Pinjam Duit

Saya punya prinsip tak mau meminjamkan uang pada teman. Bagi saya, pinjam-meminjam uang itu berpotensi merusak hubungan pertemanan yang sudah terjalin selama kurun waktu tertentu. Parahnya, hubungan ini bisa menjadi rusak karena nilai uang yang kadang tak seberapa, sekedar ratusan ribu rupiah. Padahal, membangung pertemanan itu susah dan yang paling penting, pertemanan itu begitu berharga sehingga tak layak dirusak oleh rupiah.

Kendati sudah terkenal pelit dalam urusan meminjamkan uang, masih saja ada orang-orang yang nekat mencoba. Alasan orang minjam biasanya macam-macam, tapi yang paling banyak saya terima karena kepepet, ada musibah yang memerlukan biaya besar. Selain itu, ada pula yang terpaksa meminjam karena perlu membayar tagihan rutin yang harusnya sudah bisa diprediksi ketika gajian. Bad money management. Tergantung kedekatan saya dengan sang peminjan, tapi jika kami benar-benar dekat, biasanya saya akan memberikan uang tanpa perlu dikembalikan. Jumlah yang saya berikan pun lebih rendah dari yang diminta. Cara ini terbukti efektif untuk menghentikan percobaan pinjaman-pinjaman di masa yang depan, karena sang peminjam biasanya gak enak. Yay!!

Selain dua alasan di atas, ada lagi satu alasan yang bikin gondok: “buat modal usaha”. Nah kalau yang minjam dengan alasan ini biasanya jumlah yang akan dipinjam bukan ratusan lagi, tapi jutaan. Resiko meminjamkan uang jutaan bagi saya agak mengerikan, apalagi gak ada jaminan dari BLBI jika terjadi gagal bayar. Nistanya, kalau pinjaman ini nekat kita tolak, seringkali ada komentar miring macam: “masak sih duit segini aja ga punya, kan gajinya kerja disini [sambil menyebut institusi tempat saya bekerja dulu] pasti gede.” Walaupun tak pernah mengalami, tapi saya sering mendengar mereka yang memiliki pasangan orang asing dikomentari tak enak: “ya kan suaminya bule, duitnya banyak.” Lha kalau pasangannya orang asing, apa mereka mesti buka koperasi simpan pinjam?

Ngomong-ngomong tentang pinjam duit, di tiap negara dimana ada komunitas orang Indonesia pasti ada peringatan-peringatan supaya berhati-hati jika si A, B, C atau D meminjam uang, karena catatan buruknya. Catatan buruk ini apalagi kalau tidak pernah mengembalikan uang pinjaman. Enaknya di Irlandia, mereka yang nekat minjam uang dan tak dikembalikan bisa diperkarakan, bahkan dipaksa membayar secara cicilan dengan cara dipotong dari gajinya. Enak sih uang kembali, tapi capeknya itu lho.

pinjam duit

source: bankrollup.com

Bicara tentang pinjam meminjam, tentunya kita tak bisa lepas dari institusi seperti koperasi, pegadaian dan juga bank. Saya kadang bingung, mengapa orang-orang yang perlu uang untuk usaha ini tak memulai menyimpan uang di koperasi, membangun reputasi lalu meminjam uang ketika saatnya sudah tiba. Berdasarkan pengalaman orang-orang, proses meminjam di koperasi itu lebih mudah daripada di bank, walaupun bunganya sungguh mengerikan. Koperasi tak hanya dikenal di Indonesia saja, di Irlandia pun saya menemukan institusi serupa.

Selain koperasi, alternatif tempat ‘pinjam uang’ lainnya adalah pegadaian yang punya reputasi beres dalam waktu lima menit. Sekitar enam tahun yang lalu saya pernah berurusan dengan pegadaian ketika gaji saya terlambat dikirimkan. Telatnya sudah gak main-main lagi dan sialnya tabungan saya tak bisa dijamah karena diprogram untuk rentang waktu tertentu. Menggadaikan barang ternyata mudah sekali, cukup bermodal kartu identitas dan barang yang digadaikan. Bunga pinjaman dihitung dalam waktu mingguan, jadi semakin cepat menebus semakin rendah bunganya. Jika tak ditebus dalam kurun waktu 16 minggu, barang tersebut kemudian akan dilelang.

Dengan akses seperti itu, mestinya pinjam-meminjam uang pada teman tak perlu dilakukan. Cukup ke pegadaian yang bisa ditemukan dimana saja, dan menggadaikan barang berharga. Bebas dari rasa malu pada teman, apalagi pada orang tua. Di pegadaian pun petugas juga tak bertanya kenapa kita memerlukan uang.

Bicara tentang pinjam-meminjam, tentunya kita tak bisa melupakan institusi perbankan. Perbankan di Indonesia tak hanya gencar menawarkan kartu kredit tapi juga gencar menawarkan KTA, kredit tanpa agunan. Beberapa tahun lalu saya ditawari KTA yang bunganya sungguh mencekik leher. Ketika itu, KTA yang prosesnya luar biasa mudah tersebut ditawarkan sebagai sebuah paket dari employee banking yang ada di institusi tempat saya bekerja. Sang marketing menawarkan KTA dan saya menolak, karena tak sedang memerlukan uang tunai dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat (saya juga tak rela bayar bunga yang mencekik). Mas marketing kemudian berkata: “Ya siapa tahu ingin liburan ke luar negeri atau ganti handphone yang lebih canggih. Sayang lho mbak, kesempatan bagus dilewatkan”. Oalah mas, nampaknya pinjam uang sekarang bukan karena kebutuhan yang mendesak lagi, tapi karena memaksakan gaya hidup tertentu.

Pernah dipinjami uang oleh teman, atau mungkin dipaksa utang oleh bank?

Xx,
Tjetje

63 thoughts on “Pinjam Duit

  1. Aku pernah punya pengalaman sekali dipinjami uang oleh teman dan itu nagihnya susah banget Mbak. Yang minjem siapa, tapi kok terkesan yang ngemis-ngemis siapa. Pas awal minjam manis banget sampe bikin ga tega, giliran ditagih udah kayak ngilang ditelan bumi. Dan abis itu saya kapok.
    Beberapa bulan yang lalu ada temen aku yang mau minjam Mbak (ini teman yang cuma sekeder kenal dan udah lama ga kontek terus tiba-tiba kontek mau pinjam uang), udah ditolak eh beberapa bulan kemudian ngomong lagi. Aku bilang aku ga ada uang lebih buat dipinjemin, dan Mbak tau ga dia bilang apa. Katanya suruh aku pinjam ke teman aku nanti dia balikin kok pasti. Astaga naga ya kali Mbak, sarannya pinter amat. Sampe ga abis pikir aku. ckckckck

      • Ember Mbak, aku bilang kan mana mau lah temen aku ngasih pinjem orang yang ga dikenal. Dijawab dong Mbak sama dia, ya berpura-pura aja lu yang pinjem Lan, ntar g balikin deh beneran. Ya kaleee Mbak, males gila aku.hahaha
        Dia dulu temen smp Mbak, dulu lumayan akrab tapi cuma 1 tahunan aja terus dia diprovokasi sama temennya jadi kita ga deket lagi. Terus kan pas kuliah aku pindah ke Jakarta, nah pas balik ada sempet ketemu terus kontekan bentaran, terus dia ngilang terus tiba-tiba nongol mau pinjam uang. Ga dikasih beberapa bulan kemudian kontek lagi mau pinjam lagi, hadeh.

  2. Tiap hari sampe bosen ditawarin KTA via telepon sama telemarketing bank. Dari yang nawarinnya sopan sampe minta dijitak. Hehehe pernah sekali dibecandain “boleh mas, tapi gak usah bayar ya. Kan situ yang nawarin pinjaman gratis” eh langsung di tutup hahahaha
    Aku setuju, urusan pinjam meminjam uang ini bisa bikin runyam. Kalo kepepet mending pinjem ke bank atau ke pegadaian biar gak ribet. Duit gak kenal saudara dan teman soalnya. Mereka terlalu berharga buat diikorbankan demi uang 🙂

      • Eh aku udah pernah malah ditantangin loh, aku lapor aja sama CS bank nya. Ya ga ngaruh juga, ttp di tlp. Kesel2 sekarang sih bilang “maaf saya belum butuh” terus matiin. gak pake basa basi lagi. No hard feeling kok, mereka akan langsung telepon orang lain karena target mereka salah satunya adalah banyaknya call yang bisa mereka lakukan perhari nya 🙂

  3. Sama mbak saya juga berprinsip tidak mau ngasih pinjaman uang. Soalnya pengalaman di masa lalu sering merasa dimanfaatkan, ujung2nya gak dibalikin. Meskipun udah diiklaskan tetep aja rasanya nyesek ha ha ha……..

  4. Aku oknum sering kepepet minjem uang Mbak, gara2 sering lupa siapin uang cash, lupa bawa dompet, sama lupa asal nyelipin ATM klo abis dipake.. Skrg strateginya duit diselip2in di mobil, tas, agenda, ATM & prabayar hrs ada isi semuanya, soalnya malu bok klo hrs pinjem duit.. 😦

  5. Saya bersyukur sampai sekarang belum meminjam uang… mungkin nanti kalau memang mau membeli rumah (kalau itu sih kayaknya memang harus berutang ya Mbak :hehe). Cuma saya setuju, meminjamkan uang pada sahabat sebaiknya jangan, jangan banget. Sampai sekarang saya nggak tega buat nagih uang yang dulu saya pinjamkan karena takut persahabatan rusak. Yah lama-lama mesti belajar mengikhlaskan sih, dan jadi pelajaran agar tidak meminjamkan uang ke siapa-siapa. Mending dikasih sekalian.

  6. Minjemin duit ke sodara = dilema. Dilemanya krn mereka masih sodara, kalau kayak begini ga angkat telpon aja bahkan ga balas sms. Kalau ditelpon bank hahaha memang mereka suka pake iming2 “sayang loh bu..kan pembayarannya bs dicicl aja ibu bisa gunakan untuk ini…itu..”

  7. Setuju bngt dg artikel ini sering bngt tetangga kost wkt aq masih krj gtu tp krn cuma 50rbuan tak kasih aja eh keterusan loh…trus setelah menikah aq udah di UK neh gara2 suka ganti2 foto profil bbm aq di blokir sama salah satu teman bbm katanya enneg lihat aq ganti2 foto sok pamer. Eh kmudian tiba2 aq di add lg basa basi cantik apakabarnya nah ujung2nya minjam uang dong 4juta 😆 jiah kalo ada maunya gtu…aq g ngasih,aq blg aq dah g kerja jd g ada uang sgtu eh dikatain itu…kan suaminya bule 😆 pinjemin ke suami situ aiihhh 😂 aq blg aja suamiku kan di blg bule kere dulu sama situ ya maaf…suamiku bule kere 😂 trus dia blokir aq lg buahahaha 😆

  8. Kalo pinjem pinjeman pribadi emang ud banyak banget kan ya kasusnya.
    Aku ada temen yg kerja di bank dan temennya ad yg jd nasabah kredit gitu disitu. Setelah sekian lama lancar, ternyata mulai macet. Trus ngilang ngilang. Pdhl dulunya mereka ini baik nasabah dan karyawan bank temen deket lho sejak masih sama sama kuliah. Itu aja bukan uang pribadi bisa ngerusak persahabatan.

  9. jadi inget dulu omongan alm ibu,kalo ada temen,tetangga atau sodara pinjem uang jangan dikasih pinjem,kasih aja dibawah nominal yang dia butuhin itung-itung bantu dan gak usah jadi utang. dan it works mba ail,mereka jadi segen kalo mau ngajuin pinjeman lagi,hehehehe

  10. Kalo aku rada galak mbak, jarang mau minjemin duit kalo bukan karena alasan musibah atau hal tertentu yg mendesak *apa aku pelit ya?*
    Tapi suamiku sering banget minjemin uang ke temennya, kadang ada yg ga balik,atau blik ga utuh.
    Saya pinjem uang dalam jumlah besar saat berurusan sama beli rumah. Semoga ga terbelit urusan utang piutang 😦

  11. Saya dan suami tipe orang yang kurang suka minjemin uang ke temen (kecuali terpaksa banget tapi itu juga jarang sih), alasannya sama banget kata mba Ail takut tali silaturahmi malah jelek dan putus. Sebisa mungkin kamipun tidak meminjam uang ke teman, kalopun mendesak saya minjem ke ortu atau saudara yang paling dekat (sepertinya lebih aman dan kadang ga usah dikembaliin kalo jumlahnya ga seberapa menurut ortu hihihi). mending malu sama ortu daripada sama temen deh (anak siapa ini hadoooh!), tapi jangan dijadikan modus juga hanya karena ortu ngasih kita ga ngebalikin. Hutang ya wajib dibayar….

  12. Jangankan uang, barang aja seringkali gak balik, alasannya ini dan itu. Pada akhirnya ikhlasin sih ikhlasin, tp jadi sebel sm orang-orangnya. Soalnya mereka kyk secara gak langsung mengklaim diri mrk dekat dgn Tuhan, dekat dgn Tuhan kok hukum meminjam wajib balikin aja gak tau? Malah klo ketemu mereka santai2 aja, gak merasa punya pinjeman, wkwk

  13. Aku pernah sengaja nggak nagih uangku ke teman, karena aku yakin pasti akan dikembalikan. Tapi akhirnya aku gatel juga karna udah sangat melebihi waktu yang dia janjikan dan sama sekali nggak kasih kabar kenapa dia blm balikin juga. Dan ketika aku tagih responnya begini “masih inget aja lu hahaha” ini ambigu banget menurutku, antara dia pura2 lupa atau emang beneran lupa. Tapi rasanya pengen noyor saat itu 😄

  14. Jadi keingat ceritanya teman soal temannya yang memutuskan untuk pinjam duit sama bank demi married. Habis married bukannya hanimun tapi pusing bayar utang bank setiap bulan.

  15. saya pernah meminjam dan pinjam. tp kl punya utang rasanya gak enak takut knp2 saya gak bisa ngembalikan.. kl meminjamkan sering ketika masih kerja di pabrik toyota karawang, setelah jatuh tempo dr janji duh ileh udah susah nagih di cicil lagi.. sampe malu sendiri saya. sebelnya kl calling pas lg butuh doank

  16. aku pernaaaah… dan hampir tiap bulan ada temen kantor yg mau pinjem duit.. kalo ga aku kasih, dia bilang, kalo gitu pinjem duit kantor (yg kebetulan aku yg bawa dan kelola)..

    tapi no no no no no… pasti panjang kalo urusan duit perduitan mah

  17. Ikutan cerita, mbak. Soal pinjam2 duit ini, emang bisa merusak pertemanan. Saya dan suami sama2 pernah meminjamkan uang ke teman. Kalo saya sih rada nyinyir ya mintanya kembali, walau akibatnya saya jadi dimusuhi sama yg minjem duit. Kalo suami saya, orangnya gak tegaan. Pernah ditipu. Pernah pula mengalami macet piutangnya. 2 kejadian pula. Dan gede nominalnya. Untung ketahuan sama saya, mbak. Sayalah yg akhirnya jadi debt collector nagih utang2 ini. Puji Tuhan akhirnya setelah nyicil berbulan2, hutang2 tersebut lunas. Eh, terakhir ipar saya terlilit hutang CC, minta bantu suami bayarin. Gak ada cerita deh buat dipinjamkan. Sekarang saya sih mau belajar tegaan, gak mau dihutangi lagi. Makan hati.

  18. Temen kuliah dulu tiba-tiba chat lagi setelah sekian lama, basa-basi nanya kerjaan dll, ujungnya minjem uang. Emang ngga seberapa si sebenernya, dan dia juga janji mau ganti pas gajian (dia juga kerja). Yaudah, aku pinjemin lah, transfer ke bank lain pula hehehhe..setelah tanggal gajian, ngga ada transferan, ngga ada chat dari dia juga. Aku males nagihnya. Sampai akhirnya aku sendiri butuh, akhirnya aku tagih. Dia minta nomer rekeningku, dan janjinya ditransfer pas gajian. Ternyata ngga ada juga tuh, jafi yaudah ikhlas aja hehehe

  19. Aku cuma ada study loan dari institusi pemerintah dengan bunga yang cukup rendah yang nanti bayarnya pas udah lulus. Aku kalau pinjam uang paling cuma ke dede aja, ga pernah ke teman. Begitupun kalau minjamin uang.

  20. sama mbak. g bisa keitung udah berapa orang yg minjem duit g dikembaliin, kalopun dikembaliin tu nyicil dan pas kembalian terakir yg jumlahnya kecilan mereka mendadak kena alzeimer. pas ini terakhir ada yg pinjem duit, krn dia hamil, n butuh ke dokter buat cek kandungan, kondisinya waktu tu suami blm gajian, n dia g ada pegangan akhirnya aku pinjemin, katanya sih 2 minggu lagi pas gajian dibayar, dia dah sempet minta nomer rekening, tapi ternyata sampe rangga n cinta ketemu lagipun, belum ada kabar dia bayar utang. kebanyakan mereka yg pinjem duit tuh waktu itu aku masih kerja n masih status pacaran ma suami, temen” dah tau aku jadian ma bule, dikiranya punya pacar bule tuh duit tinggal ngalir g pake nimba apa, padahal tu duit hasil nabung dari gaji, n pas dah nikah kyak gini, malah g ada kabar blas. tp well tabur tuai lah, daripada stress mikirin duit yg g balik. tapi kadang”sih kepikiran jg apalagi klo lagi bokek, jadi ngebayangin andai klo para penghutan itu bayar semua pas lagi butuh. tapi skrng aku dah g peduli di bilang pelit skalipun, aku g mau minjemi pa lagi yg minjem meragukan, tapi klo jumlahnya g besar dan kondisi keuangan lgi ok, aku masih pinjemin tapi lebih ngiklasin, kalo bayar syukur klo g dibayar yah gpp. tapi mbok ya ada konfirmasi kek, basa basi minta maaf or bilang klo mang g bisa bayar. hemmm tau’ ah.

  21. Aku lelah perihal hutang. Dan bener, pertemanan jadi rusak dan ironisnya sampe sekarang belum balik. Mana gede pula *curhatlagi* KAPOK sekapok kapoknya.

Leave a reply to supry asmawie Cancel reply