Mabuk Megamendung di Cirebon

Naik kereta api Cirebon Express dari Jakarta, mata saya dihibur dengan motif batik megamendung pada kordennya. Sampai di lobby hotel Metland, mata saya dimanjakan dengan indahnya megamendung di sudut hiasan topeng. Menuju lift, mata sekali lagi diperlihatkan dengan mega mendung. Nomor kamar pun mengandung mega mendung. Hiasan di atas tempat tidur pun penuh dengan mega mendung, menoleh sedikit ke tembok kamar, ada hiasan mega mendung lagi. Mau nelpon ke recepsionis pun ada mega mendungnya. Besok paginya sarapan di ruang sarapan ada mega mendung lagi.

Yang baca aja saya yakin udah capek baca kata mega mendung, apalagi saya yang harus menemui mega mendung di setiap sudut Cirebon. Dari warung nasi jamblang yang menyajikan makanan kuli Daendels, beberapa pohon di pinggir jalan, sampai toko oleh-oleh juga menghias diri dengan motif yang dibuat oleh Sunan Gunung Jati ini. Konon, motif ini disimbolkan sebagai cintanya Sunan Gunung Jati pada putri Ong Tien Nio, putri Cina yang diperistri Sultan.

Toko Batik Judes “Jaya Abadi”

Trip saya kali ini agak gaya, ke Cirebon untuk cari batik.  Macam pejabat yang perlu berlembar-lembar kain untuk bikin baju aja. Trusmi, perkampungan batik tentunya jadi tempat wajib untuk dikunjungi. Masuklah kami ke toko Jaya Abadi yang tersohor itu, sebelum masuk lepas alas kaki dulu. Alas kaki di toko batik itu dilepas supaya lantai tetap bersih sehingga kain batik bisa dibuka di lantai.

Tokonya kelihatan menyenangkan, ada suguhan rempeyek dan sirup tjampolay. Jangan terjebak dengan manisnya sirup tjampolay, karena ternyata pegawainya judes banget! Saking judesnya kami nggak dibolehin buka batik dengan alasan jelek dan dipaksa membeli sebuah batik biru. Kainnya sih cantik sih, tapi pemaksaannya bikin males. Karena pegawai judes dan karena cuma berhasil buka dua lembar kain, kami pun bubar keluar dari toko.

wpid-20140419_124112.jpg

motif pagar besi

Pindah ke toko lain, kami ngadu dan ternyata Ibu Marniah ini terkenal kurang ramah. Salut deh sama pemilik tokonya yang tetap mempertahankan pegawainya walaupun sukses bikin pembeli kabur. Anyway, kampung Batik Trusmi itu batiknya bagus-bagus dengan harga bersahabat sampai harga keparat. Selembar kain yang paling murah dengan desain yang cukup bagus dan pembatikan rapi berharga 250 ribu dengan pewarna naptol. Kalau mau yang 100 ribuan juga bisa, tapi motifnya lagi-lagi mega mendung atau designnya kurang menarik hati.

Penting dicatat, kalau mau belanja batik sebaiknya belajar dulu motif-motif terkenal di daerah itu. Saya melahap bukunya Iwet Ramadhan tentang cerita batik dan memutuskan pingin kain bermotif burung hong, tapi akhirnya batal karena harganya yang mencapai 1.5 juta rupiah saja. Saya berencana bikin dress jadi kalau kainnya mahal ogah banget.

Batik Pewarna Alam Murah

Sebelum ke Trusmi, kami mengunjungi koperasi batik Ciwaringin yang terletak di kab. Cirebon, kurang lebih satu jam dari Cirebon, entah berapa KM dari Cirebon. Batik tulis di atas kain mori primissima ini mendapat penghargaan EU, European Union, melalui program Clean Batik Initiative-nya karena menggunakan pewarna alam seperti indigo, kayu secang, jengkol dan bahan-bahan alami lainnya termasuk dedaunan. Harganya: termasuk murah!

Sebagai referensi saja, selembar kain termurah dengan motif sekar jagat, dua warna, dihargai 500 ribu rupiah. Untuk kain  yang bermotif lebih penuh dan detail seperti pagar besi, harganya minimal 1.6 juta rupiah. Si burung Hong juga dihargai 1.5 juta rupiah. Aduh Hong mahal bener sih kamu ini!

Mungkin bagi sebagian orang kain ini terdengar mahal. Tapi perlu diingat bahwa proses pembatikan ini memakan waktu hingga mencapai satu bulan, apalagi warna dalam kain juga lebih dari satu. Semakin banyak warna dalam kain, maka akan semakin lama prosesnya. Pewarnaan dengan warna alami juga lebih lama dari pewarnaan dengan naptol, konon bisa lebih dari lima kali mencelup agar warnanya meresap. Selain pewarna alami, keunggulan lain dari batik Ciwaringin adalah proses membatiknya tanpa sketsa, sama kayak pembatik di Madura yang tak kenal sketsa.

SekarJagad

Pak Sujai dan Batik Ciwaringin. Photo: batikpos.com

Btw, presiden SBY ternyata pernah ngeborong batik di pengrajin ini hingga 25 potong dengan bahan sutra. Berapa harga selembar kain sutra? minimal dua juta saja sodara-sodara, kalau motifnya rumit ya bisa lebih mahal. Nggak usah nyinyirin dulu, Presiden itu paling gak sehari ganti batik dua kali. Sebulan kalau acara kenegaraan terus menerus, berapa kain batik yang diperlukan? Belum lagi bahan yang diperlukan untuk presiden kita yang tinggi dan besar itu tentunya agak lebar. Nah banyak kan? Jadi 25 potong itu nggak sampai sebulan juga udah abis.

wpid-20140419_133614.jpg

Suasana Rumah Pak Sujai

Tips

  • Yang berminat menghabiskan gajinya beli batik Cirebon silahkan ke Putri Masina di Inacraft (Cendrawasih Hall 111). Minta diskon juga sama Mbak Iis yang jaga. Bilang aja: disuruh minta diskon sama mbak-mbak yang dimarahin Bu Marniah.
  • Yang pengen ke batik Ciwaringi silahkan menuju RS Sumber Waras Ciwaringin, sekitar 100-200 meter silahkan belok kanan. Nanti dari situ masih harus berhenti di depan persawahan dan masuk ke dalam gang kecil lagi. Lokasi rumah Pak  Haji Sujai terletak di ujung dalam gang buntu. Banyak petunjuk, tapi mata mesti jeli ngelihat karena petunjuknya kecil-kecil.

 

 Selamat berakhir pekan!

Advertisement

23 thoughts on “Mabuk Megamendung di Cirebon

  1. Wahh mbak aitje main ke cirebon. Jadi semangat main k trusmi, selain JAya Abadi toko mana lagi yg rekomen mba ? pas banget aq mw main ksana niii

      • Nanti aq mampir ke Puteri Masina kalau begitu mba..
        Oiya klo ciwaringin harganya cukup mahal yah mba krna dya pake pewarna alam …

      • Iya proses mewarnainya lama. Yang di bawah 500 ribu ada tapi kurang cantik dan pilihannya ga banyak. Yang banyak di atas 1.5jutaan. Selamat berburu batik ya!

  2. Duhhh gemes ya klo liat batik, cuma kadang ga sanggup liat harganya.
    Kain batikku jarang yg dijahit, biasanya aku cuma pake dililit aja. Atasannya pake tshirt ato kebaya simple klo kondangan. Brasa cantik gtu deh *angelicsmile

  3. dua kali ke Cirebon dibawanya ke Trusmi aja, belum tau Ciwaringin…
    ke Tasikmalaya juga enak belanja batik.., udah ada sentranya seperti di Cirebon,,, lupa nama jalannya…

Leave a Reply to Ailtje Binibule Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s