Sebenarnya saya ini bukan food blogger, saya lebih suka memanggil diri sebagai sosial blogger. Tapi apa daya, berhubung sedang rindu berat dengan masakan Jepang jadi tergerak untuk menulis cerita tentang restauran Jepang. Komunitas Jepang di Indonesia memang cukup besar, jadi tak heran jika di Indonesia, apalagi di Jakarta, jumlah restauran Jepang sangat banyak tersebar di berbagai sudut kota. Dan tanpa disadari, lidah saya memang sudah banyak terekspos dengan masakan Jepang.
Alkisah, bulan Februari lalu saya dan pasangan memutuskan untuk mengunjungi salah satu restauran Jepang yang konon TOP BGT di Dublin. Dari beberapa review, restauran ini menduduki peringkat tinggi dan banyak disukai oleh Dubliner. Halah ternyata makanan di restauran ini biasa-biasa saja. Bahkan sushinya berantakan ngerollnya. *ya maklum sudah pernah kursus sushi jadi agak belagu*.
Saya jadi tergerak untuk berbagi beberapa restauran Jepang favorit saya di Jakarta. Berbicara tentang restauran Jepang tentunya tak bisa lepas dari satu restauran sushi yang banyak dicintai orang Jakarta. Gak usah disebut lah namanya, yang jelas kalau bulan puasa ini restauran antriannya panjang. Anyway, saya pernah mengajak seorang rekan dari Jepang untuk makan di restauran ini sambil berpromosi bahwa sushi itu enak. Ternyata bagi lidah orang-orang Jepang yang saya kenal, restauran ini terlalu fushion, kurang tradisional. Jadi dimana enaknya makan sushi yang tradisional?
Sushi Sei
Terletak di bagian belakang Plaza Senayan, persis di seberang X2, Sushi Sei menawarkan sushi dan sashimi yang benar-benar segar dengan kualitas super, bukan KW1. Memesan sushi disini tak bisa cepat-cepat dan tentunya tak bisa minta wasabi dan ginger segambreng karena semua sudah diatur oleh sang Chef. Dalam tata krama makan sushi, konsumen memang harus mempercayakan pada chef untuk mengatur jumlah wasabi. Makan siang di restauran ini juga seringkali dibuat set menu, yang termasuk dessert (biasanya buah) dan juga chawan musi. Bagi yang mengadakan pesta atau arisan, sushi sei juga menjual sushi dalam wadah super jumbo yang khas Jepang. Kerusakan makan siang disini biasanya berkisar 150 ribu rupiah.
Marufuku
Restauran ini nyempil di kawasan little Tokyo di Blok M. Saya ingat ketika pertama kali mencari restauran ini tak mudah dah harus bertanya pada tukang parkir dan juga mbak-mbak yang menjajakan jasa karaoke. Sushinya enak dengan harga yang tak terlalu mahal. Selain sushi, ada banyak kudapan dalam porsi kecil-kecil yang bisa dibagi (jika rela berbagi makanan, karena porsinya yang kecil). Marufuku juga menyediakan ruangan untuk “lesehan à la Jepang”. Kerusakan di Marufuku biasanya tak jauh-jauh dari angka 200 ribu per kepala.
Sakura
Ini jawaranya sushi di Jakarta. Chef di Sakura sudah beberapa kali menjadi jawara dalam perlombaan sushi di Jakarta dan menu sushi champion, begitu mereka menyebutnya, seringkali dimunculkan di dalam menu ketika mereka baru menjadi juara. Tetapi ketika tak ada di menu kita masih bisa meminta sushi champion.
Sakura yang terletak di Cilandak (dan Graha Niaga), juga menawarkan kelas untuk belajar membuat sushi. Ongkosnya tak terlalu mahal dan pada akhir kelas masing-masing peserta bisa membawa pulang sushi hasil karyanya dan juga mat untuk membuat sushi. Tips tentang salmon segar yang pernah saya tulis disini juga saya dapatkan setelah mengikuti kelas sushi di Sakura ini.
Selain restauran di atas Jakarta masih banyak diberkahi dengan masakan Jepang yang endang bambang. Little Tokyo di Blok M misalnya tak hanya menjadi surga karaoke, tapi juga gudangnya makanan jepang. Bochi-bochi termasuk salah satu restauran yang sangat ngetop, tapi restauran ini tutup di awal tahun 2014 dan berubah nama menjadi Tanba. Sayangnya saya belum pernah mencoba Tamba. Ada juga Basara yang terletak di seberang Ratu Plaza yang tiap makan siang pasti penuh dengan orang Jepang. Untuk restauran kelas rumahan juga ada Ootoya yang sangat bersahabat dengan kantong. Btw, setelah lebaran kami pernah makan di Ootoya dan sang manajer memberi tahu bahwa kualitas tofu untuk saladnya tak sama, karena berbeda supplier. Sample tofu juga diberikan supaya kami tak kecewa. Sungguh layanan yang membekas di hati.
Soal ramen, jawara ramen bagi saya masih diduduki oleh Marutama Ramen yang punya beberapa outlet di Jakarta, disusul dengan Ippudo ramen di Pacific Place yang terkenal dengan dapur haram dan dapur tidak haram, bahkan alat-alat haram dan tak haram pun dipisahkan. Dan tentunya tak boleh dilupakan Ikkudo ramen di Utara Jakarta yang juga haram. Bagi saya yang halal kurang menggigit. Ah kalau sudah gini saya jadi rindu makan okonomiyaki yang nyempil di Melawai sana. Aduh Jakarta, I miss you.
Selamat berakhir pekan!
Apa makanan Jepang favoritmu?
Xx,
Ailtje
Kalau aku ramen Mbak.:)
Marutama kalau menurut ku kurang Mbak, aku lebih suka Hakata Ikousha dan Ikkudo. Kalau Ippudo baru minggu depan mau coba.:D
Aku ga begitu suka sushi, terlebih pas udah ga makan nasi putih lagi. Kalau yang mentah sih aku ga kemakan Mbak. Adik aku yang suka banget sushi, biasanya kami makannya di sushi tei.
Terima kasih info tempat sushinya Mbak.:)
Sushi Tei kalau yang mentah kurang fresh. Btw udah pernah masukin kuah ramen ke kulkas?
Yang makan adik aku sih Mbak, aku pernah makan sekali dan ga ketelen.hahaha
Oh aku pernah makan di daerah Cikini Mbak, namanya Kikugawa. Katanya sih restoran Jepang pertama di Indonesia. Enak sih, tapi lagi-lagi aku ga makan yang mentahnya.:D
Belum pernah Mbak masukin kuah ramen di kulkas, soalnya tiap makan ramen selalu di restorannya. Memangnya kenapa Mbak?
Langsung kelihatan lemaknya. Aku pertama kali makan yang mentah sama orang Jepang langsung di Restaurant Jepang, jadi dipandu beneran. Abis itu doyan deh gak berhenti. Coba lagi Lan tapi jangan di Tei. Gak begitu fresh.
Lemaknya mengerikan ya Mbak.*banting timbangan.:))
Mungkin karena ga fresh jadinya aku ga kemakan kali ya Mbak, coba deh kapan-kapan aku cobain lagi berdasarkan referensi Mbak di post ini.:)
Emang kuah ramennya jd gimana kl dimasukin ke kulkas?
Jadi kenyal keliatan lemaknya.
Sering denger kalau Sakura itu enak dan legend banget yaa dari jaman aku kecil uda ada, padahal deket rumah tapi malah belum pernah coba.. kapan2 pengen coba aah…
kalau aku ya seringnya ke resto sushi sejuta umat itu siih, hihihi… uda pernah coba Sushi Tengoku di Radio Dalam? itu lumayan original rasanya dan suasana restonya mirip warung2 sushi di Jepang
Kalau ramen sukanya ke Taichan di Plz Senayan atau PIM depan bioskop..
Sakura emang legenda banget dan Jepang banget. Sushi sejuta umat itu jadi kayak barometer Sushi enak ya. Hihihi
Enak utk lidah org Indonesia mungkin yaa… rasa bumbu2nya pengaruh jg loh ke enak or enggaknya sushi.. kyk wasabi, ginger sm soya saucenya (apalah nama jepangnya) itu…
Iya udah fushion jadi gak terlalu tradisional.
3 resto ini aku baru tau semuaaa 😀
tapi kalo muslim makan sushi emang terganjal di alkohol/mirinnya itu sih yaaa….
Gak cuma mirin, di kelas Sushi aku dikasih tahu kalau kecapnya juga mengandung alkohol (konon karena prosesnya dan untuk membunuh bakteri ikan mentah). Makanya aku suka nyengir kalau lihat Sushi Tei antreannya dua atau bahkan tiga jam pas waktu buka puasa.
Mba, harga makan di Sakura belom dikasih tau berapa 😀
Sakura tergantung brutal atau enggaknya, tapi sekitar 200 ribuan kalau gak pesen aneh2.
Menarik untuk dicoba 😁
Kak, ada resto jepang yg kalau menurutku rasanya asli jepang, tempatnya d Pusat Studi Jepang UI Depok. Yg punya dosen aku sama alumni BIPA UI denger2, hhehe. Tapi d situ gak ada sushi
Wah jauh bener di UI. Tapi cocok buat mahasiswa kalau pengen makanan Jepang gak perlu keluar kampus ya.
Iya, laku keras kak. Kebanyakan pelanggannya mahasiswa asing yg belajar bahasa Indonesia d UI atau istilah lainnya mahasiswa BIPA, karena biasanya anak2 BIPA yg sering aku denger suka sakit kalau jajan d warteg kampus. Pernah dulu k resto Jepang itu jam 2an, eeh kehabisan nasi, hhahaha. Ramen dan udonnya jg enak d situ, tp favoritku salmon, curry katsu sama okonomiyake 😀
Aku belum menemukan okonomiyaki disini. 😒
Kalau gitu mampir lah k Hiroya PSJ UI nanti kalau pas balik k Indo, sekalian kita kopdar 😀
Gak janji deh ya kalau ke Depok. Macetnya itu lho 😒
Oke deeh. Kalau pas hari kerja dan di pagi hari biasanya gak macet kalau dr Jakarta, macetnya baru sore pas jam pulang kerja. 😀
Oia kak, kalau kakak tau banyak tentang pendidikan tinggi d luar negeri, boleh postingin gak? Terutama yg masalah converting nilai selama perkuliahan. Soalnya aku perhatiin banyak yg terobsesi kuliah k luar negeri, tapi gak tahu kalau ternyata misalnya S1 d sana akan disetarakan dengan D3 d sini. S2 d luar juga belum tentu setara S2 d sini. Aku cari2 jarang yg posting tentang beginian, kebanyakan yg kayak memprovokasi orang utk berlomba2 kuliah k luar negeri. 😀
Ah soal conversion ini banyak banget yang nanya, baiklah aku kumpulkan materi dulu ya.
Okee. Ini aku kasih tambahan http://www.duniaku.net/2014/10/14/kamu-yang-balik-dari-kuliah-di-luar-negeri-pasti-merasakan-ini/
Baca postingan ini jadi ngiler pingin makan sushi #glek. Resto sushi di Solo nggak ada enaknya, KW berapa entahlah. Pas liburan ke Jakarta baru bisa memuaskan perut makan sushi dan ramen yang lumayan di Sushi TEi. 🙂
Coba sekali-sekali ke Restaurant yang lebih tradisional Lim. Tapi ya harganya gak bersahabat.
Wah makasih infonya, selama ini Sushi Tei aja menurutku udah enak banget hahaha. Menu favorit salmon sashimi 🙂
Sashimi disana menurutku kurang segar kalau dibanding Sakura. Sakura sashiminya ok bener.
Dan restoran sushi yang saya tahu baru yang inisialnya ST :haha. Kalau itu mah bukan restoran sushi tradisional ya? Eh tapi ramen di Plaza Senayan saya sudah pernah coba, dan itu rasanya enak banget.
Yang di bawah kan? marutama ramen?
Iya di bawah cuma saya lupa nama restorannya apa :hehe.
Ada resto sushi yg ga heboh tapi yg punya org jepang udah lama dan sashiminya tuebel berkualitas bagus…namanya sushi ten go ku, kalau mampir disana isinya org jepang semua…ngomongnya keras2…
Ah belum pernah tahu. Ada di mana lokasinya?
Radio dalam. Sebelah kanan kalau mau ke PI.
aku selalu suka sama sushi sejuta umat itu haha.. kecapnya (atau alkoholnya mungkin) takarannya passss buat aku 😛
btw mba, udah pernah coba sushi tengoku di kelapa gading? itu juga enakkk mba, kaya warung2 sushi gitu..
Belum Trid. Baru denger malah. Aku anak Selatan 😛
Wah mbak, untuk seorang social blogger, mba pengetahuannya luas sekali ya. Udah banyak kursus dan pengalaman kayaknya. Saya makasih bgt lho dikasih tahu kalo sushi itu haram, bener2 buta, astagfirullah…ampunnn ngga akan diulangi lagi deh makan sushi. Apalagi sushi tei kan halal, berarti salah kaprah.
Sushi Tei emang sudah ada label halal ya? Kayaknya belum ada deh. Btw, kecap halal itu aku pernah riset ada, tapi waktu itu baru Restaurant di Singapura yang punya.
terakhir di gancity..sushe tei..tapi krn banyakan kuatirnya ..pesennya cuma salad:V sm baby octopus..moga2 aman..hehe..
Baby octopus yang merah krenyes2 itu ya.
iyaaa
Aku sukanya sih segala macam sushi (sake nigiri,toro,amaebi,ebi nigiri,hamachi dll)ikura guka favorit bngt*telur ikan salmon yg kyk mutiara tp warna agak pink gtu dibungkus dg seaweed gtu maknyuss rasanya… tp sejak ma suami g prnah makan sushi krn suami g anti bngt ma sushi yg kyk apapun dia g bisa kakan 😆
Coba bikin sendiri Mbak, aku suka bikin sendiri karena beli disini ‘mahal’.
Eh ea ide bagus tuh aq dulu belajar bikin sushi waktu di taiwan deng…
Untuk urusan sushi, setelah mencoba beberapa masakan sushi (termasuk yang di Jepang), aku bisa menyimpulkan bahwa aku nggak suka sushi! Hahaha 😆 . Kalau sashimi masih mending sih! Tapi kalau ramen, wah itu lain ceritanya!! Hahahaha 😆
Btw, jadi penasaran, rasa sushi di restorannya Jiro di salah satu stasiun subway di Tokyo itu gimana ya? Sepaket sushi isi 10 potong (kalau nggak salah) harganya Rp 4 juta dan kalau mau makan disitu harus booking tempat dulu semenjak 3 bulan sebelumnya, hahaha 😛
Whaaaaaatttt? Itu daging sushinya ikan apa?
Hahaha, aku juga penasaran. Restorannya sampai ada halaman Wikipedianya juga loh: https://en.wikipedia.org/wiki/Sukiyabashi_Jiro
😛
Wah gelo..gelo…
Tahun lalu aku sempat sampai di depan restorannya (nggak masuk tapinya). Mau foto-foto, eh ada plang besar bertuliskan: “No Photo!!” Huahaha 😆 .
Jiah…..
Team Ikkudo Ichi!!! Aduh itu ramen babi-nya enak banget! Aku juga kangen makanan Jepang yang macam teppanyaki dan sushi murah. Sushi disini udah mahal, boro-boro fusion juga…
Sushi murah. Aku nanti kalau pulang kampung juga mau makan sushi sepuasnya Crystal karena di Indonesia muraaaaaah.
Mbak cobain Kaihomaru deh kalo balik ke Indo, dia lokasinya dekeg Marufuku. The best sashimi in town kalau aku bilang gede2 slice-nya. Aku termasuk sering menjelajah Little Tokyo. Marufuku juga pernah coba dan lumayan enak. Kira-kira ginza (seberangnya blok m square) nasi kare dan ramen karenya endol. Echigoya pork ramennya endol. Tamba lebih sering buat makan lunch setnya karena hemat. Trus Daitokyo Sakaba (sebelah Kiragin) donburinya lumayan. Yg paling ga enak disitu kayaknya cuma Izakaya Taichan. Denger2 Hakone juga enak nanti pan kapan mau coba.
Favorit lainnya Sushi Tengoku di radal, sama Ajihara (skrg uda tutup).
Waaaah kamu jawara makan bener ya.
Mau makan sushi itu terganjal sama mirinnya. Makannya gak pernah makan. Sekali makan Kemaren sempet ikut kursus bikin sushi halal. Dan ternyata aku gak doyan 🙂
Wah aku gak bisa bayangin deh rasa Sushi halal, karena yang khas buat lidahku campuran nasi dengan mirinnya.
saya pernah makan sushi di event jejepangan doang nih hehhe
satu pun nga ada yang ku tahu mbak hehehe.. kalau disodorin sushi cuma tau enak atau enak bangat wkwkwk..
Wah coba deh!
Mba, aku ga pernah makan sushi.. hihi norak ya… dari dulu udah terdoktrin aku gak bakal ketelen makan ikan mentah. kadang penasaran kayak apa rasanya. Eh dapet suami yang anti sushi juga. kalo mau nyicip kira-kira menu apa mba sbg starter ? biar ga kapok. klo urusan halal haram mah aku gak pusing, tapi lucu juga sih pada doyan sushi tanpa “ngeh” ato mencoba cari tau bahan-bahan pembuatnya hehe ….
Coba maki aja dulu. Yang salmon atau tuna maki. Biar yang mentah ketutup rasa nasi. Kalau udah okay baru coba sashimi, daging mentah.
Waaaa baca ini jadi kangen nJakarta dan makan ramen! (Padahal judulnya Sushi >.~). Kalo aku nemu kesai ramein di blok M mbak, di depan hotel apa gitu namanya lupa. Nama kedai ramennya pake angka2, nyempil banget, bahkan harus naik ke lt 2. Biasanya yg dtg org2 jepang juga dan ada majalah2 adult yg bisa dibaca-baca sembari menunggu makanan 😜😜
Waaaah itu restauran beda banget, nyediain majalah dewasa. Kamar mandinya dikasih perlengkapan juga gak. LOL.
Basara, Ippudo, Marutama *slurppp*
Di utara ada Ippeke Komachi yang menurut saya jauh lebih fresh dan enak daripada restoran yang dicintai warga Jakarta itu, haha.. Ada Hanako juga yang cukup worth it untuk dicoba.
Di MOI ada Shigeru Sushi yang harganya mulai Rp.3000/pcs (ada yang dipaketin Rp.40.000/10pcs). rasanya lumayan lah. Soalnya pernah masuk ke resto Sushi yang Udang n Ikannya bener2 ngga dimasak n ngga bisa ditelan sama skali…
Aku malah lebih suka yang mentah ketimbang yang matang. Tapi yang mentah harus standard tinggi ya, kalau yang ecek2 gak berani nelennya aku.
Mba mau nnya kalau biaya kursus di sakura brp ya? Dan utk kontaknya ke siapa y mba? Mohon infonya terima kasih 😊