Bertemu Pemimpin Negara

Dua belas hari terakhir ini saya berada di Bali untuk urusan pekerjaan. Selama dua belas hari saya kerja non-stop, kurang tidur dan kurang makan. Napsu makan menghilang karena saya bosan lihat makanan hotel. Saking sibuknya ngurusin kerjaan, saya tak sempat menengok pantai di siang hari, kesempatan melihat pantai hanya terjadi saat makan malam. Sedihnya. Hari Sabtu kemarin saya kembali ke Jakarta dan ada luapan kebahagiaan karena bisa kembali pulang ke rumah, terbebas dari beban pekerjaan, gembira karena pekerjaan telah selesai dengan baik dan gembira bakal bisa makan makanan normal. Percayalah, secantik apapun makanan hotel itu, lama-lama muak juga.

Ada banyak  hal yang berkesan dalam dua belas hari ini, dari  ketemu orang-orang dengan pengetahuan luar biasa, pejabat ngehek, hingga bertemu pimpinan-pimpinan negara. Sebagai pegawai biasa-biasa saja dengan prestasi biasa-biasa saja, saya tak pernah bermimpi bisa bertemu dengan orang nomor satu di negeri ini, Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam kesempatan resmi. Selain Ibu Dirjen kantor saya, ketika itu hanya empat orang yang diperkenankan menemui SBY. Saya, sebagai orang kelima dalam urutan hirarki tak banyak berharap, hingga kemudian bos tercinta mendelegasikan saya untuk bertemu beliau. Keputusan mengirim saya ke ruangan meeting berjalan cepat sehingga saya tak sempat berpikir apa-apa. Begitu ketemu SBY saya pun tata krama mengharuskan memanggil beliau Your Excellency. Ya maaf Pak Presiden, jaman belajar buku panduan tata krama nggak sampai pelajaran menyapa pemimpin negara.

Gimana rasanya ketemu SBY? Terus terang saat mati rasa, karena kejadiannya begitu cepat. Lempeng aja kayak robot, maklum selama beberapa hari itu saya sarapan espresso terus biar mata terjaga (untung ga jantungan). Dua hari kemudian saya baru sadar kalau saya ketemu Presiden dan kesempatan itu sangatlah langka.

Berkesankah ketemu SBY? Errr biasa aja, Presiden kan juga manusia. Tapi yang teringat dalam kepala, Presiden SBY itu pintar, pembawaannya tenang, formal,  bicaranya terstruktur dan bahasa Inggrisnya bagus. Satu hal yang saya tak bisa terlewatkan, beliau terlihat sangatlah lelah, kantong mata itu bukan tipuan. Aduh kenapa nggak di operasi aja si Pak? Surprisingly, urusan pengamanan tak seketat yang saya bayangkan. Saya bahkan bisa bawa backpack masuk ke dalam ruang meeting *maklum backpacker*. Foto saya salaman sama Presiden tak ada karena begitu saya salaman, fotographer kami terjatuh tersenggol awak media lain. Untungnya sang photographer dan kameranya tak apa-apa. Eh tapi kalau ada foto salaman sama Presiden saya janji nggak akan saya cetak dengan ukuran besar lalu dipasang di ruang tamu. Janji!

Ailsa dan SBY 2

Suasana ruangan meeting di hotel favourite SBY di Bali

Selain ketemu Presiden SBY, pekerjaan juga membawa saya juga bertemu PM Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmão. Pertemuan ini buat saya jauh berkesan, karena pribadi beliau yang sangat ramah dan hangat. Saya sebenarnya tidak kebagian kursi dan berdiri  ketika menghadiri pertemuan ini karena ruangan yang terlalu sempit, tapi oleh beliau, saya diminta duduk di dekat beliau. Beliau juga tak mengajak saya bersalaman, karena saya orang muda, saya malah diajak tos *aduh apa sih bahasa Indonesianya high five*.

Ailsa and Xanana 2

Ketemu PM ketawa cekakan

Dari pertemuan itu saya belajar banyak hal, tapi yang paling membuat saya terkesan adalah komitmen beliau untuk pembangunan Timor-Leste. Beliau berkata bahwa “every transition is fragile”, makanya beliau berharap kedamaian dapat tetap terjaga. Timor-Leste selama 15 tahun belakangan ini bertransisi untuk maju dan beliau tak ingin negaranya mundur ke 15 tahun lalu. Hal lain yang membuat saya takjub adalah ketiadaan jejak-jejak amarah maupun dendam terhadap Indonesia, justru beliau ingin membantu Indonesia bagian timur yang kurang maju.

Ailsa and Xanana

Di akhir pertemuan, saya mendapatkan hadiah ciuman di kening dan ciuman itu sukses bikin saya nggak bisa tidur karena girangnya. Kegirangan ini lebih pada fakta bahwa ada pemimpin yang jauh dari formal. Saking ramahnya beliau, di Forum 6th UNAOC kemarin, beliau termasuk pemimpin tinggi yang sangat populer dan banyak berfoto dengan. Fotographer kami bahkan menangkap moment beliau dengan serunya ber-highfive  dengan Desy Anwar. Seneng deh kalau lihat pemimpin tanpa batas seperti ini.

Siapa yang pengen ketemu pemimpin?

xx
Tjetje

47 thoughts on “Bertemu Pemimpin Negara

  1. jangan cuma mimpi ai.. tulis di IG ibu negara hahahaha..
    ah ai kamu keren! dan setuju, akupun merasa SBY is a smart and cool person

  2. Wah keren bngt kak Ail 🙂 aku ga prnh sih ketemu pemimpin negara, dan mgkn kalo blh milih lebih tertarik ketemu pemain bola luar negri dibanding presiden kita *parah bngt yah*
    Tetep aja pasti ada kebanggan sendiri kalo berhasil tatap muka sama org nomor 1 di negeri ini hihi.. Semangat kak kerjanya, beruntung bngt yah pny kerjaan yg bs ketemu org2 yg menginspirasi begini 🙂

  3. Wah keren euy. Kebayang deg deg annya gimana. Hhh pak SBY capek kali ya ngurus satu Indonesia yang udah susah di atur, tukang protes lagi 😆
    Btw ternyata Xanana itu emang beneran baik dan cool ya, dulu aku cuma menduga duga doang keliatan dari mukanya sih tu orang baik dan charming

  4. Pernah sih ketemu orang penting gini duluuuu di kerjaan yang lama, tapi malah gak deg-degan…justru deg degan pas ketemu pelatih sepakbola salah satu klub asal Spanyol. 😀 . btw, Xanana emang keren, orangnya ramah, temanku sendiri bilang gitu.

  5. Bisa ketemu Mr Xanana!!!Huaaa lucky you, kak…. Entah kenapa dari dulu ngidolain Xanana ketimbang presiden-presiden di Indonesia hehehe

  6. Pas SD gw jg pernah ketemu Pak Habibie waktu jd menristek, yang inget malah bonyok, suka cerita ke adek2 gw.
    Btw, banyak lho yg pasang poto salaman ama pak Presiden di ruang tamunya, km antimainstream ya, hihi

Leave a reply to cerita4musim Cancel reply