masih okay, duit masih bisa direfund. Ini nitip barang mahal-mahal lalu tak dibayar sepeserpun. Gondok? jelas gondoknya apalagi seringkali titipan-titipan ini tak murah. Tapi ya memang salah sendiri. Ingat ya, kalau dititipin dengan mantra “beliin dulu, nanti guwe ganti” jangan pernah mau. Kalau nitip wajib bayar dulu, gak bisa bayar belakangan.
Titipan tak tahu diri
“Bagasinya banyak, asyik dong, bisa nitip banyak”.
Tukang titip tak tahu diri
Namanya manusia, ada saja yang merasa punya hak atas bagasi orang lain. Nitip minta dibawain A & B, sedikit kok. Eh tahu-tahu yang muncul banyak banget, dari A sampai Z. Tak cukup volume saja yang besar dan bisa menghabiskan seperempat koper, tapi juga datang berkilo-kilo. Saya sudah pernah berulang kali ngalamin hal seperti ini. Awal-awal masih saya bawa, lama-lama barang-barang titipan itu saya tinggalkan di Indonesia, tak saya bawa semuanya. Prioritas urusan bagasi HARUS untuk diri sendiri dan bukan orang lain. Ingat ya, bagasi dibeli dengan keringat dan darah.
Kocaknya, ada yang tak dekat, jarang ngobrol. Begitu tahu kita akan pulang (di sini orang membahas kalau ada orang lain yang akan pulang), mendadak kirim pesan manis dan titip barang untuk keluarganya. Hadiah ulang tahun lah, atau gak bisa dapat di Indonesia lah. Banyak alasannya, padahal barang yang sama bisa di beli di Plaza Senayan atau bahkan Mangga Dua dengan selisih harga yang tak seberapa. Bilang aja gak mau ngeluarin duit, tapi jadi membebani orang lain.
Penutup
Ketika pulang ke Indonesia kemarin, saya sengaja tak woro-woro kemana-mana, kecuali ke keluarga besar dan teman-teman terdekat. Cuma mereka yang saya perbolehkan nitip dan cuma untuk mereka saya rela nyariin semua titipan. Dengan ketatnya aturan cukai Indonesia, menerima titipan itu juga banyak resikonya. Apalagi jika titipannya barang-barang yang nilainya melebihi aturan yang ditetapkan.
Mudik tanpa bawa titipan orang banyak itu menyenangkan. Gak perlu repot ngatur-ngatur pengiriman titipan kesana-kemari layaknya jasa ekpedisi. Atau sibuk ngatur ketemuan untuk ngambil barang-barang titipan. Tentunya, saya juga gak perlu ribet menjelaskan kenapa kembalian ongkos Gojek saya berikan kepada abang Gojek untuk tips. Recehan aja ribut.
Sebelum balik ke Irlandia ada beberapa teman yang nitip dibawakan barang dan dibelikan bumbu. Yang minta bumbu, saya yang memutuskan berapa banyak yang saya mau bawa. Sementara yang nitip barang, sudah saya tanya berapa kilo. Jadi bagasi, bisa diatur tanpa drama. Tentunya, cuma yang spesial saja yang boleh titip 😉
Kamu, pernah punya drama titipan?
Xoxo,
Tjetje
Juga pernah titip bagasi