Pantai Base G konon merupakan salah satu pantai yang bayak disukai dan mudah diakses karena lokasinya tak jauh dari tengah kota. Selain terkenal karena keindahannya, pantai ini juga terkenal karena kemahalannya. Masuk ke lokasi pantai bayar sepuluh ribu, parkir kendaraan bayar lima puluh ribu, duduk di salah satu balai-balainya bayar – konon hingga dua ratus ribu, bahkan ada guyonan, sewa tikar bayar, nanti menggelar tikar sewaannya pun harus bayar.
Kami tak berencana untuk duduk lama-lama di pantai itu, karena males dengan urusan bayar-membayarnya. Mobil sewaan kami tinggalkan dalam keadaan hidup, bersebelahan dengan mobil yaris warna merah. Baru juga kami meninggalkan mobil, kami sudah diteriaki dengan galak Bapak parkir. Mendadak, Oom-oom di mobil Yaris merah mengatakan pada pengemudi kami, dia yang akan atur semuanya. Melengganglah kami, tanpa prasangka apa-apa. Sementara bapak tukang parkir dipanggil Oom-oom dalam mobil, dan entah bagaimana, tiba-tiba si bapak yang galak itu tersenyum-senyum sambil menggangguk-angguk.
Konon pantai ini digunakan latihan lari pemain Persipura. Pasirnya bikin terjerembab kalau jalan kaki, lha jalan aja susah kok lari..
Seperti di banyak tempat di Jayapura, pantai ini juga diwarnai oleh bekas ludah berwarna merah. Tak hanya itu, sampah pun merusak keindahan pantai ini. Sungguh disayangkan.
Nggak sampai sejam, kami pun kembali ke kendaraan. Masuk mobil, semuanya masih aman-aman. Begitu beranjak meninggalkan area parkir, pengemudi kami tiba-tiba memencet klakson dan melambai pada si mobil merah. Tiba-tiba mobil merah pun mengikuti kendaraan kami, mengejar rupanya. Eh maaf ya yang ngebayangin kejar-kejaran ala film India, kejar-kejarannya gak seheboh itu. Hadeuh, jadilah kami nyuruh si pengemudi untuk ngebut dan untungnya kami berhasil menghindari kejaran Oom-oom yang ternyata mabuk.
Kata pengemudi kami, orang-orang yang naik Yaris di Jayapura itu gaya doang, karena dengan struktrur berbukit gitu, mobil sedan nggak cocok. Biasanya mereka yang pakai sedan adalah pejabat yang gaya-gayaan doang. Baiklah, dicatat: kami dikejar Oom-oom dengan mobil merah yang mabuk dan gaya-gayaan doang. Tak apalah dikejar, nggak ketangkep juga, dan yang paling penting, kami gak bayar parkir di pantai base G. Lima puluh ribu bow!
Selain ke pantai base G, kami juga pergi ke Pantai Harlem; ini pantai tenang dan masih jarang terjamah. . Cerita tentang Harlem akan saya susulkan pada postingan berikutnya yah. Saya kasih intip bintang utama dari perjalanan saya di Harlem kemarin ya, Miyeki dan kapal kecilnya:
pantainya cantiik mba yg bawaah…eitu dikejar om-om, ganteng ga orangnya???hahaha…
Nggak keliatan, yang ngeliat pengemudinya. Orang Papua asli sih dan katanya bau minuman.
haduh banyak banget botol bekasnya ya huhu
dikejar2 mau dikasih duit kali mbak
aduh….pasti haram duitnya.
Siang bolong pada mabuk ehmmmmm….
Tapi pantainya enak tenang tapi sayang kok kotor 😦
Yang kotor cuma sebagaan Ria. Sebagain bersih kok.
Kak .. kenal kan aku dengan om itu, aku haus belaian om2 #Halah. Btw sayang banget tuch sampai berserakan 🙂
Dan Ok fine, jangan tergoda dengan mobil sedan karena itu gaya2an doang 🙂
aku tergodanya sama private jet yang ke Maldives aja, ehhhh….#tepokin lumpur.
cieee yang dikejar om om hahahaha
Penduduk lokal yang ngaku “tuan pasir pantai” nggak berubah ya hehehe…
Eits kenapa pantainya sekarang penuh sampah begitu??? Dulu juga banyak orang piknik tiap minggu, orang gelar tenda tiap weekend, tapi nggak separah itu kotornya. Hiks…
Beberapa sudut pantai menjijikkan karena sampahnya banyak banget. Sayangnya gak ada yang bersihin. Tapi kalau untuk mintain uang cepet banget.
Tuan pasir pantai itu fenomena menarik, tapi juga menyedihkan ya.
Mobil gaya-gayaan? >.<
btw itu poto terakhir kenapa bikin hati mencelos saking cakepnya yaaaa
Foto terakhir itu di pantai lainnya Ka, ada cerita sambungannya.