[Postingan ini super panjang]
Di satu akhir pekan, saya nongkrong di Starbucks Senayan City. Tak jauh dari meja saya, seorang artis, R*** sedang nongkrong dengan temannya, konon desainer. Tiba-tiba, sore indah yang diwarnai wajah ganteng-ganteng itu diwarnai dengan kekusutan muka seorang bapak dan kepulan asap rokoknya. Si Bapak yang menyalakan rokok di ruangan berpendingin sukses kena tegur. Eh tapi abis ditegur malah makin ngamuk, tak hanya karena kecintaannya pada rokok tapi juga karena kopinya tak kunjung datang setelah 30 menit menunggu. Setelah dijelaskan, bahkan diberi kopi baru, si Bapak akhirnya mengerti bahwa kopi di Starbucks tak pernah diantarkan. Masih dengan muka masam, si Bapak menyeruput kopinya, lalu memuntahkannya ke lantai. Gak doyan atau kepanasan?
Gara-gara si Bapak, saya menulis ini di tahun 2013 , tapi elemen tulisan saya tak lengkap tanpa kenalan dengan Barista; makanya saya menunggu dua tahun. Pesan kopi di Starbucks tak segampang pesan kopi di Warung Kopi di Aceh karena Starbucks membuat kombinasi aneka rupa kopi, konon ada ribuan. Hal paling pertama yang harus diketahui sebelum memesan minum adalah ukuran gelas: short (tak pernah ada di menu), tall, grande, venti dan trente (hanya untuk beberapa minuman dingin & tak ada di menu). Semakin besar kopinya, semakin mahal dan semakin banyak kandungan espressonya. Venti misalnya, mengandung setidaknya 2-3 shots espresso.
Tentukan juga jenis gelas yang mau kita pakai. Mug, tumbler atau paper cup. Kalau mau nongkrong mending minta mug aja, jadi ga nyampah. Sementara kalau ingin diskon 3000 rupiah, silahkan bawa tumbler sendiri. Btw, garis-garis di cup plastik Starbucks itu memiliki makna dan merupakan patokan untuk pembuatan minuman.
Tipe kopi, decaf atau half-decaf (separo decaf, separo regular) perlu diinformasikan kepada Barista supaya minuman kita tepat. Jenis susu juga penting, apalagi buat saya yang tak bisa minum susu sapi. Susu kedelai bisa jadi alternatif dengan biaya tambahan extra 7500. Kalau sedang diet dan ingin susu yang rendah kalori, bisa juga minta skinny. Saran saya kalau diet mendingan gak usah ngopi disini karena kalorinya ratusan; atau bisa juga minum teh saja.
Mari kenalan sama minuman yang paling sederhana: espresso, yang merupakan bahan dasar aneka minuman kopi. Espresso sendiri merupakan teknik penekanan kopi dengan suhu dan jumlah air tertentu untuk membuat konsentrat kopi. Espresso disajikan dalam cangkir kecil, single (29 – 37 millimeter) ataupun double dan dibuat selama 25-33 detik saja. Selain disajikan polos tanpa ‘topping’ espresso bisa juga disajikan dengan whipped cream, espresso con panna atau dengan buih susu, espresso macchiato.
Americano, Capucinno, Latte, Caffè Mocha adalah beberapa tipe kopi yang berbahan dasar espresso. Bedanya apa? Americano itu espresso dicampur air. Sementara latte merupakan espresso dicampur steamed milk dan buih susu; tapi steam milknya lebih banyak ketimbang buihnya (wet). Buat yang gak seneng komposisi ini bisa minta latte dry atau bahkan extra dry; buihnya lebih banyak ketimbang susunya.
Cappuccino sendiri mirip dengan espresso, tetapi takaran bahan-bahannya dalam jumlah yang sama; 1:1:1. Lalu, Caffè Mocha adalah perpaduan espresso & coklat. Supaya gampang mari ditengok infographic di bawah ini.

infographic courtesy of http://www.designinfographics.com
Selain kopi berbahan espresso, Starbucks juga menawarkan MISTO. Bahasa Perancisnya cafe au lait sementara dalam bahasa Indonesia artinya kopi susu. Kalau espresso pakai mesin khusus, misto ini kopinya di brewing, lebih lama dari proses bikin espresso.
Dagangan khas Starbucks adalah Frapuccino, yaitu es di blender dengan kopi, susu, buah (sirup buah lebih tepatnya) atau green tea dan diberi aneka rupa sauce (bukan saus tomat, apalagi saus sambal, tapi caramel sauce). Bagi yang tak ingin es bisa minta light ice, sementara di Amerika bahasa yang tepat adalah easy on ice. Biasanya, frappucino dihiasi dengan whipped cream. Frapuccino bisa juga dipesan dengan gaya affogato. Espresso pada minuman affogato ini ga diblended tetapi dituangkan di atas, pada akhir proses, biasanya disajikan tanpa whipped cream. Untuk Frappucino saya akan jelaskan sebagian pada postingan terpisah. Tak semuanya bisa dijelaskan karena ada banyak macamnya, bahkan ada edisi terbatasnya. Selain Frapuccino, Starbucks juga jualan banyak minuman lain seperti ice chocolate dan teh; gara-gara ekpansi minuman non-kopi inilah Starbucks mengganti logonya.
Jadi, bagaimana cara mesen yang benar? Mulai dari ukurannya dulu, kalau mau upsize (biasanya pakai kartu kredit BCA) sebutkan dulu ukuran asli yang mau kita upgrade. Lalu beritahu panas atau dinginnya, supaya Barista bisa ambil gelas yang tepat. Kemudian, urutin permintaan aneh-aneh kita dengan kolom yang tersedia (lihat sisi kanan infographic di atas). Contoh paling sederhananya: grande upsize to venti| Ice americano| decaf| single shot| extra syrup.
Beberapa hal random tentang Starbucks
- Berilah Baristanya tip karena honor atau gaji Barista itu tak sampai harga 2-3 gelas minuman yang kita pesan. Jadi berbaik hatilah member mereka tips, apalagi kalau minuman kita ribet. Tipping ini biasanya dibagi rata oleh semua Barista, walaupun ada juga Barita yang ngalami gak kebagian tip.
- Bersihin meja yang kita pakai, bukan harus di lap, cukup di buang cupnya atau kembalikan gelasnya ke counter. Tak hanya membantu Barista, ini juga membantu konsumen selanjutnya.
- Kopi di Starbucks ga pernah diantar. Jadi pas pesen sebutkan nama dengan benar, atau kasih nama yang unik, biar Baristanya senyum. Kasihan lho mereka kerjanya capek.
- Perhatikan baik-baik cup yang kita ambil dan jangan sampai ambil punya orang. Kalau ketuker, kasihan Baristanya harus ganti, padahal mereka cuma punya jatah 2 gelas sehari.
- Makanan di Starbucks Jakarta di ambil dari sebuah bakery di BEJ. Jika tak habis, biasanya makanan ini dibawa pulang oleh Baristanya. Nah kalau gak nemu makanan di kaca pajangan, tanya sama Baristanya. Siapa tahu keselip 😉
- Dibanyak tempat di Eropa, Starbucks banyak dicela karena kualitas minuman mereka yang dianggap tak seperti kopi. Kedai-kedai kopi di sana juga tak seramai dan sebanyak di Indonesia.
- Starbuck City Tumbler dan City Mug banyak di koleksi. Jadi kalau ke negara-negara yang eksotis, belilah beberapa tumblers dan mug, lalu silahkan dijual lagi di Kaskus. Kadang, tak perlu dijual di kaskus, dibawa minum ke Starbucks aja bisa ditawar sama Baristanya.
- Starbucks Dublin tak punya tumbler dan hanya punya gelas, tapi sampai detik ini baik saya maupun mas G tak pernah menemukannya. Menurut Mas G sih orang Irlandia gak doyan Starbucks & ga suka bawa tumbler.
- Starbucks tak ada di Italia, konon selain karena orang Italy kopinya lebih enak dan punya banyak kedai kopi, harga kopi Starbucks yang mahal diprediksi bikin orang ogah bayar.
- Jika beruntung, kita bisa dapat minuman apa saja dengan ukuran tall dengan memberikan komentar. Cek baik-baik semua receipt yang kita punya.
https://instagram.com/p/zONkrfwxqQ/?taken-by=binibule
Pusing ya lihat banyaknya minuman mereka?