Beberapa hari lalu saya mengirimkan pesan kepada Ibunda di Indonesia: “Mama, aku lulus ujian SIM Irlandia”. Krik..krik…krik… Sementara itu, begitu saya memberitahu mama dan papa mertua, suasanya langsung mengharu biru, diwarnai dengan pelukan dan ucapan selamat. Di Indonesia dan Irlandia, SIM memang diperlakukan dengan cara berbeda, karena cara mendapatkan keduanya tidaklah sama. Jauh lebih mudah di Indonesia. Makanya tak heran kalau banyak orang di Indonesia yang menyetir tanpa menghormati peraturan dan rambu-rambu lalu lintas, seperti meme yang dibuat oleh Mbot di bawah ini:
Proses saya mendapatkan SIM di negeri ini dimulai sejak saya datang ke negeri ini dan mereka tak mengindahkan fakta bahwa saya memiliki SIM Indonesia. SIM Indonesia, di sini tak ada nilainya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membeli buku yang berisi peraturan-peraturan tentang menyetir. Buku itu harus saya tamatkan dahulu sebelum mengambil tes tulis tentang aturan lalu lintas. Empat puluh soal harus dijawab dalam waktu empat puluh lima menit saja. Setidaknya tiga puluh lima pertanyaan tersebut harus benar. Jika kurang dari tiga puluh lima, maka harus mengulang dan tentunya bayar lagi.
Begitu lolos tes tertulis, SIM learner (L) yang berwarna hijau pun bisa diberikan. Kendaraan harus ditempeli stiker L dan pengemudi tak boleh menyetir sendiri. Harus menyetir bersama mereka yang memiliki SIM penuh (full license, bukan L lagi). Kendaraan juga wajib dilengkapi asuransi, harus membayar pajak dan lolos uji kelayakan. Tiga dokumen ini harus selalu ditempelkan dikaca mobil. Jika tertangkap menyetir sendiri, bisa terkena penalty poin yang bisa mengakibatkan dicabutnya SIM. Selain itu, ada kewajiban untuk melakukan 12 jam kursus menyetir dengan instruktur resmi. Kursus menyetir sendiri dibandrol dengan harga berbeda-beda, dari mulai 25 – 55 Euro setiap jamnya. Saya sendiri menggunakan empat instruktur yang berbeda dan menghabiskan lebih dari 20 jam, karena kebanyakan ganti instruktur.
Setelah kursus selama 12 jam ini terpenuhi, dan jika sudah siap, maka ujian praktik bisa diambil. Untuk ambil ujian praktik ini, pendaftarannya seara daring dan antrian ujian praktik ini sendiri lama, bisa berbulan-bulan. Di Irlandia sendiri ada beberapa tempat untuk mengambil ujian dan beberapa terkenal sangat sulit.
Ujian praktik sendiri melibatkan beberapa hal, dari mulai rambu-rambu, aturan lalu lintas hingga menerangkan bagian-bagian dari mesin. Pengetahuan tentang letak daki, minyak rem, oli, air untuk jendela mobil juga ditanyakan. Tak hanya itu, kapan dan bagaimana menggantinya pun juga ditanya, termasuk soal ketebalan ban. Lampu-lampu kendaraan juga dicek untuk memastikan semua lampu menyala dan kita tahu kapan dan bagaimana menggunakan lampu yang tepat.
Praktik menyetir sendiri melibatkan observasi ketika akan mulai dan selama menyetir. Soal gerakan kepala ketika melakukan observasi ini sendiri membuat banyak kontroversi, terutama bagi mereka yang terlihat tak menggerakkan kepala ketika menyetir. Posisi tangan pada kemudi, bagaimana kita harus feeding the wheel, tangan tak boleh diputar-putar (ajaran Indonesia!).
Selain itu, ada tes untuk mundur di belokan (reverse corner) yang melibatkan banyak teori dan observasi. Bagaimana mulai menyetir di tanjakan dan 3 point turn (putar balik tanpa menyentuh pinggiran jalan dan tak boleh dry steering – lagi-lagi ini ajaran Indonesia), cara berhenti, menyetir roundabout. Semuanya dilakukan di jalan raya selama kurang lebih 20-25 menit. Selama tes kita juga tak boleh membuat terlalu banyak kesalahan. Ada tiga tipe kesalahan, hijau, oranye dan merah. Satu kesalahan tipe merah saja akan menyebabkan kegagalan. Salah satu kesalahan yang fatal di dalam ujian menyetir di Irlandia adalah melambaikan tangan ketika bertemu teman atau ketika mengucapkan terimakasih (di sini, hal-hal tersebut merupakan tradisi). Kalau melambaikan tangan aja gak boleh, apalagi ngobrol-ngobrol di jalanan seperti ini:
Selama kursus mengemudi ini saya diserang stress berat, tidurpun tak tenang. Pada saat tes pun, petugas yang mengetes saya sampai menyuruh saya mengambil napas dalam-dalam. Padahal saya ini termasuk tenang dalam menyetir. Tekanan tes ini memang luar biasa, jauh lebih berat daripada tes di Indonesia. Begitu dinyatakan lulus, saya diberi selembar kertas untuk membuat SIM penuh. Selain itu kendaraan saya juga harus ditempel stiker, di bagian depan dan bagian belakang dengan tulisan N, yang artinya novice driver. Stiker ini harus dipasang selama dua tahun.
Penutup
Di Irlandia, tak semua pengemudi disiplin, yang ngaco ada dan jumlahnya tak sedikit. Banyak pula yang suka melebihi batas kecepatan yang diperkenankan, atau bahkan menyetir dengan alkohol melebihi batas yang diperkenankan. Tapi kesemrawutan jalanan di sini tak seperti di Indonesia, karena mendapatkan SIM di sini, tak semudah mendapatkan SIM di Indonesia.
xx,
Tjetje
Lulus ujian SIM di Irlandia & pernah tak lolos ujian SIM di Indonesia
Ehm kalo mau lolos SIM di Indonesia mah harus duit dulu. Mau sejago apapun bisa aja ga lulus 😂.
Konon katanya, sekarang sih sudah berbenah jadi ga bisa pake duit tapi nampaknya tergantung yg menghadapnya siapa krn kemarin temenku yg belum mahir masih bisa bikin SIM nembak walau harganya gak semurah dulu 😊
Kemaren pas pulang susah banget nembak. Bersih calo.
Oya? Bagus tuh. Katanya sih calo walau ada juga ga berani terang2an kayak dulu mba, dan harganya berkali kali lipat.
Kalo udah bersih gitu malah resiko ya pake calo, takut diciduk dan takut ditipu 😁
Aku gak nemu calo. Tapi di dalam ruangan ada bapak2 perlente yang tiba-tiba masuk lewat pintu belakang untuk cetak SIM 😦
😂😂😂😂
Kayaknya dari mental yg harus diubah. Aku sendiri belum coba bikin SIM di sini jadi ga tau sikonnya gimana tapi aku tau banget gimana kalo di imigrasi untuk bikin/perpanjang paspor. Imigrasi yg segitu sudah teratur, rapi dan cepat pun praktik calo masih ada. Calo itu untuk orang2 yg males ribet, males ambil nomer antrian, males ngurus ina inu, maunya tau bares dan gak masalah bayar berapapun asal cepet 😁
That’s me, maunya beres dan bayar. Soalnya aturannya gak jelas dan birokrasi yang berantakan. Kayak ujian SIM, aku pernah gagal karena petugasnya gak ngasih tahu ada kode soal yang harus ditulis. Aku gak tulis kode soal tapi petugasnya masih bisa koreksi. Lha koreksi dari mana? Ngaco!
Kayaknya kalo kepolisian itu revolusi mentalnya masih jauh mba, terlalu birokratis dan udah terlalu lama dilicinkan segala urusannya dengan duit.
Hmm sayangnya imigrasi belakangan juga mulai kendor lagi nih, mulai ribet ga jelas makanya mulai nongol calo lagi.
Imigrasi bisa pakai calo kok, di Jakarta Timur bahkan ada ruangan khusus!
Waktu pertama kali aku bikin paspor 2015 kalo ga salah, itu imigrasi lagi reformasi besar2an. Bikin di warung buncit, tertib banget. Calo nya pada kena tegur. Terus inget banget staff kanim negur orang yg antriin bos-nya “mau bos, mau staff, mau siapapun di mata imigrasi sama. Mau bikin paspor ya harus datang dan antri sendiri”. Jleb banget, abis itu pada tepuk tangan 😂
Pencitraan kali. Guwe bikin di Timur, di masukin ruangan khusus yang penuh dengan calo. Jadi ada dua ruangan, satu untuk proses normal, satu untuk proses calo. Antriannya khusus dong!
Wahahaha mungkin sih soalnya itu baru2 banget imigrasi di reformasi 😄
Congrats!! 😀
Di sini juga setahuku lumayan ribet tes untuk mendapatkan SIM-nya, dan memang bisa keluar biaya banyak banget! Tapi sejauh ini aku merasa belum butuh SIM karena toh masih bisa, dan jauh lebih praktis dan efisien, pakai public transport, hahaha 😀 .
Terimakasih! Aku harus punya karena akan tinggal di kampung.
kalo disini masih bisa main..asal tau celahnya Tje..haha..adek gw bisa lolos dapat SIM karena dibantuin sama tukang yg jual pensil utk ujian SIM di depan samsat..wkwkwk
Penjual pensil, OMG!!!
Mba Ail selamat!
Lebih meresapi bacanya, karena ingat perjuanganku dulu waktu les mobil disini, aku stressnya bukan krn mau ujian saja tapi pada saat les pun, sampe minum obat penenang yg ternyata ga ngefek sama sekali setiap instruktur jemput ke rumah. Tapi ujian teori dan praktek langsung lulus hanya dlm sekali ujian, malahan instrukturnya ga percaya waktu aku ksh kabar bahwa aku telah lulus ujian teori, krn bhs belandaku yg amburadul. Tapi waktu akan ujian praktek si instruktur lebih pede bahwa aku akan lulus. Dan benar. Oh ya aku habis sekitar 30 an lebih les praktek dan setiap kali les selama 100 menit, waktunya hampir setahun krn dikurangi liburan panjang baik aku maupun instruktur nya, aku bisa bertahan dgn satu instruktur saja, padahal pernah beberapa kali kepikiran ganti instruktur krn saking stressnya setiap kali dia datang menjemput.
Ah jadi curhat panjang lebar, maafkan 🙂
Di sini disediakan penerjemah kalau bahasa Inggrisnya kurang OK. Tapi harus request jauh-jauh hari. Untung hari2 berat itu udah lewat ya 🙂
Oh terima kasih
Congrats, Mbak Tjetje 🙂
Terima kasih
Di bali juga sudah mulai tertib calonya g seperti dulu
Salam
Ah syukurlah kalau udah muali tertib.
wah, congrats mba TjeTje.. aku baca ini sampai degdegan sendiri..
sekarang di sudah harus lulus tertulis dulu mba baru bisa ujian praktek, tapi untuk aliran feeding wheel dengan tangan ngak terputar2 masih banyak hahah
Terimakasih. Banyak banget kebiasaan Indonesia yang bisa bikin ujian nyetir gagal, dari dry steering sampai coasting. Nah kalau udah gini aku ngeh kenapa jalanan Indonesia semrawut.
baru kemarin donk aku ngeliat angkot berhenti pas lagi mau mutar, kirain mogok tauknya ngangkut penumpang!!! *elusdada
Waah gue baru mau mulai kursus menyetir 🙂 Doakan sayaa
Good luck ya, semoga lancar!
Thanks ail 😉