366 hari lagi, sang empunya blog akan diundang menghadiri pesta perkawinan akbar dari salah satu anggota keluarga. Pesta perkawinan akbar, karena pesta perkawinan ini ditunggu-tunggu dari sejak lama karena sang pengantin sudah pacaran cukup lama. Tak cuma di Indonesia saja yang “reseh”, di sini pun yang pacaran terlalu lama juga suka disindir untuk segera mengikat janji.
Pesta perkawinan yang akan saya hadiri ini akan menjadi pesta perkawinan besar, mengundang ratusan tamu, bahkan angka undangan mendekati 400 orang. Undangan tak perlu dikalikan menjadi dua seperti di Indonesia ya. Di Indonesia sendiri, angka 400 bukalah angka yang mencengangkan, karena angka ini bagi sebagian, mungkin kebanyakan orang dianggap sebagai angka “biasa-biasa aja”.
Undangan perkawinan
Undangan perkawinan biasanya dikirimkam jauh-jauh hari menjelang perkawinan dan tamu diharuskan untuk RSVP. Fungsinya tentu saja untuk menghitung jumlah tamu yang akan datang dan mengatur kursi. Di sini, semua tamu harus duduk, pestanya tak berdiri.
Dari beberapa undangan yang pernah saya lihat dan saya terima, undangan di sini tak seheboh seperti undangan di Indonesia. Terhitung sederhana dan biasa-biasa saja.
Saya sendiri tak banyak menerima undangan perkawinan, jari di tangan kiri saya tak habis untuk menghitung jumlah undangan perkawinan.
Pemberkatan di Gereja
Mayoritas penduduk negeri ini beragama Katolik, kendati sudah tak banyak yang ke gereja, seringkali perkawinan mengambil tempat di gereja. Keeping the tradition ceritanya.Nah undangan ke gereja sendiri tak untuk semua orang, tergantung pengantin dan keluarganya. Acaranya sendiri biasanya sangat intim.
Selain pemberkatan di gereja, ada juga pengantin yang mengambil upcara spiritual. Upacara seperti ini bisa diadakan di hotel tempat perkawinan berlangsung. Untuk perkawinan muslim sendiri, saya belum pernah menghadiri. Malah suami yang pernah menghadiri, di mana pengantin pria dan pengantin perempuan dan para tamunya dipisahkan.
Resepsi Perkawinan
Jika pengantin mengadakan pemberkatan, biasanya tamu akan langsung menuju area resepsi dan disambut dengan makanan kecil dan minuman. Pengantin sendiri biasanya berfoto-foto di lokasi yang tak jauh dari tempat resepsi. Saya dan suami juga melakukan hal serupa ketika perkawinan kami di Irlandia. Jika di Indonesia pengantin jalan-jalan dengan baju pengantin biasanya pre-wedding, di sini biasanya post-wedding.
Setelah menikmati makanan kecil, para tamu kemudian akan diundang ke ruangan untuk makan malam. Seperti saya tulis di atas, semua orang harus duduk. Jadi para tamu harus tahu meja tempat mereka akan duduk. Siapa duduk di mana biasanya sudah diatur oleh pengantin. Penting banget ini, apalagi kalau ada teman yang lajang yang mau dijodohkan.
Menu-menu makanan sudah diletakkan di meja dan para tamu bisa langsung order makanan yang dimaui. Dari makanan pembuka, utama hingga pencuci mulut. Oh ya bicara makanan di negeri ini tak bisa lepas dengan bicara alergi. Alergi-alergi harus dikomunikasikan, supaya makanan tak terkontaminasi.
Sebelum makan dimulai, biasanya ada pidato-pidato, dari pihak keluarga maupun dari best man. Pendamping pengantin pria. Pidato-pidato ini biasanya lucu, sering diselipi dengan guyonan yang bikin pengantin deg-degan atau malu.
Di lokasi pesta perkawinan, biasanya selalu ada bar. Budaya minum (kendati tak semua orang minum di negeri ini), sangatlah kuat. Minuman beralkohol sendiri harus dibeli oleh sang tamu, tak diberi gratis. Minuman gratis hanya disajikan ketika datang dan sambil makan (biasanya anggur merah atau putih). Di sini, membeli minum harus gantian. Ronde pertama Mawar yang bayar, ronde ke dua Melati yang bayar. Terus begitu sampai tak kuat minum lagi.
Begitu makan malam selesai, pesta akan dilanjutkan dengan dansa-dansa, dengan band dan DJ. Meja-meja dilipat, kursi dipinggirkan dan area pesta berubah menjadi dance floor. Acaranya sendiri biasanya berlangsung hingga semalam suntuk, tergantung musik dan bar. Di hotel sendiri, bar bisa dibuka hingga jam empat pagi. Di tengah malam, biasanya ada penganan kecil yang disajikan, bisa roti lapis, sosis, kentang, burger mini, serta kue pengantin.
Untuk alasan kepraktisan, seringkali para tamu tinggal di hotel yang sama dengan hotel tempat perkawinan berlangsung. Esok paginya pun bisa sarapan bersama-sama & biasanya kondisi para tamu udah hangover berat, kecuali para tante dan Oom yang tak ikutan minum.
Ada beberapa tata krama yang harus diperhatikan ketika menghadiri perkawinan di negeri ini:
- Selalu RSVP, supaya pengantin bisa menghitung jumlah tamu.
- Gantian bayar minum. Mentalitas minta dibayarin melulu harus ditinggalkan, gak boleh egois gak mau bayar. Dan jangan salah, orang sini merhatiin mereka yang suka gak mau gantian bayar.
- Hadiah perkawinan harus pantas. Norma mengatur hadiah perkawinan itu harus cukup untuk membayar makanan dan extra uang untuk biaya perkawinan. Soal ini bisa jadi satu postingan sendiri deh.
Perkawinan yang harus saya hadiri memang masih satu tahun lagi, tapi kepala sudah mulai menghitung, hadiah, pakaian yang akan digunakan, hingga booking kamar hotel di tempat perkawinan. Bagi mereka yang punya anak, mereka harus memikirkan soal penjaga anak, karena biasanya anak-anak dilarang datang di acara perkawinan.
Kamu, lebih suka perkawinan privat atau pesta perkawinan heboh Indonesia?
Selamat tahun baru,
Tjetje