Tukang Bohong 

Beberapa tahun yang lalu saya pernah mengadakan sebuah “riset kecil” di google untuk bahan pembahasan makan siang. Gelo emang, mau ngobrol makan siang aja pakai riset dulu dan bikin rangkuman singkat sepanjang hampir dua halaman yang didistribusikan lewat Email. Topik makan siang saya saat itu: mythomania atau yang kerap disebut pathological liar. Entah apa terjemahannya di dalam bahasa Indonesia,mungkin pembohong kronis.

Perkenalan saya dengan mythomania sendiri berawal dari sebuah artikel di majalah Perancis, yang judulnya “Je Suis Mythomane”. Awalnya ketika membaca pengakuan tersebut, saya menganggap hal tersebut tak eksis. Sampai kemudian saya dan banyak rekan lainnya melihat sebuah kebohongan yang terjadi secara terus-menerus dari seorang teman.

Awalnya, kami termakan kebohongan tersebut. Bahkan yang fantastis sekalipun. Namanya juga teman, tentu saya mempercayainya. Tetapi kemudian banyak fakta bergulir dan bertabrakan dengan informasi yang kami dengar. Ajaibnya, semua informasi ini sumbernya sama-sama dari satu orang, bukan dari orang yang berbeda. Bahasa gaulnya sih, bukan gosip. Jadi wajarlah kalau ketika itu kami sangat percaya. Bahkan saking meyakinkannya, hal-hal tersebut juga disampaikan kepada para penjabat tinggi dalam forum resmi. Kurang meyakinkan apa coba?

Lalu beginilah hasil riset tak ilmiah saya….

Berbohong kronis ternyata bukanlah sebuah penyakit tapi merupakan sebuah gejala dari kelainan kepribadian. Hanya gejala dari narcissist personality disorder atau borderline personality disorder. Bagi para pelakunya, membeberkan kebenaran merupakan sebuah hal yang sulit. Sebaliknya, berbohong memberikan mereka kenyamanan dan bisa dilakukan dengan mudah. Nah jika kita menunjukkan bahasa tubuh yang tak nyaman ketika mengungkap kebohongan, para pembohong kronis ini bisa melakukannya dengan tenang.

Kebanyakan kebohongan yang saya dengar saat itu sih tak merugikan, karena hanya bualan-bualan yang bisa dianggap angin lalu saja. Tapi dalam pertemanan, dimana kepercayaan menjadi sebuah landasan yang penting, kebohongan ini jadi sedikit mengganggu dan lama-lama melukai kepercayaan pertemanan. Dalam banyak kesempatan saya bahkan bertanya-tanya, mengapa sang pelaku perlu untuk berbohong untuk memukau orang lain? Dan saya yang bukan ahli pun membatin, mungkin memang tingkat kepercayaan dirinya terlalu rendah. Atau sebaliknya, terlalu tinggi sehingga merasa yang paling oke. Sementara orang lain dianggap sebagai pelupa yang tak punya daya rekam.

Dari hasil baca-baca, ada banyak teknik yang bisa dilakukan untuk mengkonfrontasi dan membantu mereka. Saya sendiri tak tergoda mengkonfrontasi dan lebih tergoda untuk mengamati, untuk melihat sejauh mana level kebohongan yang akan dilakukan. Selain itu, saya juga sok-sokan pengen membaca latar belakang sang pelaku.

Jika berminat mengkonfrontasi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Harus sabar mendengarkan segala kebohongan. Bahkan ketika tahu itu sebuah kebohongan besar, mulut harus ditutup rapat dan tak boleh menginisiasi argumentasi sementara telinga dibuka lebar-lebar.

2. Buat catatan hal-hal yang dibicarakan. Syukur-syukur kalau pembicaraan itu terekam dalam media chatting. Seringkali sang pelakunya lupa lho dengan hal ini. Atau bahkan sang pelaku membalikkan semua fakta dan menganggap kita sebagai tukang gosip yang kejam. Playing victim.

3. Jika pertemanan tersebut worth it, tawarkan bantuan dengan membeberkan semua catatan kebohongan, tanpa memojokkan pelaku. Jika tak berharga, kabur aja. Hidup terlalu pendek untuk ngurusin Kebohongan-kebohongan yang seringkali tak masuk akal.

Pathological liar tidaklah sama dengan sociopath. Sociopath biasanya punya tujuan dan akan melakukan kebohongan apapun demi tujuan itu, sementara pathological liar hanyalah orang yang hobi berbohong.

Nah, kalian pernah berurusan dengan pembohong kronis kah? Lalu apa yang kalian lakukan jika bertemu mereka?

xx,
Tjetje

Advertisement

53 thoughts on “Tukang Bohong 

  1. Aku dulu punya geng ber-4. 2 diantaranya pathological liar. Byeee Feliciaaaa! Aku skrg udah males berurusan sama mereka ber-2. Cukup yg seorang aja yg kupelihara sebagai temanku, insyaalloh sampai tua selamanya, hehehe

  2. Aku punya “teman” seperti ini, yang kuceritakan di post di blog soal Facebook itu. Dia emang pathological liar dan narcissist, persis kaya yang kamu deskripsikan ini. Karena bukan teman dekat, dan aku juga udah males liat tingkahnya, akhirnya aku menjauhin dia. Kasian juga sih lama2 teman2nya menghilang satu persatu, tapi memang orang ini nyebelin. Memang sih itu karena “penyakit” cuman tingkahnya memang luar biasa nyebelin.

    Karena dia dulu pernah kerja jadi model, lalu dia merasa paling cantik diantara teman2nya, tapi lalu mengeluh kenapa nggak pernah bisa punya pacar tetap (ya mungkin cowok2 yang deketin dia langsung off begitu tau kepribadiannya), lalu mulai menteror orang2 sekitarnya, termasuk aku dan mulai menghina2 dan jealous kenapa aku yang tampangnya biasa2 aja bisa punya pacar dst, pasti pacarku ada asian fetish (which he hasn’t) dst, makanya aku langsung ilfil sama orang ini… dan jauh2 deh.

  3. Astaga, jadi ini emang kelainan kepribadian ya? Aku ada banget kenal orang seperti ini, teman kantor yg udah usia bapak2 (mungkin sekitar 50-an) dan udah terkenal sejagat raya bahwa kalo dia ngomong, di antara 10 omongan, 11 di antaranya ngibul semua. Dan dia memang melakukannya dengan enteng seenteng menghembuskan nafas aja. Seremnya kalo udah bolak balik fakta. Dokumen yang jelas2 dia tandatangani pun masih bisa ngeles ga ngaku kalo itu tanda tangannya dan ganti nyalahin stafnya bilang macem2. Oh. Dan yang paling epic: dia bilang ke semua orang bahwa Marshanda (iya yang artis itu) adalah anaknya. Sampe kita semua nungguin pas dulu marshanda nikah apa bener dia jadi walinya. Taunya kagak 😀

  4. Ohhh ada istilahnya tho?, lha ini saya lagi ngadepin seseorang kalo saya dan teman2 ikutin aja bualannya malah kayak digodain gitu kalau istilah jawa nya “ditanggap” ga tau juga apa dia delusional (sehingga perlu bantuan dokter) atau itu sifat aslinya.

  5. Saya punya kolega yang pathological liar. Awalnya risih dan males dengerin tiap dia ngomong. Saya tertarik untuk cari tau kenapa dia sering sekali berbohong dan bercerita tentang pengalamannya yang selalu “lebih” dari yang lain: lebih heboh, lebih keren, lebih sedih, lebih tragis, dll. Saya mulai deketin secara personal dan tanya-tanya tentang masa kecilnya, masa-masa sekolah, dan lingkungan sosial dan kerjanya yang dulu. Dari sebagian besar ceritanya saya ambil kesimpulan bahwa dia kurang mendapat perhatian dari orang lain (atau mungkin saya terlalu iba karna dengerin cerita super “sedih”-nya). Di sekolah dan di tempat kerja sering di-bully dan direndahin temen-temennya. Jadi begitu masuk dalam lingkungan yang baru, dia akan berusaha cari perhatian dengan membuat cerita yang “lebih” dari yang lain. Hobi bohongnya ini bikin dia dijauhi bahkan di-bully sama kolega yang lain. Kasihan juga sih ngeliatnya.

  6. Sociopath(apa bener ya dugaan saya)…dilingkungan (kerja) saya menemui/ada orang yang tukang bohong terutama tujuan dia sebetulnya supaya dia bisa melakukan aksinya sebagai .money hunter dan exist hunter begitulah adanya…..dia mungkin sudah tidak punya urat malu atau apalah yang jelas ucapan dari mulutnya pasti beda dengan tindakannya/perilakunya…sampai-sampai ada salah seorang teman lainnya yang berseloroh menyebut dia (situkang bohong) sebagai “the opposite woman” lalu apa bedanya dengan muna..ik….he..he

  7. Kebohongan sebagian dari kebijaksanaan. Seperti ibu yang berbohong tentang kondisinya yang buruk agar anak2nya tidak khawatir. Saya menyukai kejujuran selama hidup ini, namun hidup perlu sedikit kebohongan agar lebih bijaksana. Itu saya sih.

      • Utk yg ga terlalu deket, aku tinggalin. Komunikasi seperlunya aja, kalo yg sampe masuk2 ke ranah pribadi aku stop deh. Kalo yg msh ada hub sodara deket,aku masih rada tutup mata. Panjang ceritanya deeh…hahaha krn di sekelilingku gak cuma 1-2 yg suka ngibul parah gini 😆😆
        Daaaannn rata2 endingnya berkutat di masalah keuangan 😂
        Apa mgkn salah satu pemicunya adalah pingin dapet atensi atau pengakuan ‘waaah’ dari org lain ya?
        Ada lho, kenalanku yg ngaku2 kuliah S3 di singapur, trus keabisan duit buat makan akhirnya pinjem sama kenalannya, disuruh transfer ke rekeningku. Trus temenku ini kabur. Lah yg punya duit jadinya ngejar2 aku.

  8. Kak Tje, apa utk jd pembohong yg handal itu bisa dpelajari ya?

    Jujur aja nih kak.. Ketika aku terlibat dgn em el em aku diajari utk banyak berpura2 dan ketika ada yg kritis aku gak bisa ngeles spt anggota2 yg lainnya. Mereka itu kind of terlatih yah sehingga gak akan ada yg tau klo mereka bicara hal2 yg kebenarannya belum pasti -.-

  9. Baca ini kenapa koq sy ingar sama si gadis kopi sianida : Jessica.. Apakah dia termasuk bohong tipe begini ya mbak Ailsa? Bahaya nih, bohong nyawa melayang..

  10. Aku nga tau apa pernah ketemu dengan type seperti ini. Jangan dech, hehehe.. Kalau mungkin agak mendramatisir spy ceritanya berbumbu mungkin ada kali yach, tapi nga yang keluar konteks dari kenyataan.

  11. Aku pernah mba Ailtje, tahu orang tukang bhong tapi entah yaa apa dia trgolong dengan jenis yg sperti mba Ailtje sebutkan… Jadi, si Bungabakung ini menceritakan pengalaman hidup org lain sebagai pengalamannya dia, jadi org2 tuh sempat nanya ke aku ttg kbenarannya… Brhubung aku tau kalo itu pengalaman org lain, nah bingung juga jadinya pas berhadapan sama si Bungabakung ini… Kbtulan org yg hidupnya ‘dijiplak’ ceritanya ini, memang pnya gaya hidup yg asik bgt mba sama pasangannya.. Entah apa tujuannya yaa org ngibul dengan model kek gitu

  12. Pingback: Pembohong Kronis | Cerita4Musim♡

  13. Oh, ternyata memang eksis ya Mbak kelainan ini.. Soale ada seseorang yang ngibulnya pake banget di lingkunganku, pamer-pamer harta fiktif, “ngeles” walopun udah ada bukti, suka janji-janji palsu sama bawahannya, suka cerita ngalor-ngidul yg isinya semua bohong..
    hehehe..baru tahu..mungkin dia emang kelainan deh ya

  14. Haii mba, dari sekian bny blog yg aku baca. Akhirnya aku memutuskan buat komen di blog mba. Almost 3months i think , i live with “who-mythomania” ini. Sbnrnya qt temenan udh lama bgt, dan aku udh sadar banget sifat dy yg hobi membesar2kan sesuatu, dan sederetan gejala itu fix semua ada di dia. Pilihan nya memang dua, tolongin ato tinggalin. Tinggalin sbnrnya gampang, cuma AKU NGGA TEGA huhu, she’s single mom with her baby. Tolongin? Hemm,bs perang dunia dan dy pst dramatisir omonganku and play as victim. Aku lg dong yg salah 😦

  15. Dan di detik aku menulis ini. Aku sudah ngga tahan dengan segala kebohongan nya.
    Pernah dy cerita ke teman ke 1 : saya melahirkan cesar krn anak sy sungsang.
    Ke teman ke 2 : sy cesar krn anak sy kelilit tali puser
    Ke teman ke 3 : sy cesar krn sdh kontraksi dan dy ga lahir2
    Ke teman ke 4 : sy cesar krn sy hipertensi.
    Daaaaaan… Ke empatnya bohong!
    Yg kenyataannya adalah, dy tdk merasakan sakit ato kontraksi, dy hanya takut dan gak mau merasakan sakit.
    YA KENAPA SIH GA NGOMONG AJA?
    Duh banyak deh, tapi seru nya saya selalu punya cerita baru ttg dia. Dgn berbagai dan seribu satu macam kisah dia. Belum lagi kalo udh keluar sok nya. Astagfirullah. Awalnya sy pikir dy Bipolar disorder, krn dy gampang skli moody. Nah kalo kumat udh ky kiamat idupnya. Eh ternyata, ada yg lebih eksis.. Doakan saya selalu sabar ya mba ai. Salam kenal.

  16. saya ada teman yang cukup dekat, agak nyesel juga deket sama dia hahahahah. drama queen banget. dia pernah cerita tiap hari mimisan ga berhenti-berhenti. pernah fotoin darah nya di tangan, warna darahnya kayak betadine. giliran pas nginep di rumah saya, ga mimisan dan ga bawa obat juga. padahal seharusnya kalo mimisan akut gitu dia harus bawa obat kemana-mana. dia bilang pernah kerja di tempat perusahaan BUMN, tantenya orang penting disana, dia dulu nya kaya raya pernah punya mobil, pernah amnesia. intinya selalu cerita kalo hidupnya sangat menderita, tp tiba-tiba dapat keajaiban masalah nya langsung kelar -_-. kadang merasa dirinya itu sudah paling paling benar. intinya super drama queen.
    sekarang udah sedikit-sedikit kebongkar semua kebohongan itu dan saya memilih untuk menjauhinya saja.

Show me love, leave your thought here!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s