Pemeriksaan Imigrasi

Saya suka banget nonton acara “Nothing to Declare” seri dokumenter tentang orang-orang yang melewati imigrasi di berbagai negara. Ada empat negara yang selama ini saya lihat, Australia, UK, Canada maupun America. Favorit saya Australia, karena negara tetangga ini peraturannya banyak, ketat dan juga sering didatangi orang Indonesia. Dari pelajar, pencari kerja hingga penari cabaret.

Banyak kasus-kasus menarik yang muncul di acara ini, dari mulai penyalahgunaan visa hingga penyelundupan barang terlarang seperti narkotik. Baru-baru ini dua orang pria Indonesia masuk NtD karena mereka berencana untuk menghadiri konferensi keamanan di Australia. Konyolnya mereka masuk pada hari terakhir konferensi tersebut. Nah ini bapak menurut saya salah strategi, dimana-mana itu orang Indonesia datang konferensi hari pertama dan hari selanjutnya ngabur entah kemana. Abis itu catatan rapat tinggal minta sama network yang sudah dibangun di hari pertama. Mereka kemudian dicecar dengan aneka rupa pertanyaan dan dibantu dengan seorang penerjemah lewat telepon. Ketika ada pertanyaan tentang perkawinan, si bapak mengaku sudah kawin, tapi oleh penerjemah diterjemahkan belum. Ngaco…ngaco bener deh penerjemahnya. Pihak Australia sendiri akhirnya membatalkan visa dan mendeportasi dua orang pria ini karena mereka dicurigai akan mencari kerja.

Ada pula kelompok penari kabaret  dari Indonesia yang katanya akan berlibur. Tapi ketika blackberrynya diperiksa petugas, ada pembicaraan dari temannya yang memberi arahan jika ditanya oleh imigrasi. Dalam sms arahan itu, dia harus mengatakan sedang liburan. Liburan tapi bawa kostum kerja. Hebatnya ya, itu sms walaupun dalam bahasa Indonesia bisa tetep dideteksi.

Banyak juga kasus-kasus dimana para penumpang bawa makanan yang jelas-jelas dilarang di Australia. Para penumpang ini juga sering tidak mendeklarasikan makanan yang dibawa, padahal mendeklarasikan bawaan itu penting supaya tidak kena denda. Orang Indonesia mah aneh-aneh yang dibawa, termasuk kerupuk, tempe dan babi panggang merah. Alamat, makanan disita, mereka pun didenda dari mulai ratusan hingga ribuan dollar Australia. Ada yang heboh nangis-nangis juga karena ditegur petugas. Pada episode terakhir yang saya tonton, ada satu keluarga dari Australia yang mendeklarasikan bawaan mereka, salami dan keju. Tapi karena makanan tersebut dilarang masuk ke Australia, mereka duduk rame-rame di bandara sambil ngabisin makanan tersebut. Ya kalau cuma bawa salami sama keju mah enak bisa langsung ditelan, kalau bawa rendang mah kudu masak nasi putih dulu sama sambel biar mantap. Urusan makanan ini jadi seru kalau yang kena tangkap adalah ibu-ibu dari China. Alamak ributnya dipastikan seru dan kocak. Perdebatannya juga seringkali mbulet dan gak masuk akal. Tapi tetap aja petugas menang wong mereka menegakkan aturan.

Talking-Travel-Nothing-to-declare

tagnya bisa dibeli di http://www.annabeltrends.com

Selain urusan makanan, ada kasus-kasus dimana penumpang menyelundukan narkoba ataupun rokok. Waktu itu bahkan ada yang ngaku mau liburan bersama istrinya tapi as mereka berdua isinya rokok semua, tak ada sehelai bajupun. Aduh kasihan deh lihat yang kayak gini pasti mereka ini kurir yang dikerjain mafia.

Selama liburan ke berbagai negara saya hanya pernah berurusan dengan imigrasi di Dublin ketika baru pertama kali datang ke Irlandia. Mungkin ketahuan ya bahasa tubuhnya kalau baru datang ke sebuah negara. Selain itu bawaan saya segambreng, sementara biasanya saya hanya bermodalkan tas punggung. Ketika itu petugas imigrasi mengecek apakah saya membawa susu dan daging. Pertanyaan yang kurang cocok bagi saya karena tak mengkonsumsi susu dan daging. Kendati tak membawa susu dan daging, saya tetap mengikuti prosedur dan membiarkan mereka mengecek tas saya.

Imigrasi di Indonesia konon sedang berbenah untuk meningkatkan pendapatan cukai mereka, terutama dari mereka yang hobi berbelanja di luar negeri. Menurut peraturan, belanjaan di bawah 250 dollar sih tidak akan dikenakan cukai. Tetapi di atas angka tersebut akan dikenakan cukai. Prakteknya bagaimana saya tak tahu, tapi ada banyak cara tersebar di internet untuk mengakali para petugas imigrasi. Tips mengakali petugas ini dari mulai melepas label, membuang bungkus hingga bukti pembayaran sampai menggunakan barang tersebut sebelum dibawa kembali ke Indonesia supaya tak terlihat baru. Soal membuang tanda terima sih buat saya akan berbahaya, karena petugas bisa seenaknya menetapkan harga yang dia mau dengan harga setinggi mungkin.

Saya memahami keengganan orang Indonesia untuk membayar cukai. Kok bayar cukai, ngisi formnya ada pada males semua. Selain karena belanjaan di luar ini seharusnya mendapatkan privilege harga luar negeri (apalagi sudah bayar tiket dan hotel), juga karena orang tidak mempercayai kebersihan bea cukai Indonesia. Soal yang pertama sih saya tak bisa berkomentar, karena saya lebih suka belanja di Indonesia (apalagi saat Inacraft). Sementara soal yang kedua, tinggal sistemnya saja yang diperbaiki, supaya mereka yang belanja di luar negeri bisa membayarkan cukai secara transfer dan tak melibatkan uang tunai sama sekali.

Kalau sudah begini, saya mah cuma bisa menyarankan mereka yang hobi belanja di luar negeri sambil foto-foto di depan butik untuk menghentikan kebiasaan. Bukan apa-apa, nanti kalau telepon genggam di cek oleh petugas imigrasi, persis seperti petugas imigrasi di Australia tadi ya modyar lah ketahuan abis beli tas. Apalagi kalau pamernya model Syahrini yang belanjaannya dihamparkan di depan mata. Yang hobi belanja untuk dijual kembali dan hobi dititipin juga mesti hati-hati nih. Sudah direpotin masih harus nanggung biaya-biaya lain.

Kamu jika belanja di luar negeri sudikah membayar cukai masuk?

Xx,
Tjetje

Baca juga: Disangka TKI di Soetta
Film Korea Tentang Kurir Narkoba

Advertisement

55 thoughts on “Pemeriksaan Imigrasi

  1. Kalo bea cukainya bener sih mau mau aja. Tapi kalo di Indonesia rada rada juga sih. Disita dari kita tapi di pake dibelakang kita kan ngeselin ya. Kalo disita terus di destroy depan kita sih masih mending deh.
    Ada kok yang nawarin minuman keras lebih murah karena dapet dari bea cukai.
    Kalo nonton Nothing to Declare, kadang ada benernya juga sih. Aturan tiap negara kan beda2. Kayaknya sebagai pendatang mestinya memang kita menghormati aturan ditempat yang akan kita datangi, kan? 🙂

      • Victorinox tuh juga bisa di jual harga murah kalo kenal orang bea cukai. Huuuh padahal kan itu hasil sitaan ya.
        Fairnya disamping pemeriksaan udah langsung ada destroyer jadi barang yang disita bisa langsung di buang dan bukan dimanfaatkan atau di jual lagi sama oknum ya

      • well sebenernya petty crime kayak gitu kan banyak terjadi apalagi di bandara. Terselubung juga engga, cuma ga ada yang nanggapin serius aja jadi subur2 aja tuh praktik. Masih berharap suatu hari bisa bersih sih.

  2. selama2 ini belum kena masalah sama Imigrasi, mbak. cuman pandangan ga enak aja sama petugas imigrasi Soekarno Hatta. #akurapopo #akuseteroong #wisbiyasaaa 😀 😀

  3. Nggakk relaa.. hehehe. Kan di luar negerinya udah bayar pajak. Lagian barangnya kan dipakai pribadi, kecuali kalau mau dijual lagi.. tapi susah ya membedakannya kalau masuk lewat pesawat komersil. Kalau kargo kan lebih jelas yaa..

  4. Eh kamu persis sama temenku, sukanya nonton acara bea cukai.

    Disini karena arrival EU dan non EU nggak dibedain (exit setelah ambil bagasi) jadi jarang banget di cek. Asal bawaannya nggak heboh dan mukanya lempeng sih biasanya ga pernah kena random check. Selainnya itu aku syukuran nggak pernah bermasalah kalau lewat custom, baik di Jepang maupun di US yang katanya ketat, mungkin karena ya itu tadi – pasang poker face, dan emang ga bawa apa2 sih (bawa yang ajaib2 paling kalau habis pulang dari Indonesia ke DK).

    Kalau di Indonesia paling males nih masuk lewat CGK memang, petugasnya rese, suka usil, ga bea cukai ga imigrasi. Pernah sih yang ngecap paspor bilang “Wah, tinggal di Denmark ya mbak, kaya dong!” Aku cuman melototin aja, nggak kujawab. Makanya udah beberapa tahun terakhir ini aku selalu ambil flight langsung masuk Surabaya, nggak usah lewat2 Jakarta lagi. Bea cukai di Surabaya ga macem2 dan antrean imigrasi pun ga panjang.

    Kakakku yang sering ikut tur tuh sering dimintain macem2 klo pas pulang ke Indonesia, yang minta oleh2, terus ada yang asal ambil aja gitu makanan kecil / snack di koper pas dari Korea. Ngaco ga sih?

  5. Jangan lupa dendeng, rendang, terasi Ail hahaha pengalaman pribadi. Aku ingat2 lagi, waktu itu di pesawat kayaknya ga dikasih form deklarasi ya, apa aku kelewat ya. Padahal sebelum2nya dikasih. Tapi kalaupun dikasih apa iya aku berani bilang bawa rendang ya. Oh iya, temenku pernah bawa souvenir dari vietnam, ditahan begitu sampai Soetta. Souvenirnya kayak keris gitu. Padahal itu dapetinnya nawar sampai mati2an, sampai aku ikutan nawar. Trus barang2 sitaan itu dijadikan milik pribadi yang nyita ya *nuduh😅

    • Eh masak sih gak boleh bawa senjata souvenir? Kalau ketahan karena masuk hand luggage sih wajar, kalau masuk bagasi kan mestinya gpp.

      Iya kalau di beberapa negara kan ada wadah buat buangnya. Jadi suka miris kalau liat alkohol yang mahal2 dibuang macam buang air 😦

  6. Menarik banget filmnya. Jadi tertarik nonton. Pernah pengalaman bedak bayi sampai diperiksa khusus di HK saking disangka bubuk putih…sejak saat itu bawa bedak cair aja. Ah, untungnya nggak pernah sampai bayar cukai…isi tas hanya buku. Yang ngintip juga sudah ilfil…

  7. Kok aneh ya orangnya mau ikutan konferensi di Australia kok ngomong sama petugas imigrasi aja mesti diterjemahin? Lha itu ntar gimana memperhatikan konten konferensinya? Hahaha 😆 *lost focus*

    Kalau di Schiphol, terkadang tetap ada pemeriksaan random untuk penumpang yang mengambil jalur nothing to declare, hehe 🙂 .

    • Disini lebih lucu, semua lewat nothing to declare Karena pintu yang khusus declaration ditutup!!! Itu si Bapak bisa bahasa Inggris cuma gak cakap aja, dia bisa koreksi penerjemahnya, terus sebelum diterjemahin udah bisa jawab. Cuma gak pede aja kali ya pakai penerjemah.

      Eh ngomong2 penerjemah. Aku kenal satu orang yang S2 di Amerika, plat merah jadi sekolah dibayar taxpayer dan sekolah di salah satu top school. Asal ada penugasan ke luar negeri selalu minta penerjemah!!!! Sampai heran deh darimana bisa lulus sekolah kalau gak bisa bahasa Inggris.

  8. Yang biasa aku tonton di Australia nama acaranya Border Security, jangan-jangan sama dengan Nothing to Declare ini, cuma beda penamaan. Kalo bayar cukainya transfer ke rekening negara mau.. Trus petugas imigrasi Indonesia emang jutek ya.., aku sih biasanya pasang muka datar aja..😝 Di imigrasi Los Angeles, aku malah jadi ngobrol santai pake bhs Spanyol pas petugasnya tau aku pernah tinggal di Kolombia. Di imigrasi Brisbane pernah tersendat lama karena ada pigura kecil yg pake hiasan rumput kering di koperku (masuk kategori organic items), aku malah gak ngeh itu pigura nyungsep di koper. Akhirnya fotonya diambil dan piguranya dibuang sama petugas..😄 *untung udah jelek piguranya*

    • Tapi mental orang Indonesia kalau disuruh bayar transfer juga gak mau, Males ribet terus minta diskon. Persis kayak tilang Cirebon yang kemaren ribut. Komplain polisi tilang 200 ribu karena pentil ban, akhirnya si Polisi dikasih duit damai 50 ribu. Ya sama aja bohong.

      Btw, Australia emang jawara ya kalau soal meriksa. Detail banget.

  9. kalo di Rome, Italy kayaknya gak ada form deklarasi itu deh mbak Ai, beberapa kali masuk gak pernah di cek, walaupun perugasnya jarang senyum tapi gak banyak nanya kok, yang di cek satu2 biasanya pas masuk ke Romania, alat pelenonganpun di buka satu per satu tapi mereka punya tempat sampah khusus buat buang barang2 yg gak lolos sensor itu

  10. Di airport Soeta, setelah ambil tas koper dari conveyer belt, kalo diperhatikan tas kita ada tuh trik petugas yg sudah mencoret kapur di tas koper kita. Mereka pake kapur warna putih or warna kuning, dicoret di depan & belakang tas or bisa juga di samping kiri kanan. kalo ada coretan maka tas koper harus dimasukkan ke scanner xray dan mungkin akan dibuka buka oleh petugas. Banyak orang yg pake trik coretan di lap dengan tisu basah dan dia bisa lolos gak perlu masukan koper ke scanner xray, tapi sy selalu masukan tas ke scanner lagian gak bawa yg aneh aneh sih tapi seringnya diminta petugas aja masukan ke scanner..

  11. Kemarin pas pulang dr Holland malah ga diperiksa, lewat doang aku mbak.. yg aneh si petugas cuma minta tas ransel ku aja yg di x-ray mbak Ail hahahah 5 koper gede2 dibiarin 😂 jd bingung itu sistemnya gimana di Indonesia..

  12. padahal kan yang namanya bawa makanan gitu kan kadang yang kepengen keluarga yang ada dinegara sana, hehehe.. karena kangen ama masakan negara asal minta dibawain tapi mesti terkendala dengan urusan imigrasi. tapi yang namanya peraturan yach nga bisa complain dech.

  13. Mau nanya, memangnya kalau kita lagi di depan petugas imigrasi yang sedang meriksa paspor kita, kita gak boleh terima telpon ya? Soalnya dulu pernah disuruh tutup telpon padahal aku lagi nerima telpon penting (dari anak soalnya), tapi petugasnya nyuruh aku matiin telponnya. Oke sih, kalo memang itu ga sopan/ga boleh. Tapi nyuruhnya itu loh, caranya arogan banget. Kan bisa ngomong baik-baik.

Leave a Reply to Wulan Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s