Di desa-desa di Jawa, ada tradisi dan kebiasaan mengganti nama ibu-ibu menjadi nama suaminya. Istrinya Pak Edi misalnya dipanggil menjadi Ibu Edi atau Nyonya Edi. Sementara di Papua, ada tradisi mengganti nama ibu dengan nama anak pertamanya. Jika anak tertua bernama Thomas, maka si Ibu berganti menjadi Mama Thomas. Satu kampung tahunya mama Thomas.
Kendati tradisi ini merupakan tradisi yang dipegang selama bertahun-tahun dan dilestarikan banyak orang, ada hal-hal yang kurang mengenakkan. Pertama, perempuan menjadi kehilangan nama yang diberikan sebagai hadiah (dan dibeberapa keluarga dianggap sebagai doa) dari orang tuanya. Selain itu, secara administrasi jadi menyusahkan. Ambil contoh ketika urusan surat harus dikirimkan dan alamat rumah tak lengkap karena sistem yang belum sempurna. Pak Pos pun bakal kerepotan karena tak tahu siapa sebenarnya Ibu Valensia, kecuali jika diberikan tambahan Mama Thomas.
Perubahan nama ini juga seringkali merepotkan di dunia sosial media. Bagi saya, yang paling mengganggu adalah ibu-ibu yang mengganti namanya menjadi Bundanya X, Ibunya Y, Mamanya Z, kemudian memasang foto profil dengan foto anaknya dan request friend di facebook. Lha siapa yang bisa memperkirakan siapa kira-kira ibu dari anak-anak tersebut dan kemudian mencari data-data wajah dari masa SMP atau SMA. Aduh, aku kan bukan google image yang bisa cari wajah asli.
Kawin dengan orang asing sedikit banyak juga berurusan dengan kemungkinan pergantian nama keluarga. Saya sendiri tak berganti nama keluarga, karena seperti kebanyakan orang Indonesia dokumen-dokumen saya tak ada nama keluarga. Well, sebenarnya saya punya nama keluarga tapi nama keluarga ini tak pernah dituliskan di dalam dokumen-dokumen resmi. Jadi, saya pun mudah tinggal mengadopsi secara tidak resmi nama keluarga pasangan saya (kalau mau adopsi resmi mesti lewat pengadilan). Ketiadaan nama keluarga sendiri juga sempat merepotkan ketika pihak catatan sipil di Hong Kong melihat dokumen-dokumen saya. Lha bapak ini nampaknya belum ketemu Pak Suharto ataupun Ibu Suharti yang dagangan ayam enak itu.
Pergantian nama sendiri sebenarnya merupakan pilihan dan tak selayaknya menjadi paksaan, seperti di Jepang di mana perempuan diwajibkan mengganti nama keluarganya menjadi nama suaminya. Bagi banyak perempuan, mengganti nama keluarga itu menjadi satu hal yang berat karena nama keluarga merupakan identitas yang sudah melekat semenjak lahir. Perubahan nama untuk mengadopsi nama pria juga dilihat sebagai dominasi dan sisa jejak patriarkis. Tak hanya itu, pergantian nama juga dianggap merepotkan ketika terjadi perceraian. Makanya banyak perempuan yang tak mengganti nama keluarga, atau kemudian menggabungkan nama keluarga, seperti Jolie-Pitt. Di Spanyol sendiri wajib hukumnya untuk menuliskan dua nama keluarga dari pihak ibu dan bapak. Jadi jangan heran kalau nama mereka kemudian menjadi sangat panjang.
Bicara tentang nama tentunya tak bisa lepas dari salah pengucapan nama. Nama saya, Ailsa, yang sering salah diucapkan menjadi Ailisa, Alisa, Elisa, Eilisa, Aisyah, Aisah, Ashley, dan seribu satu salah ucap lainnya. Nama saya sebenarnya tak terlalu susah diucapkan, apalagi kalau dibandingkan dengan nama-nama Irlandia yang antara penulisan dan pengucapannya jauh berbeda. Ambil contoh nama Saoirse, pemeran utama film Brooklyn, yang namanya salah diucapkan pada saat nominasi Golden Globe. Saoirse sendiri dilafalkan sebagai Seer-sha. Kalau kata Ryan Gosling, “It’s Seer-sha like inertia”.
Masih banyak lagi nama-nama Irlandia yang penulisan dan pengucapannya jauh berbeda. Beberapa di antaranya saya list disini:
Caoimhe : KEE-va atau KWEE-va
Siobhan : shi-VAWN
Sadhbh : Sa-iv
Aoife : EE-fa
Ciara : KEE-ra atau KEE-ar-a
Maeve : Mayv
Niamh : Nee-av atau NEEV
Sinéad : Shi-NAYD
Daithi : DAH-hee
Eoin : O-in
Oisin : UH-Sheen atau O-sheen (persis karakter film Jepang itu)
Seamus : Shay-mus
Cian : Kee-an atau KEEN
Nah karena saya sudah merasakan betapa gak enaknya dipanggil seenak udelnya orang, saya berusaha keras untuk bisa belajar mengucapkan nama-nama tersebut dengan benar. Tapi yang jelas, saya belum pernah mendengar orang Irlandia yang mengganti namanya karena keberatan nama.
Bagaimana dengan kalian, punya cerita seru tentang nama?
Ugh jujur dulu sebel setengah mati sama nama sendiri, Maya sering di balik jadi Ayam. Kesel rasanya. Buat yang ngeledekin sih lucu, cuma buat yang punya nama kan gondok ya. Belum lagi nama belakang aku yang Indonesia banget (Astuti), sering dulu jaman kuliah di ketawain.
Tapi makin kesini sih makin bodo amat deh (baca: kalo ada yg benarin manggil ayam ayam langsung ta judesin atau tampol sekalian). Karena itu, aku ga pernah ngenyekin nama orang dan berusaha manggil nama orang sebenar-benarnya, atau tanya dulu orangnya mau di panggil apa 😀
Aku justru nanti kalau punya anak mau kasih nama Indonesia yang pakai su-. Nama-nama itu gak dipakai lagi karna orang gengsi maunya nama ‘barat’. Aku pernah bahas soal nama jelek May, emang kurang ajar bener deh!
Sebenernya nama Indonesia bagus kok, cuma orang yang kekotaan suka ngerasa nama asli Indonesia kampungan (mungkin berasa lahir di yurep sana 😀 )
Iya, nama jelek itu kurang ajar tetep sampe kebawa sampe sekarang pula kalo ketemu temen lama
Itu nama busyet, jauh ya penulisan sama pengucapan haha.. Susah banget mba, aku coba beberapa kali ucapan susah banget di lidah..
Kalau buka Youtube ada cara pelafalannya Trid. Satu lagi yang susah disini nama orang China. Biasanya dia bikin nama Barat.
Iya, mbak terutama yang di social media itu, repot kalau sudah keseringan ganti nama, terlebih bila menggunakan karakter bermacam macam…
Alay bener deh kalau pakai karakter aneh-aneh.
Uwoohh itu nama Irlandia susah2 jg ya sebutinnya.. Nama belakang kamu juga aku bingung sebutnya Tje 🙂 hehehe
Nama belakang Dempsey, bacanya damn-see. Itupun kalau daftar apa2 mesti di spell satu2 karena orang Irlandia suka ga bener spellingnya.
Nah itu tapi tulisan Irish nya Diomasaigh gitu ya? Kalau Dempsey masih lebih familar .. Patrick Dempsey hehehe 😉
Iya itu Diomasaigh emang versi Irish dari Dempsey. Yep, satu trah sama Patrick Dempsey itu. Beda kegantengan tapinya 😋
Wuih, susah juga ya Mba nama pengucapan dan penulisannya bisa jauh gitu, kalo aku jarang salah nama paling kadang dari Puji jadi Putri atau Suci hahaa
Ya ampun sudah gampang masih salah juga Ji!
Gampang dan jelas kan? Hehe… Ya begitulah 😂
Hai Kak Ailsa salam kenal 🙂 Pernah di sekolahku ada adik kelas yang nama belakangnya Dogie Rajagukguk. Bukan maksud menghina nama dan marga suatu suku, tapi waktu baca pertama kali namanya, aku sempet shock. Nggak tau itu beneran atau becandaan aja, tapi begitulah nama yang tertulis di mading sekolah, waktu itu dia dapet predikat apa gitu, aku lupa. Ngomong2, orang Irlandia sendiri apakah suka salah nyebut nama2 saudara sebangsa mereka yang susahnya seperti di atas? Beda banget penulisan dan pelafalannya 😅. Aku sendiri suka sebel kok kalo dipanggil Eliza, kan jelas2 namaku pake S bukan pake Z.
Orang Irlandia bisa pronounce tapi sering salah nulis. Batista non-Irlandia yang kasihan sering dimarahin. Nama Batak unik-unik, dulu di Malang ada yang namanya Benetton kayak merek baju itu. Konon pas lahir apa yang dilihat langsung jadi nama.
Yang bikin shock itu perpaduan dogie dan rajagukguknya, itu maksudku hehe.
Mungkin pas lahir bapaknya lihat dogie.
Eh tapi ada juga lho cowok Jepang yang nikah terus ngambil nama keluarga istri. Biasanya karena si istri anak perempuan tunggal atau ga punya adik cowok jadi si suami yang ambil alih. Tapi si suami biasanya juga bukan anak laki-laki tunggal atau sulung di keluarganya. Anak lelaki cadangan kl kayak keluarga kerajaan mah.
Wah baru tahu. ♥️
Sebenarnya udah dari jaman samurai dulu. Kayak temennya kenalan-ku yang anak kedua tapi laki sendiri. Dia kan gay dan udah punya pasangan, jadi pas kakak dia yang cewek nikah si suami ikut nama keluarga mereka.
Suka nggak konek kalo dipanggil, hahaha. Soalnya namaku Mariska, tapi sama petugas imigrasi ditambahin marga Cina (yang entah dari mana pula comotnya) di depannya pas bikin paspor pertama. Jadilah semua dokumen, sampe akte lahir diganti pake nama X Mariska XXX itu biar gak merepotkan. Celakanya karena ditaroh di depan, kalo daftar nama yang resmi (semisal ke dokter atau bank) nama depannya jadi si X itu. Kadang antrean dokter dipanggil “Miss X” akunya gak ngeh, kelewatan deh. Nama yang menyebalkan sih sebetulnya dan pengen diganti haha.
Ha itu petugas imigrasi di Jakarta nambahin marga Cina? Tapi marganya beneran namamu kan?
Nggak bukan namaku makanya bingung nyomot dari mana. Di depan namanya papiku juga ditambahin marga yg sama pdhl dr sejarahnya, nggak ada marga itu. Aneh bin ajaib deh
Aimaaaak…..minta koreksi aja. Apalagi kalau akte gak begitu.
Waktu itu minta koreksi suruh bayar 10juta, jadinya katanya ntar aja deh. Eh pas ganti paspor udh ga bisa diganti lagi, telat… jadinya akte deh malah yg dirubah krn dokumen internasional banyak yg ikut itu
Alamaaaaaak. Kalau sekarang bisa laporan sama Ahok tuh. Enak aja minta 10 juta macam 10 juta itu keluar dari keran.
Iya sayangnya ntu dulu jamannya Pak Harto hahaha
wah susah juga ya Mbak Tjetje ngelafalin nama orang Irlandia.
Jadi keingetan Bahasa Prancis yang pelafalan kat-katanya juga beda banget sama tulisannya
Bahasa Perancis menurutku justru jelas. Huruf apa ketemu apa bunyinya apa. Irlandia ini gak jelas mungkin karena aku belum belajar 😏
aku juga belum ngerti banget Bahasa Prancis karena belum belajar juga mbak 😀
Pernah ngobrol soal yg pake namanya “mamanya si X” atau apalah sebagai identitas diri kaya perempuan udah direduksi jadi cuman induk seorang anak, eeee ada yang tersinggung :p
Nah itu tersinggung mungkin gak paham kalau jadi reduksi. Padahal kan identitas gak cuma jadi mama, tapi juga istri, juga sebagai individu. Yang belakang ini yang paling penting jangan sampai tenggelam.
Dan sama teman/kerabat Indonesia aku pun mulai dipanggil mama B sejak si B lahir. Tentu saja aku keberatan dan minta dipanggil namaku aja.. Jangankan dipanggil mama B, dipanggil mama Emmy (hanya karena aku punya anak) aja gak mau.. Heran.., kenapa gak panggil ibu Emmy aja yg kedengarannya lebih elegan gitu.. Maaf jadi numpang curhat..😁
Kalau nama keluarga, alhamdulillah papaku dl udah nambahin nama keluarga di akte anak2 nya.
Saat sudah nikah, ada seorang teman yg nanya kenapa di fb masih pakai nama lengkap sendiri? Kenapa nama belakang suami ga dipakai?
Lucu banget seolah sekarang jadi wajib ya pakai nama suami.
Untuk panggilan jd mama + nama anak sy mulai merasakan sejak anak pertama masuk sekolah. Awal-awal iya dipanggilnya mama syasya, etapi lama2 suka ngobrol ternyata seumuran akhirnya panggil nama aja. 🙂
Itu panggil mama ini mama itu kalau anaknya meninggal gimana ya? Ganti anak kedua?
Kl d sekolah anakku sih yg manggil mama+nama anaknya biasanya ibu2 kelas aja. Seperti sekarang, kalau di angkatan syasya untuk ibu2 kelas yg baru kenal manggil mama syasya. Ibu2 di kelas adiknya ya dipanggil mama umar. Tp ibu2 di kelas anak kedua juga udah mulai pada manggil nama sih sekarang krn udah mulai arisan bareng n hang out bareng, udah mulai akrab.
Dan gak fair panggil jadi Mama ini aja. Kan ada anak kedua ketiga?
eerr..namaku ratna. kalo di lingkungan rumah masih dikenal dengan nama sendiri dibanding dipanggil dengan nama Ibu …(nama suami). dan belum punya anak juga, jadi nama masih belum dirubah jadi ‘mama si…(nama anak).
yang agak ganggu sih, kalo nama kita diplesetin jadi nama jelek ya. meski alasannya cuma karena buat becandaan doank. saya punya banyak nama jelek mbak. diantaranya ratminten, minten, jorse, dll. dan di kalangan temen temen lebih dikenal dengan nama jelek dibanding nama bagus 🙂
Aku juga punya nama jelek, Jumi. Sebel bener deh, apalagi nama itu sudah melebar keanak2 temen. Jadi ada yang panggil tante Jumi!!!!!
Sejak pindah ke jogja karena nikah, di tempat tinggal aku sekarang aku di panggil dengan nama suami malah ngak tau kalau nama aku RIA sedih kan…
Ah sedih bener Ria. Jadi kayak kehilangan identitas ya.
Iye
Namaku itu lho sering dipanggil jadi deny dalam bahasa inggris. Jadinya “dinay”. Padahal itu nama murni dari bagian nama pertama orangtua trus digabungkan. Untuk nama suami, beberapa kali aku dapat pertanyaan selama disini (dari kenalan2 Belanda) kenapa ga mencantumkan nama family suami didalam namaku. Aku bilang masih belum terpikir kesitu karena masih nyaman2 aja dengan nama pemberian orangtua.
Di passport Indonesia katanya gampang nambahin Den, apalagi kalau extendnya di luar Indonesia.
Aku dong, udah jadi “Bu Alfon” dan “Mama Kiara” -_-
Di kantor juga sering jadi korban salah sebut: Rija, Reza, Reja, Riska. Di email, suka dikira “Pak” Rizha. Setelah ketemu/ngobrol langsung di telepon baru pada ngeh kalo aku perempuan -_-
Ganti nama jadi mama si x itu gak fair menurutku. Lha anak kedua ketiga dan selanjutnya gimana? Ah itu ngeselin kalau salah nyapa gitu. Temen kantor ada signature emailnya ditambahin Mr. Tapi tetep aja salaaaaah.
Beneran kesel lho, sampe sekarang kalo aku denger bapakku dipanggil dengan sebutan papanya x ‘insert my brother’s name here’ dalam hati suka berasa pengen bilang, “eh itu bapakku juga lho!” Yang sayangnya cuma berani bilang dalam hati saja.
Nah ini yang gak dipikirin juga. Apalagi anak2 kecil itu mana paham? Taunya kok cuma disebut ibunya x?
Namaku, Emmy, udah segitu simpelnya, masih aja ada yg salah ucap jadi Eny, Erni, Emma, Eli, Evi, Amy, Emily, dan masih banyak lagi..😁
Dan sampai saat ini (gak tau ya kalo besok-besok) aku gak nambahin nama suami ke namaku, baik secara non formal maupun legal, semata-mata karena alasan kepraktisan.. Kalaupun akhirnya HARUS pakai nama suami (utk alasan legal dan praktikal juga), maka modelnya akan hypen seperti Jolie-Pitt itu.. Jadi namaku ditulis semua (dua kata tanpa marga, orang Sunda gak ada marga/family name) plus surname suami…
Kalau di Indonesia sih penggantian atau penambahan nama rasanya gak penting. Konon katanya kalau travelling dengan anak kecil baru perlu penambahan ya? Biar sama nama ibu anaknya.
Traveling antar negara atau mungkin juga domestik di luar negara dari seorang ibu yg bepergian dengan anaknya yg masih di bawah umur katanya harus bawa fotokopi akte lahir anak atau surat keterangan dari ayah si anak bahwa benar wanita tsb (aku misalnya) adalah ibu dari si anak, dan mereka bepergian atas sepengetahuan si suami/ayah tsb. Ini yg dijalani sama temanku, dia WN USA dan suaminya WN Kolombia.. Ini kalo bepergian tanpa si ayah si anak itu, kalo barengan sekeluarga orang tua lengkap mah nyantai aja nama belakang ibu beda sama anaknya juga..
jjiaaaahhh… tulisan namanya kemana.. bacanya juga kemana 😀 kayaknya sama ribetnya dengan nama vietnam, ya? saya masih ga tau gimana cara baca Nguyen?
Vietnam emang ribet. Itu kota Nha Trang aja aku sampai sekarang gak ngerti gimana bacanya. Nyeceng….
Haha
Slama ini nyebut Saoirse Ronan, Sa-o-iris Ronan 😆
Nah sekarang sudah tahu kan. Moga2 dia menang Golden Globe ya 🙂
Oia katanya kalo soal nama dan pengucapan itu lebih susahan Welsh ya, mbak?
Welsh, Gaelic sama Scottish kayaknya masih satu akar deh. Satu akar susaaaaah.
Namaku sering banget diplesetin jadi pentil, pentilasi, pentul, dan nama2 gak enak lainnya. Waktu SD malah populer banget tuh ngata2in temen pake nama bapaknya. Duh gak sopan amat ya.
Dan iyaaa, aku suka sebel loh ada yang pake username socmednya dengan nama misalnya “Bundanya Zahra”. Zahra manaaaaa kan banyaaakk nama itu😂
Nah aku jg mulai nih di komplek terkenalnya dengan panggilan Mama Barra, padahal gpernah memperkenalkan dgn nama itu😅
Mungkin yang panggil mamanya mesti dikasih tahu supaya manggil apa.
Omong2 soal ganti nama, aku ganti nama belakang padahal nggak mau sebenernya, eh disini jadinya menunjang karir. Nama asing nggak bakal dipanggil interview untuk pekerjaan. Diskriminatif memang.
Omong2 soal ganti nama perkawinan, orang Skandinavia banyak yang tuker2 nama, alias laki2 yang ambil nama belakang perempuan bukan melulu sebaliknya. Alesannya? Biar ga bosen – jadi nama sebagai keturunan udah ga laku lagi. Apalagi kalau nama belakang si laki2 pasaran banget sementara nama belakang perempuan jarang didenger, itu lebih bikin motivasi para laki2 untuk ganti nama ke nama belakang perempuan.
Di Iceland malah lebih repot lagi, karena mereka namain anaknya harfiah banget “Johansdottir” (Johan’s daughter) “Johansson” (Johan’s son) dst. Praktek ini masih dilakukan di Islandia, jadi satu keluarga nama belakang anak bisa beda2, yang jelas pas nikah biasanya mereka keep nama mereka sendiri. Walau nama varian Skandinavia mirip2 (-son, atau -sen) biasanya di Denmark, Swedia dan Norway udah diperlakukan sebagai nama belakang biasa, cuman di Islandia yang masih melakukan tradisi kasih nama anak spesifik
Aku juga nulis nama di CV pakai nama keluarga suami supaya dipanggil. Reseh bener sih tapi mau gimana lagi. Btw itu Johansdottir jadi nama pertama atau nama keluarga. Kalau jadi nama pertama anak keduanya dikasih nama apa kalau pas sama jendernya?
Sorry ga jelas. Johansdottir / Johansson jadi nama keluarga. Jadi nama keluarga bapak / ibu sama anak2 bisa jadi lain2.
itu julia perez ngga mau mau melepaskan nama perez meski sudah cerai dengan suaminya.. gimana kalo ini kasusnya?
Nah itu sebenarnya ada opsinya waktu perceraian. Pas ngurus dengan lawyer, minta opsi untuk balik ke maiden name. Tapi ada juga ibu2 yang biasanya punya anak yang gak mau ganti karena kadung ganti dan biar sama dengan anaknya. Kalau si Jupe,hoki kali ya. Eh bukannya mantan suaminya minta dia ganti nama ya?
Aduhh kayaknya sering terjadi sm keluarga ku, misalnya mau kewarung depan rumah, udah pasti tuh ibu atau bpk nya di panggil ibu warung depan atau bapak warung depan haha tp kadang nama panggilan ini jadi terkesan kejam mba, ada tetangga2ku yang manggil si “janda” ke salah satu ibu yang punya warung, waktu aku tanya alasannya kenapa, mereka jawab karna emang dia janda dan gak tau namanya siapa.
Ternyata nama irlandia pengucapannya susah juga yak, baru tau
Org US nggak bisa nyebut nama saya ( Tirsa )…dan juga nggak bisa nulisnya…Jadi saya harus mengeja huruf nama saya, lalu ngajarin mengucapkannya…( tir like teardrops…and sa )
repot..pernah diusulkan sama teman untuk ganti nama jadi Theresa…Tapi aku nggak mau ah…
Sepertinya negara-negara yang terkena pengaruh budaya Spanyol memang begitu ya. Setahuku di Amerika Latin juga sistem penamaannya mengikuti nama keluarga bapak-ibu gitu. Jadilah namanya panjang-panjaaang 😀 .
Wah aku baru tahu itu. Pusing kalau nama panjang gak cukup di formulir.
Kayak Pablo Escobar. Nama aslinya panjang banget…
#efekbarukelarnontonNarcos
Nah apa pula itu Narcos?
Serial Netflix tentang kehidupan Pablo Escobar, mbak. Historically accurate dan seru banget diikutin!
Namaku untungnya kebule-bulean, tapi nama tengah sama nama belakang Indonesia banget. Hahahaha! Masalah nama ini memang ribet, pacarku punya sodara kembar yang huruf depan namanya sama dengan huruf depan nama dia. Untuk mengatasi kebingungan di akte lahir jadilah nama dia ditambahin nama depan, tapi sampe sekarang dia males dipanggil pake nama depannya dan lebih milih dipanggil pake nama tengah (yang seharusnya jadi nama depannya itu.. Hadeh hadeh)
Yang penting kalau dipanggil gampang Crystal. Nanti kalau urusan nama lengkap ditulis aja biar gak repot 😉Eh gak umum ya dipanggil nama tengah.
Dia sih ga mau dipanggil nama depannya. Temen temenku yang orang sini juga dipanggil pake nama depan semua..
kalau di Romania semua perempuan yang sudah menikah otomatis nama belakang langsung di ganti ikut nama belakang suami mbak Ai, jd KTP dan paspor ikut di ganti namanya, untuk kasus saya gak saya ganti krn takut remfooong urusan di Indonesia, yang mengakibatkan pas kami daftar pernikahan disana lebih repot lagi krn nama saya hanya ada satu suku kata.
Yang bisa diganti cepet cuma passport tapi ganti di kbri jangan di imigrasi. Nanti diperes. Kalau KTP kan ikut KK. Padahal kalau satu nama gampang ya, tinggal tambah nama aja.
Wah..susah sekali ya mbak pengucapannya. Atuh, kalo ada yg kasih nama anak dr nama Irlandia nyari di mbah gugel belom tentu ngerti gmn manggilnya ya.. 😀
Kalo di Batak memang harus diganti jadi Mamak / Bapak (nama anak pertama). Oppungnya pun begitu Kak, diganti jadi Oppung (cucu pertama) sdh turun temurun.
Aku fleksibel aja, di keluarga besar suami dipanggil begitu ya monggo, tapi kalo ditempat kerja ya dipanggil nama sendiri, di lingkungan rumah beda lagi dipanggil pake nama suami. 😄
Eh terus kalau anak pertama meninggal gimana? Gak fair juga buat anak kedua ya. Ibunya juga jadi kehilangan identitas, gak dipanggil nama lahir.
Hmm..kalo gitu kasusnya aku blom nanya (lalu ketok2 meja biar ga kejadian..hahaha). Itu dr turun temurun deh mbak, asal usulnya mbuh, aku ikut aja krn jarang bertemu..jdnya sekali2 aja..tp aku masih mending sih krn kerja, ttp punya identitas diri sendiri di kantor, yg berat klo ibu rumah tangga yg jadinya dipanggil Jeng Edy (mis. Suaminya namanya Edy) di lingkungan rumahnya dan Mama Cantik (mis. Anaknya namanya ya cantik). Krn scoop pergaulannya ya hanya itu.
Nama ortu diturunin jd middle name nya anak kebawa di rusia kykna…
Ditambahin OV atw OVA …
Trus nama belakang bs jadi beda2 …
Kko aku sendiri kejadian krna gk nerapin nama keluarga (krna emang gk punya ‘n gk mau bikin)
Jdnya sempet gagap smisal dpt telpon dari RS atw skolahan …
May I speak with Mr/Mrs Pramusita?
Lhaa itu nama bocah umur 2 thn, mana bs ngomong wkekkee…
Baru pas kitanya isi form dll.. dliat last name beda semua, ya kita ngomong di kita gk ada nama keluarga
Temenku baru nikah dia karena lumayan Feminist dia gak pake cincin kawin dan sama suaminya sama2 rubah nama, misalnya nama belakangnya x, nama suami y, jadi namanya dia jadi x-y dan suaminya y-x.
Eh gak mau pakai cincin kenapa? Aku baru ngeh tuh yang adopsi dua nama, ada satu temen yang melakukan itu dan kami pikir mereka dagelan.
Dia feminist banget, karena itu kan dianggal belenggu, kalau katanya dia kalau cinta/sayang kan mutual respect juga, jadi seharusnya bisa dong respect the vow without a ring to remind or to proof they are married. Oh iya kan banyak yang namanya ‘Double barreled name’ tapi kan biasanya namanya sama yah? Misalnya namanya suami:Smith dan istri Jones, jadi namanya Jones-Smith. Dua2nya pake Jones-Smith, ini biasa2 aja, nah klo temen ku ini si istri jadi Smith-Jones, si suami jadi Jones-Smith. Hahahaha. Bukan dagelan temenku ini serius.
Aaah baru tahu tentang cincin dan tukar-tukaran nama itu. Seru ya selalu ada perkembangan baru jadi bisa belajar terus.
Aku malah repot lg mbk,,nma pggilan di rumah sm di sklh n tmpt krj beda,,klo di lgkungan rmh diambil dr nma blkg yg bgian tngah,,klo di sklh kan psti dr nma dpn tu,,jd smpe skrg klo misalkn aku ngasih alamat ke org yg mau krm surat gtu hrs pake nma ka2k,,soalny klo pke nma dpn tetangga gda yg tau,,dan mslh nma di sosmed emg aku alay2in mbk krn bbrp alasan,,
Alasannya kenapa?
Di daerah saya kadang juga nama ibu dipanggil sesuai nama anak pertama. Sudah turun-temurun begitu, jadi gak masalah. Jadi masalah bagi yang kepo, hahaha…
Oh di Ambon juga seperti itu Pak?
Nama aku inly, tapi karena gak familiar di kuping org2, jadinya suka salah, jadi lili, ingly ( ini banyakan org chinese yang manggil, dikira habis huruf N pasti huruf G 😦 ), inri, ili, dohh banyak deh yang salah denger. So far, hanya sodara2 yang manggil ” anaknya om ….. ” dikarenakan kalau pake nama chinese, somehow banyak yang nama panggilan nya mirip, misalnya org chinese sering banget pake nama Acong, Achin ( rata2 depan nya dipakein huruf A ) nah nama kayak gitu menjamur, jadi lebih gampang kalo dibilang ” Ayin, anaknya om …. ” ( btw nama chinese aku panggilan nya Ayin )
Wah itu parah bener salah manggilnya ya. Sampai Inri segala. Eh dipanggil anaknya Oom…. gak ada yang panggil anak tante xx ya?
Hahah.. Udah pasrah..
Hi mba….ada yang namanya sama nih http://imfarelo.blogspot.tw/2016/03/namamu-kok-susah-banget-sih.html
Waaah iya namanya sama. Makasih ya.