Disela-sela kerjaannya, almarhum bapak saya hobinya terjun payung. Beliau pernah mendarat dengan sukses di tengah sawah, tapi juga pernah memenangkan medali pekan olahraga negeri ini. Berkebalikan dengan alm. bapak saya, saya justru takut ketinggian, alias mengalami acro phobia. Rasanya ketakutan ini sudah ada semenjak kecil. Seingat saya, saya pernah mandi keringat ketika harus naik jembatan penyeberangan di Malang (yang di depan Bioskop Merdeka) dan di Surabaya (yang di depan IAIN). Kedua jembatan ini, bagi saya, tidak dibangun dengan struktur yang kokoh karena beralaskan kayu. Di kepala saya, kayu yang terpapar matahari, tersiram hujan ini bisa patah kapan saja dan saya bisa terjerembab ke bawah dan langsung ditabrak mobil dibawahnya.
Begitulah kepala orang yang phobia, setidaknya kepala saya. Otak berimajinasi hal-hal yang negative dan imajinasi itu datang tanpa diundang. Selain takut jembatan, saya juga takut sama eskalator yang naik menuju ketinggian. Bagi saya, eskalator yang menyambungkan dua lantai, seperti eskalator sepatu hak tinggi di Senayan City ataupun eskalator dua lantai di Pacific Place sangatlah menakutkan. Saking takutnya, saya sampai bisa merasakan getaran eskalator, getaran itu yang kemudian memicu keringat di ketiak, kaki dan tangan saya. Saya juga menghindari berada di sisi eskalator yang memberikan pemandangan bebas ke lantai bawah, apalagi kalau bangunannya tinggi. Rasanya hati tak tenang, kaki gemetar melihat ketinggian.
Takut Ketinggian, tapi gak begitu takut naik cable car di Hong Kong
Nasib membawa saya terjebak ketinggia ketika menuju Badui Dalam. Ketika itu kami, segerombolan tukang jalan-jalan, harus mendaki pinggiran bukit yang licin karena hujan dan di sisi pinggir jurang. Nggak ada jalan lain selain naik karena pulang bukanlah opsi. Tanjakan terakhir itu akhirnya saya lawan dengan segala ketakutan sampai merangkak-rangkak, otak saya berpikiran bahwa gravitasi tak cukup menahan saya di tanjakan tersebut. Alam sedang baik dengan saya, selesai saya mendaki, kabut di puncak pun hilang dan saya mendapatkan pemandang gunung-gunung yang cantik. Sayangnya, kamera tak diperkenankan merekam karena kami sudah berada di Badui dalam. Herannya, saya tak pernah takut dengan lift, yang berkaca-kaca sekalipun, otak dan hati saya merasa aman dengan segala penutupnya. Bahkan saya tak takut terbang dengan pesawat di atas sekian ribu kaki. Tapi kalau olahraga ekstrim di Benoa Bali, dikasih seratus juta pun saya nggak akan mau.
Selain takut ketinggian, saya juga takut ular. Mungkin ini berhubungan dengan masa lalu ketika ada ular beracun masuk ke dalam rumah. Mama saya dengan tenangnya membunuh ular tersebut dengan air panas. Saya menduga, Ailsa kecil takut mamanya dilukai dan ketakutan itu membekas hingga sekarang. Tapi, jaman saya masih belajar jadi animal activist saya nekat duduk di kelas yang melibatkan ular. Nggak ada hewannya sih, tapi seluruh pelajaran yang diberikan isinya gambar ular semua. Bahkan sebelum kelas dimulai, seorang animal activist bernama Mbak Sri bertanya apakah saya akan baik-baik saja jika mengikuti kelas itu. Saya nekat melawan perasaan takut saya, toh hewannya gak ada disitu. Hari ini saya masih takut ular, saya pantang berfoto dengan ular melingkar di leher tapi saya tahu kalau berjalan di alam, ular akan menyingkir ketika mendengar suara langkah kaki kita. Fiuh!
Photo was taken from Skyscappercity.com
Cara Saya Melawan Phobia Ketinggian
Berbulan-bulan saya berjuang melawan ketakutan dalam pikiran saya, setiap pagi saya tersengal-sengal karena kesulitan bernapas dan bermandikan keringat. Tapi usaha saya membuahkan hasil dan saya nggak takut lagi menaiki jembatan penyeberangan, bahkan sekarang, kalau saya mau saya bisa lari-lari di jembatan-jembatan tersebut. Hari ini saya masih berjuang melawan ketakutan saya dengan eskalator. Saya mengatasi itu dengan melihat orang lain yang relaks naik eskalator, menyanyi di dalam hati dan terus mengalihkan pikiran supaya kaki tak merasakan getaran eskalator. Saya juga menghindari hak tinggi (menurut kepala saya keseimbangan saya berkurang kalau pakai hak tinggi) dan meminimalisasi bawaan sehingga tangan bisa focus pegangan. Semoga satu hari nanti saya bisa naik eskalator dua lantai dengan hak tinggi, tanpa merasa perlu cemas kehilangan keseimbangan atau membayangkan eskalator roboh. Segede apa sih saya ini kok sampai takut eskalator roboh.
Punya phobia nggak? Gimana mengatasi ketakutan phobia tersebut?
Ailtje 
Ailtje kamu phobia ketinggian tapi klo naik pesawat ga takut kan?. Nah klo ibu mertuaku bener-bener ga mau naik pesawat, walaupun kita bilang mau dibelikan tiket, tetap ga mau, trus klo mobil melewati terowongan yg panjanggg dia juga ketakutan. Tidak ada hal apapun dilakukan beliau utk melawan phobianya.
Aku nggak takut ketinggian kalau tertutup, kalau terbuka kepala mikirnya masih bisa jatuh. Pilihan melawan itu biasanya karena terpaksa. Jadi kalau nggak terpaksa, ibu mertua pasti nggak bakal ngelawan 🙂
susah ya kalau sudah takut.. saya gak berani naik permainan yang berhubungan dengan ketinggian.. bahkan saat naik pesawat, saya gak mau buka mata saat mau terbang dan akan mendarat, heheee
Aku permainan ketinggian yang terbuka nggak berani, pernah nekat dan hasilnya tutup mata juga. Yang penting udah berani terbang Mbak 🙂
Aku takut sama….err ayam hidup x_x geli campur takut gitu liatnya mba, dari kecil sampe sekarang. Dulu waktu kecil pernah dikejar2 ayam sihh. Tapi kalo udah menjelma jadi KFC sih udah ga takut lagi 😀
Aku juga nggak mau deket2 ayam, takut dipatok.
aku,,,,takut ular,,,kalau diliat dari gejalanya sih, udah mengarah ke phobia mbak Tjetje,,,penyebab phobianya, trauma karena waktu kecil di rumah sering kemasukan binatangnya. Aku juga sempat mewek pas kuliah soal terapi, dan ada gambar itu makhluk keluar tiba-tiba. Tahu sih gimana ngatasinnya, tapi ga mau nyembuhin diri 😀
Oh tahu caranya? Gimana?
banyak mbak terapinya…bisa pakai teknik flooding (beneran diliatin terus ama phobianya) atau bisa pakai CBT (Cognitive Behaviour Therapy), atau bisa juga di hypno. Rata-rata semuanya pasti diketemuin sama phobianya atau minimal dibayangkan. Mangkanya aku ga mau diterapi 😀
Aduh…….
selama phobianya ga ganggu kegiatan sehari hari dan lingkungan sekitar, ga terlalu harus dihilangkan 😀 *defence aku bgt ini mbak Tjetje
hi mba ail kalau aku jujur, dari kecil sampai sekarang tidak bisa sembuh. phobia sama laba laba wiiiiiiiih liat laba laba bisa langsung merinding and kabuuuuur.
Waduh kalau laba-laba repot ya, mereka nggak mau nyingkir kalau ada kita.
yah begitulah mba mana kalau mau aku usir bisa di omelin, katanya bawa rejeki…
wes garuk garuk kepala aja deh .
Aku juga phobia ketinggian, kalau disuruh naik gedung tinggi, jangan disuruh melihat kebawah atau melipir2 di pinggirnya, nggak bakalan mau. Sama dengan naik jembatan gantung yang macam di hutan2 begitu atau jembatan yang cuman balok kayu walaupun rendah banget diatas sungai, misalnya.
Tapi aku pernah coba parasailing di Benoa, waktu itu mungkin karena nggak mau rugi (secara dibayar oleh sponsor), jadi niat aja ikut dan ternyata “nggak ada waktu” untuk takut, karena begitu dipasang peralatannya, terus diseret nggak nyampe beberapa detik udah tau2 “mengudara” aja, dulu malah takutnya klo nyebur air secara nggak bs renang (walaupun pake pelampung) but that story ended well 😉 Mendaratnya juga di pantai lagi.
Pengecualian naik gedung tinggi kalau pagarnya jelas2 sturdy dan sanggup mengamankan penonton, kaya waktu di Empire State Building kapan hari. Nggak takut dan nggak giddy karena pagarnya lebih tinggi dari tinggi manusia 😀
Haduh, aku belum berani paraisailing. Mungkin harus ada yang bayarin dulu biar kepepet. Pagar yang kokoh kayaknya jadi kunci mengamankan pikiran ya. Aku kalau di mall juga ga mau melipir karena kacanya kelihatan ringkih, pakai ditambah tulisan: dilarang bersandar. Aduh…
jadi udah total sembuh fobianya mbak? udah pernah coba hipno healing? pernah baca, katanya bisa menyembuhkan tuh. suamiku kalau berada di ketinggian berasa mau loncat aja katanya. nggak tau deh apakah itu fobia juga.
Nggak sembuh kok, masih harus fight di tempat-tempat tertentu. Cuma aku niatnya melawan, nggak membiarkan. Berasa mau loncat? Kalau aku berasa mau jatuh.
First, alm bapakmu keren! Aku dari kecil pengin terjun payung tapi belum kesampaian. Second, selamat, mulai bisa mengatasi phobianya. Ternyata bisa sampe keringat dingin deg-degan gitu gara2 lewat jembatan penyebrangan ya… Suatu saat, harus cobain rock climbing, menatap kebawah sambil menggantung di bibir tebing itu sensasinya luar biasa…
Terimakasih. kayaknya nggak mau deh kalau climbing, cukup eskalator aja!
Naik balon yuuuk… hihihi… pingsan pasti
aku mba ai 😦
aku phobia sm cicak.
gak tau bermula dari mana ketakutanku sm cicak ini. tp kalo diinget2 sih gara2 waktu SD ada temenku mainan cicak dipotong2 terus dilempar-lemparin ke temen-temen. sejak itu aku parno bgt sm cicak. sampe skrg bisa nangis-nangis kejer sampe jejeritan kalo kepegang cicak atau kejatuhan cicak. liat siluet2 item cicak masih gapapa. tapi kalo liat gambar cicak yang di buku-buku rasanya merinding disko.
gak tau lagi aku gimana caranya biar ilang phobia ini. udah banyak brg pecah kelempar gak sengaja sm aku gara-gara cicak ini. pdhl mana ada rumah yg gak ada cicaknya kan yah? 😀
Aku juga phobia ular, entah penyebabnya apa. Liat di tv, majalah, sama di buku2 ensiklopedia, kalo ada foto ular pun aku sampe merinding2 mau pegang bukunya/buka halaman2nya. Ke kebun binatang, gak pernah mau liwat kandang ular, bisa nangis gemeteran deh. Boro2 berfoto sambil berkalung ular ya, ogah banget. Pernah liat foto yang ularnya nongol dari lubang kloset duduk *sumpah nyesel kenapa aku liat foto itu*, jadinya sekarang kalo mau pake kloset duduk mesti kepikiran foto ituh…
Kalo mau diterapi, aku juga ga mau deh rasanya.Abis kalo disuruh ngadepin ularnya beneran kan aku takut…
aku pernah beberapa kali ngebayangi ular keluar dari toilet juga. Aduh itu ngaco bgt ya.
tapi kalau lewat2 kandang ular aku masih okay, walau pakai deg-degan. Btw, aku berani pegang tas ular dan punya beberapa. Hihihi…
Kalo aku phobia ngak punya duit kak, ada solusi praktis ngak ???? hehehe. Btw temen ku ada juga phobia ketinggian, kita perna godain saat nyebrang di jembatan gajah mada plaza, dan sumpah tuch temen gw ampe jongkok nanggis ngak mau liat jalanan minta di tuntun hehehe
Nakal banget kamu cumi! Gampang, jadi model underwear aja 🙂
Aku mau bgt naik wahana yang tinggi2 gitu. Tapi aku takut, tapi bener2 mau bgt dan kalau ga nyoba bakalan nyesel&penasaran. Menurut km gimana? Oiya tp aku pernah sih naik niagara2 sama kicir2 di dufan heheh
Coba aja supaya tahu.
Saya setiap sekolah lewat jambatan kali saya takut banget itu kenapa yaa ?..
Takut jatuh?
Saya setiap sekolah lewat jembatan kali tapi saya takut banget itu kenapa yaa ?…..
Takutnya kenapa? ketinggian?