Orang-orang yang memonopoli tiang di dalam kendaraan umum seringkali saya hakimi sebagai bekas penari tiang. Bagi para penari, tiang menjadi salah satu elemen penting dari tarian mereka dan sering kali satu orang mendapatkan satu tiang. Biasanya orang-orang egois ini memeluk tiang, seakan tak ada hal lain yang bisa mereka peluk. Tak cukup memeluk, kadang-kadang mereka bersandar di tiang tersebut tanpa mau memberikan peluang bagi orang lain untuk berpegangan. Padahal, tiang-tiang tersebut dibuat untuk semua orang supaya bisa menahan beban ketika terjadi pengereman kendaraan. Orang-orang ini tak hanya bisa ditemukan di Indonesia, tapi juga bisa ditemukan di negara-negara maju.
Selain para “penari tiang”, golongan egois lainnya adalah para pembawa tas ransel yang tak mempedulikan penumpang lain. Di Jakarta, kebanyakan para pembawa tas ransel ini adalah pria (apa sih yang dibawa?!). Mereka jarang sekali mau meletakkan tasnya di lantai, takut kotor mungkin. Jika tak ngotot meletakkan tasnya di punggung, mereka membawa tasnya di bagian depan tubuh. Masalahnya dalam kondisi kendaraan yang penuh tas-tas ini seringkali mengambil ruang bagi penumpang lain. Tak hanya itu, tas-tas ini juga sering menabrak anggota tubuh penumpang lainnya dan sang empunya tas seringkali tak menyadari hal tersebut.
Golongan selanjutnya adalah golongan berisik, baik berisik menggunakan pengeras suara (speaker) maupun suaranya sendiri. Remaja Dublin saya perhatikan sering membawa speaker dan menyalakan musik dengan keras di dalam angkutan, mirip dengan pengamen dangdut di jalanan Jakarta. Tak hanya saya temukan di Dublin, saya juga menemukan mereka di Paris. Senda gurau anak remaja juga saya anggap sebagai hal yang mengganggu. Mungkin bagian dari penuaan adalah gemas jika melihat remaja berisik dengan senda-guranya. Padahal jaman remaja dulu saya tak kalah berisiknya, saking berisiknya angkutan yang saya naiki pernah diberhentikan mendadak dan pengemudi angkutan marah kepada kami semua. Pengemudi saat itu meminta kami semua, yang masih duduk di bangku SMP, untuk diam karena suara kami mengganggu. Sekarang saya paham betul kemarahan pengemudi tersebut.
Berbicara di telepon dengan suara keras bagi saya juga sangat mengganggu. Apalagi jika pembicaraan tersebut berlangsung lama dan dipenuhi dengan aneka rupa drama dan sumpah serapah. Di Irlandia saya sering sekali bertemu dengan kelompok ini dan karena dasarnya orang Irlandia itu suka ngomong durasi obrolannya pun jadi panjang banget. Ditambah lagi paket-paket telpon genggam disini seringkali menggratiskan panggilan telpon. Wah pas sudah buat yang doyan ngomong.
Masih banyak lagi keegoisan di dalam angkutan umum, termasuk mereka yang tak mau memberikan kursi jika ada yang membutuhkan.Tak hanya orang muda saja yang melakukan hal ini, orang-orang tua pun melakukan hal serupa. Beberapa waktu lalu misalnya, saya menyaksikan seorang Ibu dengan dua orang anaknya duduk di kursi prioritas. Ketika penumpang lain, ibu muda dengan anak kecil naik, ia tak bergerak. Begitu pula ketika seorang nenek naik. Si nenek berdiri sementara dari belakang saya hanya bisa menggerutu. Sampai kemudian seorang nenek yang lain lagi naik dan meminta kursi prioritas (disini banyak nenek-nenek naik bis). Lucunya, ibu ini malah menyuruh kedua anaknya berdiri dan memberikan kursi mereka. Anak-anak remaja tersebut pun ngomel. Peristiwa itu mengingatkan saya bahwa anak-anak belajar dari contoh yang diberikan di sekitarnya.
Tak semua orang di Irlandia berperilaku seperti itu. Masih banyak yang mau memberikan kursinya kepada yang memerlukan. Bahkan saya pernah melihat pengguna narkoba yang memberikan kursinya. Menariknya dia berkata bahwa memberikan kursi merupakan salah satu hal baik yang perlu dilakukan. Dia juga menyayangkan anak-anak muda jaman sekarang yang enggan memberikan kursinya.
Di Jakarta ada anggapan bahwa perempuan yang duduk di kursi khusus perempuan di TransJakarta ataupun di gerbong perempuan, seringkali kejam karena mereka tak mau memberikan kursi kepada mereka yang memerlukan. Selain karena egois dan mungkin tak mau tahu bagaimana etika dalam menggunakan transportasi publik, mereka mungkin saja merasa sama berhaknya karena tempat-tempat tersebut diprioritaskan bagi perempuan. Ingat sendiri kan kasus mahasiswa di Yogyakarta yang ngomel panjang di social media karena hal ini? Si mahasiswa merasa paling berhak duduk di gerbong perempuan karena dia adalah perempuan. Mungkin sudah saatnya gerbong perempuan dihapuskan dan diganti dengan gerbong lansia serta ibu hamil.
Menolak duduk di bagian dalam angkutan umum juga saya anggap sebagai hal yang menyebalkan. Lebih menyebalkan lagi kalau mereka yang ngotot duduk di dekat pintu ini adalah ibu-ibu yang baru pulang dari pasar dengan aneka rupa belanjaan. Alamat proses pengangkutan penumpang lebih lama karena penumpang mesti melompati tumpukan sayur segar atau bahkan ayam hidup. Di Irlandia saya nggak ketemu tumpukan sayur atau ayam di dalam angkutan, tapi saya menemukan orang-orang (sebagian kecil lho ya) yang menaikkan kaki ke atas tempat duduk kosong di kendaraan umum. Biarpun sudah dipasang banyak peringatan tetap saja masih banyak yang melakukan hal ini, padahal sepatu-sepatu mereka itu seringkali kotor.
Apalagi yang suka bikin gemas di angkutan umum?
MBAK JANGAN GITU DONG AKU DEMEN GELAYUTAN DI TIANG NIH (walaupun bukan bekas penari tiang) 😆
Aku kapok naik kereta yg khusus gerbong perempuan. Afgan bener (baca: sadis)!
Makanya tiangnya dibagi jangan dipakai sendiri. Indeed aku mending di gerbong campur aja lebih manusiawi.
Setiap kali naik busway, saya paling sebal lihat kursi prioritas diduduki oleh orang-orang yang tidak termasuk kategori prioritas, bahkan sampai ketiduran. Petugasnya pun tidak mau negur penumpangnya. Belum lagi yang berdiri di area “dilarang berdiri”. Pernah juga ada penumpang yang berdiri sambil ngupil dan keluarin bubble gum terus bekas upil dan bubble gumnya itu ditempelin di tiang -_____-
Iya itu petugas segan. Itu konsep emang salah mestinya bukan dipisahkan laki dan perempuan tapi yang prioritas dan bukan prioritas.
Iya segan sekali. Mau negur yang berisik pun segan. Kalau dipisahkan secara priority, mungkin pemisahannya lebih clear yah mba.
Tambahin mbak Tje, yang suka baca koran di angkutan umum. Asli ganggu banget baca koran segede2 gaban gitu. Kalo pas lagi sepi sih gak masalah, kadang lagi rame (bukan padat ya), teteup aja ada yang cuek baca koran bikin sempit.
Urusan gak ngasih kursi juga annoying. Mesti ditegur dulu baru ngasih duduk buat ibu hamil dan orang tua *sigh*
Wah ngeselin banget itu tukang baca koran.
Ngerokok di dalam angkot. Beneran minta diajak berantem deh kalo ini.
Tapi aku juga sebel kalo ada penumpang yang duduk dekat pintu angkot dan ga mau geser pdhl masih ada tempat. Pernah aku negor ibu2 yg ngotot ga mau geser pdhl ada penumpang mau naik angkot, penumpangnya lagi gendong anak, nenteng kantong belanjaan, pas hujan pula. Jadi lama krn susah mau masuk angkotnya! Kasian juga krn anak yg digendong jadi sempet kena ujan jg, ribet bener deh. Bener2 ga ada empatinya sama sekali, bikin geram.
Aku biasanya suruh matiin dengan pura-pura hamil. It works all the time, thanks to my belly.
Paling gemes (dalam artian saking gemesnya pengin nonjok) kalo ada laki2 naik angkot terus nyalain rokok mentang2 duduknya deket jendela. Kalo sopir yg ngerokok agak susah ditegur sih ya. Lah itu kan angkotnya.
Elus-Élus perut bilang hamil.
Kalau saya gemes sama dorong-dorongan mba, nggak naik nggak turun trans jakarta atau kereta. Masuk rusuh duduk rusuh keluar rusuh T_T
Disini keluar masuk sama2 gak rapi tapi gak pakai dorong2an. Aku paling sebel kalau mau keluar dihalangin. Biasanya aku tabrak sama injak kakinya. Hahaha
Gemes sama orang yang makan di angkutan umum dan makanannya berbau tajam..uh paling ngga enak. Baunya kemana-mana. Tiap hari kalau pulang kerja saya naik bis dan ketemu ibu yang sama, makan jajanan yang sama (model steamboat, berbahan ikan, rasanya mungkin enak tapi baunya ga nahan). Sampan-sampai saya memilih pulang lebih awal biar bisnya ngga barengan lagi :))
Harusnya emang makan dilarang ya. Disini supir bis suka galak minuman aja gak boleh dibawa.
sebetulnya memang dilarang Mba, ada tulisannya di bus, train dan taksi juga. Ada dendanya 5000 ringgit, tapi tetep ada yang bandel
Kalo make tas ransel sih saya liatnya kalo ditaro di bawah justru ga aman mba di Indonesia mah, hehe, apalagi kalo padat. Jangankan ditaro di bawah kaki, ditaro di bagian khusus tas yg suka ada di atas tempat duduk aja bisa tau2 ilang, temen yg berbeda pernah kejadian ilang tas baik yg ditaro di bawah kaki sama yg di bagian tas. Kalo ditaro di bawah juga malah dibilang egois karena ga ngasih ruang berdiri buat yg lain, tas pun bisa keseret entah kemana kalo kondisi padat bgt. Tapi yg jelas faktor utama sih karena jaga dari dicopet. Lagi dipake aja bisa diambil isinya, apalagi kalo ditaro di bawah. Ga bisa langsung dihakimi egois juga loh mba kalo sikonnya kaya krl di jabodetabek, pun begitu kalo di bis2 kota :). Paling aman tetep tas taro dipake dan taro di bagian depan daripada berpindah tangan isinya 🙂
Aku baru tahu tentang copet, canggih juga mereka bisa kerja cepat dalam kondisi padat. terimakasih untuk masukannya, gak semuanya egois tapi kalau udah nabrak2 orang dan gak kelihatan (apalagi yang ditaruh belakang) menurutku gak mikirin keselamatan orang.
Disini tas ditaruh diantara kaki jadi dijepit pemiliknya.
Hihi. Iya Mba. Copet dan kawanannya emg makin canggih aja. Nah itu temen padahal naronya dijepit di kaki dia. Dipegangin juga, tetau aja isi tasnya ilang, udah ada banyak hasil siletan juga tasnya. Ya gitu deh, akhirnya paling aman emg dipake dan ditaronya di depan sambil dikekep kalo pas padat bgt 😅
Di angkot paling gak suka sm yg ngerokok Mbaak.. Kalau ttg tas, digendong di depan kayaknya emg butuh supaya gak rawan kecopetan, pakai handbag pun biasanya aku bawa di depan badan…
Nah handbag besar tuh juga reseh apalagi kalau berdiri di depan orang duduk. Yang duduk jadi gak nyaman karena tas besar suka nabrak orang.
Ngerokok di angkot pas lagi ujan (ga ujan aja nyesek) :(. Ransel nih berlaku juga utk anak sekolahan. Naik angot ranselnya ga dilepas dulu gitu muter badan mau duduk otomatis ransel gendutnya noyor muka yg duduk disebelahnya *lap keringet
Iya harusnya dilepas dan ditenteng ya, jadi lebih aman buat yang lain.
Paling gak suka kalo ada yang ngerokok di angkot, memonopoli tiang di transjakarta (karena saya pendek, jadi capek banget kalo ‘gelantungan’ di pegangan tangan) dan yang berisik ketawa ketiwi ngakak sepanjang jalan :’)) padahal waktu aku ABG berisiknya banget bangetan :p
Tanda2 sudah menua, gak suka ABG ☺️
Iaaa Mba, bagian yg gk mau duduk di dalem di angkot itu ngeselin bgt, krn aku tiap hari pp naik angkot. Trs mending gt. Kakinya kdg minggir ke pintu, jd ngalangin dan gak ngerasa berdosa, ihhhh jambak nih *galakkk* haha
Hahaha terus kalau ditegur nyolot!
Duh banyak banget nih Mbak.
1. Kalau angkot kecil gitu – saya sebel kalau ada yang gak mau geser. Maunya deket pintu ajaa sama seperti Mbak Astrid itu. Padahal dia turunnya paling terakhir (pernah kejadian kayak gini).
2. Kalau di bus – maunya di pinggir pintu (juga). Tapi kalau ini sih hati2 saya mbak. Dah kejadian beberapa kali dan ternyata mereka ini copet.
3. Kalau soal khusus perempuan itu – saya suka keselnya sama yang pura-pura tidur. Padahal mereka tahu ada nenek2 atau ibu hamil di depan mereka. Alasannya, kan masih banyak itu pria2 yang pada duduk di bagian non perempuan.
Apalagi ya… itu dulu aja deh mbak
Merasa paling berhak, terus gak merasa setara dengan pria 😦
Iya mbak. Bingung kadang di situ
Ngakak bagian “Mungkin bagian dari penuaan adalah gemas jika melihat remaja berisik dengan senda-guranya.” Ini bener banget Mbak Tje, semakin tua, aku semakin keganggu sama cekakak cekikik gak penting anak-anak SMA/SMP itu. Hihi.
Sama sebal juga kalau ada ibu2 bawa anak, dikasih kursi, eh trus anaknya yang disuruh duduk (atau berdiri) di situ. Anaknya pun masih 1-2taun. Berdiri pula di kursinya, gak duduk. Yaudah sih kenapa ibunya gak ikut sekalian duduk aja, kan jadi mubazir itu space cuma keambil sama kaki kecil. Grrrh..
Oh satu lagi, sama yang makan di dalam angkutan umum trus sampahnya dibuang dengan sok-sok naro di pojokan atau bawah kursi. Yelah, udah sik bawa aja, buang pas turun! Grrrh..
Iya itu yang berdiri bahaya kalau rem mendadak bisa terpental!
nah begini kadang memang bikin nyebelin..udah tau tempat umum padahal..apalagi dulu waktu di kereta pramex..ibu ibu hamil eh anak mudah gak mau pindah n gantiin buat ibu ibu hamilnya..parah dah
Iya harusnya ada gerbong ibu hamil.
klo pramex sebenarnya ada gerbong khusus wanita..tapi paling depan sendiri
Nah kalau Pramex perempuannya pada afgan gak? kayak di Jakarta?
afgan yg mn nih..”sadis” hihihi ?
Mbaaak, aku justru paling nggak enak kalo nggak beretika di kendaraan umum. Pas ngebis mau ke tempat konferensi dulu, pas bis lagi ramai dan yg tersisa cuma priority seat, disuruh duduk di tempat yg tulisannya priority. Aku nggak mau tapi dipaksa haha akhirnya duduk juga cuma satu pemberhentian trus balik berdiri. Rasanya nggak nyaman aja gitu sih 😂
Terus pernah temen-temen sampe melantai di kereta dan berisik pas pulang ke asrama, sampe ditegur sama penumpang lain. Duh malunya kalo ketahuan orang Indonesia 😅
aku pernah cerita berisik di bandara ada gerombolan TKW cekakakan. ampun memalukan. Disini priorty boleh diduduki tapi kalau ada yang butuh baru berdiri. Kecuali di bis ya, kursi itu cenderung dihindari.
Dari Perjalanan dari Surabaya ke Jerman, singgah di Malaysia, aku juga nemuin para TKW yang nyetel musik keras padahal lewat HP, pas kudengarin aah ternyata dari Indonesia. Ada old couple yang mau rest di daerah situ, ngliatin aja tuh para TKW, sambil gedek2 kepala. Gitu mereka ya malah ketawa2:( waaah mental gini kalau yang naik transport negara maju semacam Jerman bisa syok kali ya hehe, soalnya dengerin lagu juga gak boleh keras kan di subway sini.
disini bakal kena denda kalau naikkin kaki ke kursi gitu & kalau makan & minum (ice cream) di dalam bus…aku super bete kalau ada yang nelpon kenceng2 dan lama, udah gitu pakai bahasa yang roaming pula..sumpe gedeg !
Kayaknya mesti didenda nih yang di Irlandia. Gak di bis, tram,kereta kelakuannya sama.
Aku juga sebal kalau ada yang ribut (banget) ketika di angkutan umum. Tapi mungkin harus toleransi juga sih. Disini ada gerbong kereta yang dikhususkan untuk gerbong tenang, alias tidak boleh ribut-ribut disitu. Jadi kalau keretanya ada gerbong semacam ini, aku memilih gerbong ini. Kalau ada yang ribut di gerbong ini, penumpang lain berhak untuk mengingatkan bahwa ini adalah gerbong tenang 😀 .
Wah enak banget ada gerbong tenang, bisa tidur dengan nyaman. *tukang tidur*
Iya sama ky Maya.. Yg suka baca koran. Klo mau baca koran, diakalin aja mendingan, dilipet2 gt biar ga ganggu sebelah2nya..
Duh, aku paling gemez liat org yg suka angkat kaki seenaknya. Mau sepatu bersih ato kotor, tetep aja ga perlu naekin kaki sih 🙂
hihihi ngakak baca yang penari tiang x)))
tapi suka gak sadar siihh orangnya, berasa tiangnya milik sendiri aja
Iya dikekep sendiri orang lain mau megang nyolot.
pacaran di angkot!duduk paling pojok,trus yang cowok ngomongnya bisik-bisik di telinga ceweknya..asli, aku yang depannya risih bangeeet..udah diliatin juga tetep asik sendiri..
kayanya emang dunia serasa milik berdua deh itu..ffffffttttt
Kalau d Jerman, aku belum pernah nemu yang kayak gini. Penumpang di Jerman semua rapi2, ada tempat buat ibu hamil yang bawa strolley, kalau gak ada, biasanya orang otomatis berdiri,kadang tanya ‘Anda mau duduk?’. dan kalu mau masuk kereta bawah tanah (amgkotnya Jerman), ya yang diluar nunggu dulu di samping kanan kiri, baru kita yang diluar masuk. Sama kalau di lift juga.
Orang Jerman emang terkenal disiplin ya. Aku ingat dulu di Jakarta kolegaku senengnya nyebrang di tempat yang bener.
Iya emang, meski lampu merah gak ada mobil lewat sepi, tetep aja orang nunggu lampu ijo. Ternyata meski sama2 wilayah Eropa berbeda juga ya tingkat disiplinnya.
sekedar tambahan : Pas di kereta bawah tanah, angkotnya Jerman, ada temen yang makan, eeh dari intercom langsung ditegur, ada CCTV hehe.
Nah itu baru bagus. Kalau disini gak ada yang peduli 😦
minggu lalu saya ngalamin juga, bis penuh, ada dua orang pria yang rebutan posisi pegangan di tiang, saling sikut yang ujungnya adu mulut sampai mau berantem, cepat dilerai yang lain..tapi ya ampun ego nya sama sama tinggi, sampai mau adu tinju garagara tiang-.-‘ pernah juga saya sama anak ga dikasih kursi duduk, jadi berdiri sambil gendong anak, ada perempuan yang masa bodo dan ada kakek tua yang duduk dibelakang si perempuan, berdiri dan nyuruh saya duduk dibangkunya, sikakek yang berpenampilan kayak ustaz sampai bilang: kita muslim harusnya saling tolong menolong, apalagi ada seorang ibu yang kesusahan dgn anaknya– duhh yang depan pada nyolot dan malah ngata2in si kakek di bikin lelucon..si kakeknya sabar aja, ditegur yang lbh tua pun prilaku org jaman skrg emang kebangetan…jaman kerja di jkt saya termasuk pasukan beransel atau tas depan, bukan knp2..tapi kadang cara teraman juga buat ngelindungin diri dari pelecehan pas padet2nya dempet2an
Saya jarang banget lihat perempuan bawa ransel di Jakarta tapi bener juga itu bisa memproteksi.
kl di busway paling sebel kalau ada yg ga mau geser ke bagian dalam padahal masih kosong, kasihan penumpang yang udah lama nunggu bus eh ga taunya ga bisa masuk karna dikira padat *padahal penumpang numpuknya di tengah/depan pintu doang.
kl masalah cewek2 sadis yg ga mau mendahulukan prioritas ah urut dada sajalah 😀 *saking udah kesal bgt
Nah itu bikin jumlah penumpang yang diangkut gak maksimal.
Yang suka bikin sebal di angkutan umum ya apalagi kalau bukan yang merokok di angkutan umum? Kaya ga peka gitu sama orang lain. Padahal kadang ada ibu hamil 😦
Terus kadang pengemudinya juga ngerokok terus baunya keseluruh kendaraan.
Di Leiden apalagi kalo malem2 gitu rame bener mahasiswa2 S1 yang mabok baru pulang dari Den Haag. Aku sering banget dulu sekereta ama mereka kalo abis ketemuan sama temen dan ngebar sampe malem di Den Haag. Berisiknya ga nahan! Apalagi kalo mereka udah berantem, orang mabok sini kalo berantem paling cuma teriak-teriakan kayak cewek xD
Hi Mbak, salam kenal.. br perdana comment ni 😀
Kalo menurutku yg paling nyebelin adalah orang yg merokok di angkutan umum. Pernah negur yg begini, malah disembur asap rokok. Bete.
Yg kedua adalah segerombolan anak sekolah yg berisik ga ketulungan, mengumpat dgn kata kasar, bahkan mem-bully salah satu anggota gerombolan. Padahal dulu waktu sma pernah diusir dari angkot krn berisik dan sakit hati sama supir. Sekarang aku berempati sama supir angkot yg dulu. Maap ya Pak
Hi Pipit salam kenal. Orang merokok memang menyebalkan dan suka gak mikir kalau abunya bisa berterbangan ke orang lain, ngerusak baju dan tentunya bau. Nah kalau bullying itu yang jadi pertanyaan kita harus stop atau biarkan saja?
Yg di bully itu tdk hanya sekali, aku mulai dr berdeham keras, kupelototin, sampe kutegur langsung tergantung sampai mana kata2nya. Cuma kadang aku takut anak yg dibully bakal makin dibully setelah turun dr angkot krn dianggap bikin malu (oh my, logika yg aneh, tp memang banyak cerita kudengar begitu) 😓
Hi Mbak, salam kenal. Aku br perdana comment 😀
Menurutku yg paling nyebelin adalah yg merokok di angkutan umum. Pernah negor yg begini, malah disembur asap rokok. Bete
Trus yg kedua nyebelin adalah segerombolan anak sekolah yg super berisik, mengumpat dgn kata kasar, bahkan mem-bully salah satu anggota gerombolan.
Padahal dulu aku sakit hati diusir dr angkot krn berisik, tp sekarang bs berempati sama Pak Supir. Maap ya Pak
Masalah angkutan umum yang aku alami di kotaku Bekasi saat ini adalah maraknya pengangguran bertato seluruh tubuh, badan tinggal kulit membalut tulang dipenuhi tempelan piercing dengan gaya punk, naek duduk nangkring di dekat pintu teriak-teriak sambil keplok-keplok tangan. “Kami mohon pengertiannya 1000-2000 tidak akan membuat Anda miskin!” Duhh kalo gak dikasi kebayang mereka maennya keroyokan, pernah abang supir angkot berteriak kaget karena si punk pengganggu ini maen lompat ke dalam angkot. Wadoww dia tereak2 membentak si abang angkot mengancam akan menyerang dan bakal bawa masa orang Ambon (sorry harus sebut etnis, karena terbukti sering disalahgunakan) sampe si abang angkot minta maaf berkali-kali. Dengkul ibu-ibu di dalam angkot yakin pada lemes dan perasaan tertekan. Padahal di kotaku banyak banget petugas satpol PP hanya berjaga di depan mal mengawasi orang harus menyeberang di jembatan yang super tinggi tanjakannya tanpa boleh memakai zebra cross. Kapan nih jalan di Bekasi bisa jadi Shibuya Cros ahahah. Iyah maksudku si satpol PP gak ada andil menertibkan premanisme 😦
Ada hal baik dan membuat aku terharu, waktu naek bus kota di Kyoto, bangku priority walaupun busnya sepenuh apa pun gak ada yang dudukin loh sama orang yang muda atau gak punyak hak duduk di kursi priority. Emang sih cuma beberapa hari aku lihat di Kyoto seperti itu karena bukan bermukim lama. Tapi aseli pemandangan super manusiawi itu bikin aku terharu.
Ada yang ngeselin nih: bicara keras-keras dalam angkot dengan temannya, mengganggu ketenangan orang lain.
Ah bener nih, berisik.
wah, saya termasuk golongan pembawa tas ransel baik di depan ataupun kadang di belakang. ransel saya isinya gede, menggelembung gitu. kenapa ditaruh di depan? karena biar ga dicopet. meski di dalemnya saya ga bawa berlian bongkahan sih 😛 oh ya, ada lagi, kalo di angkutan umum sini kalo pas rame dan dempet dempetan serta dorong-dorongan, resiko kena pelecehan juga gede sih mbak. meski kalo ditegur, mereka ngeles klise : lagi penuh, kalo ga pengen disenggol ya naik taksi sono
Eh itu ngeselin banget ya yang senggol2 itu. Minta digampar, karena kita kan juga tahu bedanya senggol2 yang gak sengaja sama yang sengaja.