Dulu ada seorang blogger di Multiply yang pernah cerita sama saya kalau orang Irlandia itu persis banget sama orang Indonesia, suka basa-basi. Jaman dia cerita itu saya gak punya ide sama sekali tentang Irlandia (selain boyband) dan gak begitu tertarik menjejak di Irlandia. Jadi cerita basa-basi itu melintas begitu saja dan tak pernah saya tanggapi dengan antusiasme.
Begitu nasib membawa saya ke Irlandia, saya terekspos pada basa-basi khas Irlandia. Interaksi basa-basi tak hanya terjadi dengan petugas atau pegawai yang melayani ruang publik (contohnya supir taksi, supir bis, petugas penjual tiket, kasir) tetapi juga dengan orang asing yang tak dikenal di dalam tram, bis ataupun di dalam kereta.
Ada aturan tak tertulis di Irlandia untuk menyapa dan bertanya kabar, sekedar “Hi, how are you?” sebelum berinteraksi. Ini basa-basi standar dimana-mana sih, bukan di Irlandia saja, mungkin sama standarnya dengan basa-basi Indonesia yang nanya “eh sudah kawin apa belum?” atau ketika berpapasan dengan tetangga yang nanya “Mau kemana?”#MauTahuAjaSih
Dengan pengemudi bis, pertanyaan-pertanyaan seperti ini biasanya tak dijawab. Dalam pergaulan sehari-hari sendiri, jawaban standar untuk menanggapi pertanyaan kabar di Dublin biasanya grand, opsi lainnya untuk menjawab adalah not too bad. Untuk good atau fine sendiri saya malah jarang banget dengar dan kebanyakan saya dengar dari mulut saya sendiri.
Selain basa-basi menanyakan kabar, orang Irlandia juga suka memulai basa-basi dengan membicarakan cuaca. Obsesi banget, mau mendung, cerah, hujan dibahas semua. Saat cuaca buruk biasanya ngomel tapi dicampur dengan syukur, karena untung gak banjir, untung gak angin dan untung lainnya. Sementara saat cuaca indah, mood para basa-basier ini ikutan bagus.
Mereka yang ngobrol tentang cuaca biasanya suka nanya soal cuaca di negara asal saya. Menurut saya, ini metode menggiring dan bertanya tak langsung negara asal saya, tanpa terdengar kepo. Kebanyakan orang menyangka saya ini suster yang aslinya dari Filipina. Bisa dipahami sih, orang Filipina dan Indonesia kan memang mirip. Plus, di negeri ini suster (nurse ya, bukan nanny) memang banyak didatangkan dari Filipina. (nah tuh yang mau hunting bule sekolah suster aja, terus cari kerjaan di luar negeri). Negara Indonesia sendiri banyak ga dikenal sama orang Irlandia. Saking gak terkenalnya, mama saya sampai frustasi ketika jalan-jalan dan ditanya pihak museum. Biasanya, mama saya bilang dekat Australia atau deket Bali. Beres deh.
Cara saya mendeskripsikan Indonesia sedikit berbeda dengan cara mama. Saya selalu mendeskripsikan Indonesia sebagai negara asal matahari. Nah dari situ molor deh pembicaraan kemana-mana, tapi lagi-lagi topik cuaca diulas lebih dulu. Lucunya, begitu dengar Indonesia biasanya gak jauh-jauh dari 30 derajat mereka langsung keder. Terlalu panas katanya. Lha kok 30 derajat, orang Irlandia tuh ya dikasih 20 derajat dengan sedikit panas aja udah ngomel, kepanasan.
Jika ada waktu kepo akan berlanjut dan menanyakan saya kuliah di mana. Ada anggapan umum bahwa orang Asia disini ini pelajar (yang kemudian dapat kerja). Sementara orang-orang berkulit lain, selalu identik dengan migran ekonomi. Dan tahu sendiri migran ekonomi sering dijadikan alasan untuk tak suka orang lain apalagi jika terjadi kegagalan integrasi.
Keponya orang Irlandia nanyain status kawinan juga lho, padahal gak kenal. Yang nanya soal anak juga ada, walaupun caranya halus banget. Saya perhatikan orang-orang yang kepo ini biasanya orang tua. Sementara yang muda cenderung cuek dan lebih individualis. Mereka lebih suka mendengarkan musik dengan headset yang suaranya bisa kedengeran sampai kampung sebelah.
Bicara tentang basa-basi dengan orang asing, satu hari saya ngantri di sebuah supermarket. Tiba-tiba ada mbak-mbak yang nanya asal saya dari mana. Kelihatannya memang agak gak sopan, gak kenal nanya-nanya. Tapi rupanya mbak ini emang tulus ingin tahu tentang negara asal saya. Dan saya berakhir bercerita panjang tentang Indonesia dan segala kekayaan budaya serta alamnya, sampai tenggorokan kering. Persis kayak duta pariwisata Indonesia, Di akhir perbincangan ia mengucapkan terimakasih telah tinggal di Dublin dan memperkaya Irlandia. Super sweet.
Anyway, gara-gara kebiasaan basa-basi Irlandia ini, pas pulang kampung ini saya jadi lebih demen basa-basi pada orang tak dikenal lho. Di parkiran, di toilet, di kasir, pramusaji, semuanya saya sapa dengan ramah. Padahal, biasanya saya kayak orang Jakarta pada umumnya, cuek dan gak merasa perlu basa-basi. Dan saya pun terheran-heran, ini karena saya hanya liburan di Jakarta, atau karena Irlandia telah sukses menyuktikkan kebiasaan basa-basi pada saya. Entahlah.
Kamu, kapan terakhir kali basa-basi dengan orang yang tidak dikenal? Ngobrolin apa?
Xx,
Tjetje
Kalo saya biasanya lbh memilih diam mbk drpd harus basa-basi,kcuali klo ada yg negor duluan baru deh nrocos, 😁 brti org irlandia bule ramah jg y mbak 😁
Aku juga diam, nunggu disapa. Kalau gak disapa Males.
Eh iya mereka ramahnya pakai buaaaanget.
Mba Saya mau nanya Apa ajah yg dipersiapkan Klo mau ke irlandia? Klo 100.jt cukup ga untuk biaya Hidup disana Trm ksh…
Mau visit atau mau pindah?
Sama suami termasuk basa basil bukan ya, soalnya setiap dia pulang kerja aku selalu nanya dari kantor cuacanya gimana trus selama perjalanan naik sepeda ke rumah hujan apa ga. Soalnya akhir2 ini kan hujan tiap hari, dan cuaca di rumah sama kantornya selalu beda (padahal cuma 30 menit sepedahan). Sedangkan basa basinya ke aku kalo aku sudah nyampe tempat kerja, pagi kan sudah minus sekarang plus naik sepeda. Dia selalu nanya, terlalu dingin ga, hujan ga. Dan aku selalu mrengut njawabe, soale yo jelas2 ademlah haha.
Aku sekarang kalau belasan gak gitu anggap dingin Den. Kalau udah di bawah 5 baru aku anggap dingin.
Di sini sekarang kalo pagi sudah minus -1 atau -2. Makanya kalau naik sepeda ke tempat kerja rasane katuk en nemen, apalagi ketambahan hujan. Brrr. Btw, wes berapa kali sehari saiki makan di sana? Naik level dari lima kali? 😁
Rekor sembilan Den. Semalam abis makan besar pulang masih disuruh makan ketupat tahu Magelang. Wetengku atene mbledos. Tapi tak syukuri, mumpung ono.
Jadi inget cerita mbak Jihan Davinca soal basa-basi cuaca orang Irlandia. Ke mana pun tema obrolannya mengalir, ujung2nya ngobrolin cuaca juga 😂
Tapi basa basi cuaca ini jauh lebih menyenangkan daripada basa basi ngomentarin fisik orang lain tanpa diminta
Emang mending ngomong cuaca deh daripada tubuh.
Basa-basi dengan orang ga dikenal seringnya kang parkir sama pak ogah, trus supir taxi..Nah, yang panjang itu kalo sama supir taxi..wih, bisa segala macam dia ceritain ato tanyain..kadang rikuh sih mbak
Kalau pas dapat tukang taksi yang ajaib sih malesin ya. Aku suka kalau supir taksinya pintar dan enak diajak diskusi.
Yup, banyak juga ketemu supir taksi yang berwawasan banget, bahkan (sepertinya) jago bahasa Jerman (telusur punya telusur, dulu dia kerja di Jerman, karena aku ga ngerti, ya kuanggap saja dia jago) hehehe
mbaaa, dulu diajarin kalo ekspresi basa basi itu ada namanya. phatic communion apa yaa… lupa 😀
kalo aku basa basi palingan sama tetangga yg di tukang sayur. trus nanyanya ya mau masak apa gitu.. errr sekalian nyontek ide buat masak 😀
Ah aku baru tahu istilah ini. Thanks San, jadi belajar hal baru. Btw gak cuma nyontek hasil ujian ya?
Mbak San, aku jadi Googling trus nemu ini https://en.wikipedia.org/wiki/Phatic_expression katanya no any information of value, berarti topik cuaca sifatnya di tengah2 lah ya, kadang murni basa-basi kadang jadi informasi 😀
iyaaa itu dulu diajarin pas matkul sociolinguistics Gee 😅😅😅. Hanya buat convey social function ajaaa. Cuman ya kadang di Indonesia phatic communionnya menjurus personal ya. Udah nikah belum? Udah ada anak belum? Kenapa belum? Kenapa nunda dkk dsb dllajr pokoknya. Duh adek lelaaaah bang *maap mba Ce numpang zurhat 😂😂😂
wah indonesia malah asing ya disana kak. eh tp beneran deh kak aku jg kalau jalan sering dikira filipina pas di bilang indonesia katanya cuma “oh”
Aku pernah nyuruh orang nebak. Hampir semua negara ASEAN disebut, dan Indonesia engga disebut. Brengsyek.
Ramah juga ya ternyata Mbak sampe ngajak ngobrol orang ga dikenal. Saya pikir lebih pendiem daripada orang-orang Jakarta. 😛 Saya pas pertama sampe Jakarta agak syok karena ga ada sapa-menyapanya. Di sini (Jakarta) banyakan yang pake earphone yang suaranya sama-sama kedengeran sampe RT sebelah sih ya
Aku menyukai orang Jakarta yang cuek dan individualis. It suits me well. Tapi sekarang setelah pindah kok aku ketularan jadi ramah #Kaget
Mirip orang Belanda ya, hobi membahas masalah cuaca 😅
Cuaca di Belanda galau juga ya?
LOL, galau banget!!! Kadang hujannya suka telat :p
Barusan aja di ruang tunggu drg haha. Ngomongin Pemilihan di US sampe gigi anaknya 😄
Wah pemilu USA ini benar-benar menghebohkan ya, tapi aku Looking forward to see the changes. Pidato kemenangannya aja udah di luar pakem.
Ternyata orang Irlandia seneng basa basi juga ya? Kalo di Canada, menurutku orang2nya ramah, selalu menyapa atau minimal senyum, tapi lumayan diem. Jarang gitu ada yang tiba2 ngajak ngobrol. Tapi kalo kita ngajak ngobrol duluan, biasanya mereka menyambut hangat dan jadi ngobrol ngalor ngidul. Btw so sweet bgt tuh yg bilang makasih tinggal di Dublin.
Indeed she was really sweet. Aku jadi making merasa diterima. Tapi secara umum orang sini terbuka sih.
Yaampun Mbak Tje2, basa basi aku dari kemaren sama barusan tadi pulang kerja ngomongin Trump. Ini di luar kebiasaan banget sih, biasanya (iya, Melbournian ini ya suka basa basi sih kubilang) ngomongin cuaca.. trus ya jadi nanya asalnya mana, backgroundnya apa.. sempet ada yg tanya ini juga. Terus kalo Trump gara2 bsk ada protest day gitu disini, jadi banyak selebaran di tempel di penjuru city.. jadi bahan omongan deh bapakeeee
Topik paling hot
Kayaknya terakhir basa-basi dengan orang tak dikenal itu minggu ke-3 bulan Okt 2016 kmrn mbak, di kereta ada satu penumpang perempuan yang nonton drama Korea di Youtube tentang medis, lgsg deh tanya judul.. Eh lgsg merembet ke artis fave, drama fave, lagu fave, macem2 wkakaka 😆
Orang sana ramah ya mbak. Basa basi nya masih enaklah . Kalo disini basa basi orang nggak dikenal (macem sopir taxi, ojek baru ketemu pertama ) kadang keponya melebihi tetangga basa basi (ngerti lah mbak, Kalo sudah judul Ttgga). Kadang males jawabnya. Nggak jawab dibilang sombong, serba seribu jadinya
Sama seperti org Aussie mbak, di sini juga orgnya suka basa-basi, baik di kasir, bis bahkan di call center! Biasanya mereka nanya “hei how are you?” Terus kalo naik bis pas turun penumpangnya rata2 juga pada basa basi ke supirnya standar si rata2 pd bilang “have a good day”. Dan kalo sesama cowok mereka biasanya pake sapaan “mate” biar akrab. Kalo menurutku justru jauh lebih ramah drpd org Jakarta ya, keknya belum pernah ke supermarket di Jakarta disapa “halo apa kabar?” Yang ada juga “ada kartu membernya?” Kalo basa-basi cantik di sini aku belum pernah. Kalo di Jakarta seringnya ama supir taksi.
Pingback: Mullingar: Menengok Kampung Niall Horan | Ailtje
Basa basi, beramah tamah, aku seneng2 aja asal jgn ngerugiin org lain. Ke kantor pos, ke antrian Penney’s, org2 sini pada demen bgt ngobrol. Ga sadar di blkg org2 pada ngantri. Commonly witnessed in the countryside
Yang muda juga Li?
Sami Ail. Mgkn krn county kecil, kebnyakan pd saling kenal. Kdg ga kenal jg seenaknya ngobrol.
Tetangga Irlandia juga suka basa basi + ngomongin cuaca with a passion (suami orang Inggris). Mereka selalu nanya how are you? Super sopan, super nice trus aku jadi ketularan klo sama suami suka nanya how are you? How’s your day? Soalnya kebiasaanku klo di rumah ama keluarga super cuek, ga pernah nanya kabar atau cerita2. Sejak nikah aku jadi kebawa kebiasaan suami deh. Tapi klo di Jakarta aku tetap ga suka basa basi sih hahah
Mereka ramah sih tapi susah jadi teman. Cenderung ramah di permukaan doang.