Halo semuanya, yang punya blog lagi sibuk menikmati matahari. Tiap kali mulai Spring dan Summer, sudah bisa dijamin tulisan saya di blog pasti gak akan sebanyak biasanya, karena saya repot berjemur dan tentunya repot menjemur pakaian di luar.
Di Irlandia, selain matahari sudah mulai muncul juga lagi rame kasus kanker serviks. Di sini ada organisasi yang khusus menangani kanker serviks dan tiap sekian tahun sekali perempuan di sini dipanggil untuk melakukan tes gratis. Tes gratisan ini ternyata lagi ada skandalnya; ada sekitar dua ratus perempuan yang didiagnosa baik-baik saja, tapi ternyata terkena kanker. Akibat salah diagnosa ini, mereka yang seharusnya bisa mendapatkan intervensi ketika kanker sedang dini tak bisa mendapatkan intervensi. Direktur organisasi ini sudah mundur, tapi tetep aja minta dituntut.

source: http://www.bangkokhospital.com
Kesehatan di Irlandia tak bisa lepas dari kasus orang menuntut petugas kesehatan, suster ataupun dokter. Saya kebetulan mengenal satu orang yang melakukan hal tersebut, dia menuntut rumah sakit karena suster melepas perban dengan tidak hati-hati hingga tangannya terluka. Jika di Indonesia kita begitu pemaaf, di sini banyak yang mencari kompensasi dan kompensasi yang dicari tak sedikit, setidaknya puluhan ribu Euro.
Kembali lagi ke isu kanker, bicara tentang kanker tak bisa lepas dari hospice. Hospice merupakan tempat perawatan mereka yang sudah penyakitnya sudah parah dan tak bisa disembuhkan lagi. Salah satu contoh pasien yang biasanya dirawat di hospice adalah pasien kanker yang kankernya sudah menyebar kemana-mana & sudah di stadium akhir. Di hospice, mereka tak hanya mendapatkan bantuan kesehatan (e.g suntik morphin untuk meredam sakit) tapi juga mendapatkan bantuan spritual. Di Indonesia sendiri saya tak pernah melihat hospice, silahkan dikoreksi kalau salah. Dari pengalaman saya di sini, ketika sudah ada pasien yang masuk hospice, biasanya orang akan menyempatkan menjenguk, sekaligus pamitan.
Sistem kesehatan di Irlandia sendiri sedikit berbeda dengan di Indonesia dan negara Eropa lainnya. Di sini, dokter tak gratis dan setiap orang harus daftar ke satu dokter umum. Satu kali kunjungan ke dokter biasanya dibandrol di harga 60 Euro per visit. Untuk mereka yang gak kerja atau para pensiunan, biasanya mereka dapat kartu kesehatan dan bisa akses dokter gratis.
Di Indonesia, pendekatan dokter dengan pasien itu lebih ke kamu keluhannya apa, mari saya kasih resep. Selesai masalah. Di Irlandia, dokter dan pasien itu berbeda, pasien daftar ke satu dokter dan cerita tentang semua cerita kesehatan keluarga ke dokter tersebut. Nanti berdasarkan cerita keluarga tersebut, si dokter bisa mengambil tindakan-tindakan yang dipandang perlu.
Misalnya, ada keluarga yang pernah mengalami kanker, darah tinggi, ataupun jantung maka dokter akan mengambil tindakan preventif untuk cek ini dan cek itu. Nah ketika direkomendasikan dokter untuk cek ini dan itu. Nanti rumah sakit akan kirim surat panggilan dan panggilan ini bisa beberapa bulan sebelumnya. Semua proses ini gratis, tapi tentunya antrian untuk jasa publik ini panjangnnya tak terkira.
Satu hal yang saya perhatikan, di Irlandia dokter berbicara dan berkonsultasi dengan pasien tentang kondisi mereka. Kondisi pasien adalah hak pasien untuk tahu dan bukan hak juru bicara keluarga. Menutup-nutupi kondisi pasien juga bukan hal yang wajar di sini. Dokter harus menginformasikan pasien dan dapat ijin dari pasien, karena pasien berhak menolak tindakan. Ini berbeda banget dengan di Indonesia, di mana juru bicara keluarga biasanya menjadi yang berkomunikasi dengan dokter.
Tenaga suster di Irlandia sendiri banyak datang dari luar Irlandia, Filipina termasuk salah satu negara yang mengirim suster ke Irlandia. Karena kemiripan orang-orang Indonesia dengan orang Filipina, saya seringkali disangka sebagai orang Filipina dan tentunya disangka sebagai suster. Saking seringnya sampai pengen bikin kaos dengan tulisan “No, I am not Filipino and I am not a nurse“. Gak semua yang coklat itu suster.
Bagaimana dengan sistem kesehatan di tempat kalian sekarang tinggal?
xx,
Tjetje
Disini dokter gratis, rumah sakit gratis, ijin sakit di kantor berbayar, sampe sebulan apa ya, kalau sudah lewat sebulan, udah dibayar sama negara (alias jatah uangnya lebih sedikit) karena udah termasuk long-term sickness gitu. Juga karena kita bayar pajaknya somewhat sekitar separuh gaji sih. Banyak orang yang punya private insurance sendiri tapi, karena kalau punya private insurance ini diskon kalau ke dokter gigi, sementara klo insurance basic dari negara ya bayar full klo dentist. Bagi mereka yang punya private insurance, mereka jadi bisa milih ke private hospital juga, yang tentunya nggak pake lama nunggunya, nggak kaya RS publik.
Setauku di Swedia dan Norwegia, mereka ke dokter bayar jg, tapi ada capnya, jadi klo udah lewat limit sekian nggak bayar lagi. Sama dengan rumah sakit (cmiiw).
Aku operasi laser mata disini dan tubektomi keluar rumah sakit tinggal melenggang (well not literally) karena ya emang gitu doang, ga kaya RS di Indonesia yang harus lewat kasiran dulu haha.
Enak kalau full gratisan gitu, di sini bener2 deh kalau public health, antriannya panjang bener. Kalau punya asuransi pribadi bisa potong-potong antrian. Kadang bisa dikasih diskon sesuai jatah asuransi juga.
Yang nggak enak kalau pas gajian liat jumlah gaji diatas berapa, terus yang dibayarkan berapa haha
Ya at least worth it lah bayar pajak.
Ah, berarti kunjungan ke dokter umum nggak ditanggung asuransi ya? Kalau di sini dokter umum selalu ditanggung oleh asuransi, alias merupakan pengecualian dari “own risk” yang harus ditanggung sendiri per pasien per tahun. Nah kalau dari dokter umum ini butuh treatment ini dan itu, sekian euro pertama sesuai dengan nilai “own risk”-nya baru deh kita bayar sendiri, dan selebihnya baru ditanggung asuransi.
Aku beli private insurance dan kunjungan dokter ditanggung 50% aja. Kalau gak punya asuransi ya harus bayar sendiri.
yang kasihan itu kalau orang kerja dengan gaji pas-pasan,gak bisa bayar private insurance, mesti bayar 60/ visit. Sementara yang gak kerja karena ogah kerja, ditanggung gratisan. Padahal gak bayar pajak.
Oh, kalau di Belanda kalau kerja tapi gaji pas-pasan tetap bisa apply bantuan kesehatan dari pemerintah untuk membayar asuransi kesehatan. Besarnya tergantung gaji pas-pasannya seberapa, tapi kalau benar pas-pasan banget besar bantuannya bisa mengcover full premi asuransinya 😀 .
Wah di sini kalau pas-pasan harus going public. Antri sepanjang masa.
Di Indonesia, Jakarta khususnya banyak himbauan bahkan promo papsmear hingga vaksinasi kanker serviks (3 kali suntik secara berkala). Setau saya hospice belum ada, mohon dikoreksi bila salah. Yang ada komunitas kanker dan rumah singgah. Beberapa kenalan dokter onkologi (yang menangani kanker serviks) yang saya tahu, selalu update ilmu hingga pelatihan hands on untuk memperbarui ilmu dan tindakan kanker serviks melalui symposium sampai International congress. Obat kanker yang saya tahu selain tidak dijual bebas juga harga yang mahal. Pasien di Indonesia bisa memanfaatkan BPJS atau masyarakat yang kurang mampu di Jakarta bisa memanfaatkan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Untuk kemoterapi sendiri tentu saja lebih terjangkau di RS Pemerintah. Meskipun belum ada obatnya, success story bisa didapat dari cancer survivor. Kebanyakan menjalani kemoterapi dan minum obat.
Vaksinasi HPV itu efektif kah?
Setau saya Vaksinasi sifatnya tidak mutlak, merupakan bentuk ikhtiar. Mulai bayi hingga dewasa, vaksin tidak 100% bebas dari penyakit. Salah satu program pemerintah terbaru, vaksin difteri (3 kali secara berkala). Tentu tetap ada peluang kena juga meskipun sudah divaksin.
Makasih tulisannya bikin aku inget harus nelpon NHS 😂 aku dpt surat panggilan untuk check up kanker serviks ini… krn terakhir 3th yg lalu papsmear 😂 udah waktunya check up lagi 😍
Semoga hasilnya bagus ya.
Temanku kena kanker payudara stadium 4 dan sel kankernya udah nyebar, sekarang udah dirawat di rumah sakit (RSUD) terus2an pake bpjs. Dia terbiasa mandiri dan hidup merantau jauh dari keluarga tiba-tiba terbaring lemah gak berdaya di RS.
Seandainya ada fasilitas kesehatan seperti hospice di Indonesia.. 😭
I am so sorry to hear about your friends 😦
Indeed kalau ada hospice mungkin beda, tapi hospice ini erat banget sama agama juga yah.
Mba Ail, kok sama sih sering disangka Filipinos 😃, beda nya yg bilang begitu bukan orang sini nya (Belanda) tapi orang Filipinos nya
Aku berkali-kali disapa mereka, biar gak disangka Filipinos sombong, aku langsung bilang: I am Indonesian.
Temanku terkena kanker payudara stadium akhir…..pengguna bpjs. Jatah rawat inap pengguna bpjs cuma 5 hari diRSUD, harus keluar RS. Pihak RS mengatakan , nanti bs masuk lagi, cari saja rujukan dari puskesmas, nanti bisa masuk rumah sakit lagi kalau ada kamar kosong. Jadi dalam keadaan payah, dia harus pulang . Gak lama , beliau meninggal , kurleb 2 minggu lalu setelah suaminya memasukkannya ke RS Dharmais dari hasil jual aset terakhir mereka. So sad story,isn’t ?
Astaga jadi itu harus keluar masuk rumah sakit gitu. Astaga sedih banget ya 😦
And I am sorry for your loss.
wah kok ngeri mba tje..skandal tes nya salah diagnosa gitu:0
di Turki sejauh ini sangat mengandalkan sistem SGK untuk urusan kesehatan-asuransi pemerintah-nya, kecuali untuk urusan gigi sih beda kasus hehe, banyak keluar duit sendiri, ga di cover penuh asuransi pemerintah.
Beberapa juga pernah menyeruak skandal dunia medis nya,kayak operasi gigi sampai ketarik syarat di otaknya, ini ngeri bgt, kayaknya dituntut gitu, dan sejauh pengalaman saya untuk masalah operasi sesar, kalao pengalaman pribadi dokter lokal sini akan terus menyarankan sesar pada ibu hamil jika kehamilan pertamanya lahiran lewat tindakan sesar, mereka ga mau ambil resiko VBAC (vaginal birth afte caesar) kayak diindonesia, kasus saya ya gitu, krn anak pertama sesar ke 2 juga sesar..ga dikasih opsi bs normal, kecuali bayinya brojol sendiri duluan mungkin hehe
Di Indonesia emang kalau abis C-section bisa vaginal birth ya? Setahuku malah gak bisa. But who am I?
bisa mba, baca2 dr grup2 ibu2 gitu katanya bisa dgn jarak 3 tahunan bs lahiran normal lg, dokter disni ga mau ambil resiko
Ah baiklah. Baru tahu aku.
Aku lumayan gak percaya lagi Ai. Apalagi sejak kasus operasi indung telur yang ternyata pas aku medical check up di Penang dan mereka liat hasil lab dan riwayat dari rumah sakit sebelumnya katanya gak perlu diangkat itu indung telur. Arghhhh udah deh. Gak percaya lagi
Haiyah 😦