Alkisah minggu kemarin saya yang nggak ada kerjaan dan rindu masa kecil memutuskan ikutan Songkran di Hotel Borobudur Jakarta. Daripada muter-muter di mall dan bikin kantong bocor, lebih baik mainan air dan nyemprot orang, gratis pula. Niatnya aja udah nggak tulus, nyari gratisan, sampai venue nggak ada yang gratis sodara-sodara, cuma airnya buat semprot-semprotannya aja gratis. Saya pun merogoh kocek seharga 55 ribu untuk beli ‘tongkat komando biar kayak jenderal’, demi main air! Sementara pistol-pistolan kecil dihargai 30 ribuan dan pistol maha besar dihargai 145ribu. Ini pistol mahal banget, padahal jaman dua tahun lalu beli di Laos pas Songkran, nggak sampai 50 ribu. Well, tapi sebagian keuntungan dari penjualan makanan (yang enak-enak!) disumbangkan. Udah menyumbang, peserta pun dibanjiri hadiah, bahkan satu orang yang beruntung mendapatkan paket liburan ke Thailand selama 4 hari 3 malam.
Perayaan Songkran yang lebih awal kemarin, diadakan oleh Kantor Wisatanya Thailand. Pinter ya, ngadainnya pas menjelang Songkran biar orang kepengen pergi ke Thailand. Anyway, Songkran ini merupakan perayaan tahun barunya Thailand yang ditandandai dengan siram menyiram air, sebagai symbol menyucikan, selama tiga hari berturut-turut. Nggak cuma ada di Thailand aja sih, di Cambodia dan di Laos juga ada. Kalau di Laos namanya Pii Mai.
Dua tahun lalu saya dan Mas G, terjebak ikutan festival air ini di Vang Vien, Laos. Sebelum festival dimulai, kami sudah menyiapkan diri dengan pistol air, tas kedap air (dry bag) untuk membungkus peralatan elektronik dan dokumen berharga. Selama tiga hari berturut-turut kami bersiram-siraman air dengan aneka rupa manusia, dari anak-anak hingga orang dewasa. Dari orang asing hingga orang Laos asli. Cuma Biksu doang yang nggak berani kami siram.
Hari pertama sih menyenangkan karena Vang Vien lagi panas-panasnya. Saking panasnya, sungai yang berada di salah satu sudut Vang Vien pun mengering dan bisa dilewati mobil. Begitu hari kedua kami udah mulai males kesiram air, apalagi air ini nggak bersih-bersih amat. Pas hari ketiga, udah BT aja lihat orang main air nggak selesai-selesai. Apalagi sebagai pemanggul ransel, kami nggak bawa banyak pakaian. Nggak cuma saya yang BT, pengemudi tuktuk pun ikutan ngamuk kalau disiram, apalagi pas ada yang menyemprotkan air berwarna.
Anyway, kemarin di Hotel Borobudur saya sukses bikin anak berusia sekitar 4 tahun menangis. Bapaknya dan si Adik kecil mendekat ke bak plastic tempat air untuk mengisi senjata. Melihat manusia yang masih kering, kami pun langsung menyerbu si Bapak. Bapaknya lari terbirit-birit, anaknya ditinggal sendirian. Dasar saya nakal, si Adek yang lagi sendirian dan kebingungan langsung saya jadikan mangsa empuk, siram. Adik kecil yang lagi bingung lihat bapaknya lari dikejar orang langsung marah dan ngejar saya, sukseslah dia memukul saya. Bow…mukulnya penuh emosi. Puas mukul saya dia pun menangis sekencang-kencangnya. Puk..puk…puk..kalau lagi Songkran nggak boleh ngambek kalau disiram.
Yang mau berbasah-basahan di Songkran tahun ini, yang jatuh dari tanggal 13 hingga 15 April ini, jangan lupa bawa minuman herbal untuk menolak angin dan minyak kayu putih ya. Tapi kalau udah ada pacarnya, peluk pacar aja deh biar anget. *apaan sih!*
Happy Lao New Year. Gebyur!!!
seru yah mbak Tjetje…
Seru tapi sayang airnya.
Mesti pacar ya Ai? Aku pengen bgt loh ada di acara ini tapi belon kesampean hihi. Seru ya padahal😊
Seru sih kalau sehari, tapi tiga hari capek Non. Nggak pacar, suami boleh lah :p
wahhhh keliatanya asyik tapi kalau sampai 3 hari ya bisa bisa masuk angin…
ai padahal biksunya mupeng lo mau di siram juga 😀
Sehari aja dari siang sampai sore udah pada keriput tangan, apalagi tiga hari. Yang girang sih anak kecil, bisa puas main air.
mba ai aku suka tas yang di pakai Mr. G beli disana ya
mba ai suka deh sama tasnya Mr.G belinya disana ya
Itu tasku, oleh2 dari temen di Bali. Diembat sama dia.
ohhhhh
berarti belinya di bali ya 😀
Iya, tapi ga tau dimana. Kemungkinannya pasar Kumbasari, Denpasar. Sudah lama juga, mungkin sudah ganti tren.
iya tapi itu unuk suka aku man ijo lagi 🙂
Coba kalau ke Bali cari deh di Kumbasari, siapa tahu ada. Kalau nggak ya sekalian belanja oleh2 🙂
iya kalau ada rejeki amin
Hahaha seru tuh mba, Aku penasaran sama festival songkran. Basah-basahan seperti omed-omedan hihihi tapi bedanya nggak ada cium-ciuman 🙂
Belum bisa ke Thailand padahal bulan april ini kan acara songkran yaaa.. pengen ikutan juga. Kapaaaan yaa.. mmh …
next year, atau kalau di Jakarta, tahun depan ikut Songkran yang diadakan kedutaan/ Otoritas pariwisata aja.
Langsung kurang ceria pas bagian ‘airnya jg ga bersih2 amat’ hahaha… Ga jd deh penasaran pengen ikutannya
Iya, apalagi kemaren di borobudur di lapangan rumput. Jadinya banyak rumput nyasar ke ember. Entah gimana.