Sedari dulu, hobi gw itu mengamati manusia, bertanya mengapa begini dan mengapa begitu, mengkritik lalu pertanyaan ini dan hasil observasi diproses menjadi tulisan dalam blog. Proses observasi hingga menjadi tulisan, bagi gw adalah proses panjang. Apalagi, datang dari generasi yang besar di jaman Pak Harto, dimana berpikir kritis dan bertanya kenapa itu bukan sebuah hal yang normal dan harus terus-menerus dilatih.
Duka: Ad Hominem
Tak semua tulisan gw diterima oleh orang. Ada yang tak seberapa kenal lalu nyamperin dan mengkritik dengan pedas. Yang gini sih dengerin aja, gak harus diterima atau dilawan.
Yang dekat juga tak segan kirim pesan, ngajak bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan latar belakang perbedaan pandangan.
“Pandangan dan pengalaman tiap orang itu berbeda-beda”.

Tak sedikit yang tak setuju kemudian jadi nyerang ad hominem. Alih-alih tak setuju dengan tulisan gw dan mengkritik pemikiran, malah menyerang gw sebagai individu. Dari dituduh ekonomi lemah (baca: miskin), hingga yang paling gres dilabeli nyinyir. Soal ekonomi biar urusan petugas bank, petugas pajak dan Tuhan yang tahu. Kalau soal nyinyir gw iseng cari tahu, ini artinya:
Mengulang-ulang perintah atau permintaan ; nyenyeh; cerewet.
Serangan ad hominem ini dilancarkan kemana-mana, tak hanya di dunia maya saja, tapi juga dibawa ke kehidupan di luar dunia maya. Untungnya sebagai blogger gw tak sampai dirisak parah. Paling juga dimusuhin, diomongin atau didiemin.
Apalagi kalau tulisan gw sarkastik. Ya kalau ini mah maklum saja, studi ilmiah membuktikan kalau tak semua orang punya kemampuan intelektual yang cukup untuk membaca tulisan sarkastik.
Suka: banyak!
Menjadi blogger itu bagi gw menyenangkan. Hobi observasi orang tersalurkan, bisa kenalan dengan banyak orang, berbagi pengalaman dan pandangan.
Ada juga kesempatan untuk saling bantu WNI lain. Bahkan beberapa kemudian berakhir jadi teman-teman dekat banget. ❤️
Satu hal lagi yang bikin buat gw menyenangkan ada banyak orang yg kemudian melek isu-isu yang gue tuliskan, dari soal cara kawin beda agama, pindah ke Irlandia hingga soal revenge porn. Beberapa bahkan bisa menghindari jadi korban atau setidaknya dapat pertolongan.
Penutup
Sebagai blogger, guwe gak bertanggung jawab dengan bagaimana orang memilih untuk bereaksi terhadap tulisan guwe. It’s beyond my control dan tiap manusia dewasa bertanggung jawab sendiri untuk bisa mengatur reaksi dan emosi mereka.
Tanggung jawab guwe cuma bikin tulisan yang berguna, atau setidaknya menghibur. Dan kalau satu orang saja bisa menemukan manfaat positif dari tulisan gw, then I’m grateful.
Namaste,
Blogger Nyinyir, ceunah.
It is nice to hear other’s perspectives in life. Krn gak semua org melihat dari angle yg sama. Keep writing!
Thank you Vinska. Perspective lain itu emang penting karena itu yang membantu kita untuk lebih dewasa.
Ternyata memang udah resiko ya, semakin kita bisa mengekspresikan pemikiran kita, semakin banyak orang yang baper sama kita, meskipun kita gak niat menyinggung siapa pun.
Aku yg pengen aktif ngeblog dan ngevlog sampai sekarang masih berada di tahap mengumpulkan keberanian karena jujur, takut dibully netijen yang maha sempurna dan takut gak bisa skak mat.
Tapi dari bloggingku yg apa adanya ini indeed, I’ve made friends with few people sih dan dari situ I’ve got a lot of useful insights, so more/less it helps me in making some decision, termasuk dapet insight terkait love life aku. Kalau gak ngeblog, mungkin sampai sekarang aku masih bertahan di toxic relationship dgn some local dude here dan I have to admit kalau dulu aku memang bucin banget sama that dude 😀
Memiliki pemikiran yang berbeda itu resikonya emang tinggi, tapi ya seperti aku bilang, kita dibentuk oleh pengalaman dan latar belakang yang berbeda-beda. Dunia juga jadi lebih indah kalau kita berbeda-beda.
Kumpulin keberanian yuk, selama kita gak menyerang orang karena hal-hal tertentu e.g ujaran kebencian, kita berhak bersuara dan beropini kok.
Hear… hear… carry on with your blog, I like reading it, whatever people say, namaste 🙏🏼😄
Aku mah lanjut terus, semoga blogger2 lain gak ada yang ngalami hal serupa.
Ada yang nyinyir sama kamu kah Ail?
Pengalamanku jadi blogger, banyak senangnya. Soalnya aku nulis apa yg pengen kutulis. Kadang hal2 yang dalam, seringnya hal2 receh sehari2. Trus seneng kalau dapat email atau komen yg bilang tulisanku informatif dan kasih pencerahan buat mereka. Beberapa kali disapa di jalan, katanya mereka baca blogku. Duh berasa artis aku jadinya 😅
Lebih tepatnya aku disebut nyinyir Den. Lucu sih ya orang kita itu kalau pemikiran berseberangan larinya kemana-mana.
Senengnya jadi Blogger itu emang banyak. Rewarding banget, nulis jadi banyak yg terbantu. ❤️
Aku mau balik ke blog lagi ah, nulis 😍.
Tapi emang bener Ai, keknya blog masih mendingan yaa utk nulis apapun. Yg serem kalau di socmed lainnya. Bisa diserbuuuuuuu komen hehe
Blog emang gak sepanas sosial media sih ya, jadi lebih aman. Tapi ya tetep kalau kontroversial diserang di media sosial juga 🤣 Please do come back.
Dan ketika kita punya pandangan berbeda…..saya pernah mba ai diserang🤭 apalg di era lg byk pemuja negara ini di indonesia, dikemas sedemikian ‘alim’nyanegara ini di media mainstream,ketika ungkapin fakta,byk yg bilang saya kurang bersyukur sm keadaan😅
Maunya dikasih info bumbu gula ya biar manis semua?
Keep writing mbak Tjetje! Aku termasuk yang seneng baca tulisanmu Mbak, jadi bisa nemu sudut pandang dan informasi baru.
Thanks Ira.