Car Free Day Jakarta

Kendati tinggal tak jauh dari jalan utama Jakarta, Sudirman, serta pernah punya hobi lari, saya termasuk tak rajin menyambangi car free day (CFD). Panas, kepadatan manusia serta kemalasan bangun pagi menjadi beberapa alasan utama saya tidak menggemari inisiatif yang cukup bagus ini. Menjelang saat-saat meninggalkan Jakarta, saya memasukkan CFD ke dalam salah satu hal yang harus saya lakukan, selain karena pengen motret abang-abang starbike, saya juga pengen foto di depan Monas. Keputusan yang tepat, karena di CFD saja bisa mengamati aneka perilaku manusia dan tentunya trend dagangan terkini.

Starbike

Membuang sampah sembarangan masih menjadi penyakit utama manusia. Tempat sampah yang disediakan tak mampu menggerakkan hati manusia untuk mau membuang sampah. Petugas yang menghimbau melalui alat pengeras suara di sekitaran Bundaran HI juga tak digubris. Entah orang-orang ini terlalu sibuk selfie dengan bundaran HI atau mungkin kesadaran untuk membuang sampah memang belum ada. Agaknya Pak Anies Baswedan perlu membuat program yang mendisiplinkan generasi-generasi masa depan supaya tidak punya penyakit buang sampah sembarangan.

Es Goyang

Kerumunan massa yang cukup besar tentunya menarik perhatian copet. Ketika saya berada disana, seorang yang diduga copet tertangkap. Pria muda yang usianya saya duga masih belasan tahun, belum juga genap dua puluh tahun ini diapit dua orang pria dan digiring ke pos Polisi di bundaran HI. Ia membela diri dengan berargumen tak sengaja menabrak si korban. Seorang Bapak yang nampaknya sudah cukup emosi, si Bapak mengenakan baju bertuliskan Car Free Day, tak segan-segan menampar muka anak muda itu. Jelas saja aksi itu menarik perhatian banyak orang, tapi tak seorangpun, termasuk saya, yang menegur si Bapak itu. Sayang peristiwa itu tak hanya terekam di kepala saya, saya terlalu tertegun hingga lupa mengabadikannya.

IMG_0931

Car Free Day yang diinisiasi Pemerintah Provinsi DKI sejak tahun 2002 juga menjadi ajang perkumpulan penyuka hobi-hobi tertentu. Penikmat sepeda onthel misalnya, berkumpul di depan Plaza Indonesia dengan sepeda tua dan kostum kunonya. Sementara beberapa penggemar reptile juga tak berkumpul di beberapa titik untuk memamerkan ular ataupun iguana kesayangannya. Nampaknya BKSDA mesti rajin ikutan CFD untuk melihat kemungkinan hewan-hewan yang dilindungi dibawa berkeliling disini.

Kukang

Saya juga memperhatikan beberapa kelompok penggemar sepak bola. Sempat terjadi percekcokan mulut antara satu grup pendukung grup sepakbola dari Timur Indonesia dengan satu grup yang saya tak tahu. Grup yang satu menghina mereka yang dari Timur Indonesia. Tentu saja mereka tak terima tapi untungnya mereka tak jadi tawuran. Tak habis pikir mengapa saudara sebangsa dan setanah air kita mesti saling menghina.

Ular

Ajang CFD ini mulanya untuk memberikan ruang publik kepada masyarakat untuk beraktivitas seperti berjalan kaki, bersepeda, ataupun lari dengan anjing kesayangan. Tapi saya melihat ada pergeseran, CFD menjadi pasar kaget hari minggu yang menjual aneka rupa hal, dari makanan kucing, jam KW, sampai sepatu olahraga. Trend yang cukup baru adalah plastik spiral warna-warni untuk membungkus dan melindungi kabel. Harga yang ditawarkan tak terlalu mahal, sepuluh ribu untuk tiga kabel. Tapi sebenarnya harga ini lebih mahal dari harga di stasiun kereta yang hanya sepuluh ribu empat. Selain kabel pembungkus, ada juga clip untuk mengaitkan kabel. Harganya lagi-lagi lebih ‘jauh lebih mahal’ daripada harga biasa yang hanya enam ribu rupiah. Soal makanan jangan ditanya, ada bubur ayam, susu sapi segar, lontong sayur dan aneka rupa makanan lainnya. Pengamen ondel-ondel juga banyak, malah tak hanya ondel-ondel tapi juga Masha yang dengan manisnya berpose untuk saya. Anehnya, saya melihat beberapa anak kecil cium tangan dengan si Masha ini. Aneh sungguh aneh.

Orang Jakarta memang haus dengan ruang publik dimana semua orang bisa berinteraksi dan berolahraga. Tapi alangkah indahnya jika ruang public ini tak dipenuhi dengan sampah dan pedagang dadakan, karena sesungguhnya berjalan-jalan, apalagi lari, di antara orang-orang yang sedang melihat-lihat barang dagangan itu nggak nyaman sama sekali.

Di kotamu, adakah car free day? Jika ada, cerita dong.

Xx,
Tjetje

Advertisement