Antara Santet dan Pelet

Tulisan ini aslinya dituliskan dalam Bahasa Inggris dan merupakan bagian dari seri “Thing Indonesians Like”, tapi pasti orang asing itu pada bingung bacanya.

Suatu hari di penghujung tahun 2013 saya melihat foto mengenai tarif doa di akun Twitter @akbarmangindara. Foto itu diambil di sebuah rumah di Sulawesi sana. Ongkos doanya dimulai dari harga 2.500.000 hingga 150.000.000, tergantung posisi apa yang  diincar. Menariknya, posisi-posisi yang dipasang adalah posisi kepala; dari kepala desa hingga kepala provinsi, alias Gubernur. Di secarik kertas itu tak ada tarif untuk posisi Menteri apalagi Presiden, mungkin peminatnya kurang, atau harganya terlalu mahal.

Doa Berbayar

Bukan rahasia lagi bahwa pejabat-pejabat di negeri ini memang banyak yang rajin ke ‘Orang Pintar’ atau yang biasanya disebut juga Dukun. Konon, menjadi pejabat tak akan sukses dan aman kalau tak ke Dukun.

Dukun tak hanya mengurusi pejabat atau calon pejabat tapi juga mengurusi perdagangan. Ketika saya tinggal di Malang, saya banyak mendengar cerita persaingan pedagang di pasar yang diwarnai bumbu kekuatan doa dan jampi-jampi supaya dagangan lebih laku dari lapak tetangga. Makanya, jangan heran kalau melihat toko kecil super laku dikomentari  “Dukunnya kuat”.

Dukun juga bertindak sebagai agen penjualan rumah. Jika agen mencari klien, Dukun cukup membuka aura rumah, niscaya rumah akan terjual dengan mudah. Besar kemungkinan sang empunya sakit jantung setelah rumah terjual, karena sang Dukun meminta bagian yang bahkan jauh lebih mahal daripada jada agen penjualan rumah.

Dukun tak hanya bertindak untuk urusan perdagangan tapi juga bisa mengirimkan hadiah seperti Santa Klaus. Jika Santa memberikan hadiah yang membuat bahagia, Dukun memberikan santet yang membuat ngeri. Gunting, pisau, silet dan benda-benda tajam lainnya bisa dimasukkan ke dalam perut si korban. Di kelas Antropologi saya 17 tahun lalu, saya juga diajarkan bahwa Dukun bisa membuat si korban menjadi kembang amben atau bunga ranjang. Dalam kondisi ini biasanya si korban tak bisa beraktivitas karena harus bed rest. Jika diperlukan, serangan-serangan sakit juga bisa dihadirkan pada jam-jam tertentu saja dan dikirimkan melalui jasa makluk halus peliharaan sang Dukun. Cocok bagi mereka yang memendam dendam.

Karena tahu cara mengirim, dukun juga tahu cara mengobati. Dari kanker sampai HIV/AIDS yang bahkan scientist belum menemukan obatnya. Jampi-jampi,telur, mandi kembang dan apel, nampaknya lebih manjur ketimbang antibiotik apalagi kemoterapi.

Jasa Dukun juga meliputi pengisian kekuatan magisnya pada bedak, lipstick dan segala macam alat komestik. Kekuatan magisnya konon akan menarik konsumen bagi mereka yang bergerak di bidang jasa cinta satu malam. Jika ada rejeki berlebih, boleh juga memasang susuk di bagian-bagian tubuh tertentu supaya lebih menarik. Lebih murah dan tak sesakit operasi plastik di Korea sana. Mereka yang memilih susuk tentunya harus kuat iman dan tidak tergoda untuk memakan pisang mas, apalagi daun kelor.

https://instagram.com/p/oNG6rNwxl0/?taken-by=binibule

Selain santet, biasanya ada juga Dukun yang memiliki spesialisasi pelet. Jika santet memberikan sakit pada orang lain, bahkan bisa menyebabkan kematian, pelet memberikan cinta semu. Semu karena konon cinta ini punya masa kadarluarsa. Tak hanya kadarluasa, cinta ini juga bisa hilang ketika melintasi lautan. Naasnya, korban pelet ini seringkali tanpa sadar disuruh minum aneka rupa hal supaya bertekuk lutut. Konon, salah satu ramuan manjur pelet adalah campuran kopi dan darah menstruasi. Menjijikkan.

Masih banyak lagi specialisasi Dukun. Mereka bisa membuka aura untuk membantu mencarikan jodoh. Bisa juga membantu untuk mendapatkan pekerjaan impian. Bahkan, mereka bisa melihatkan masa depan bagi mereka yang tak sabar menanti.

Jika melihat tarif di atas, jasa Dukun bukanlah jasa yang murah. Kendati mahal, Dukun juga banyak dicari. Konon, daerah-daerah pesisir (tak perlu disebut namanya, nanti warganya marah) memiliki dukun yang lebih mantap ketimbang daerah lainnya.

Mengapa masyarakat kita yang katanya beragama ini masih mencari Dukun? Mungkin Tuhan saja nggak cukup, makanya harus nyari dukungan dari Dukun. Terkait dengan santet, daripada menanti karma yang akan memakan waktu lama, lebih baik bertindak seperti Tuhan saja dan menghukum orang lain. Cepat dan praktis. Mahal tak apa yang penting napsu menghukum terpuaskan. Kalau soal pelet dan percintaan ya tolong dimengertilah, kalau tak begitu nanti bisa jomblo terus dong!

xx,
Tjetje

75 thoughts on “Antara Santet dan Pelet

  1. Ihhhh darah menstruasi! Dulu bukannya sempet beredar kabar kalo penyanyi terkenal yang jadi istri muda (skg udh naik pangkat) anak mantan penguasa negeri ini juga pakai pelet, ambil celana dalam atau pipisin kamar sih gw lupa. Serem emang, keluarga gw dari Kalimantan, katanya suku Dayak itu magicnya serammmm *percaya gak percaya deh*

    • Ini maksudnya si Ma–ng bukan Mar? Konon kabarnya santet ini ga berguna di Eropa. karena duo pasangan itu sempet liburan ke Eropa, dan si cowo kaya sadar kalo ada yang salah pada dirinya dan ribut terus selama di Eropa. Kurang canggih ya santetnya ga bisa menembus benua hahaaha

      • ikutan nimbrung juga, iya bener mbak puji aku juga pernah denger cerita itu yg katanya mereka liburan ke eropa trus si pria selama liburan itu semacam sadar gitu ada yg aneh,jadinya berantem terus,gak tau deh tu dengar dari mana juga dh lupa 😀

    • Wah aku gak denger kabar kalau mbak itu pakai jampi-jampi. Kasian banget dong kalau sudah dipelet kenceng-kenceng liburannya cuma bisa dari Ujung Kulon sampai Banyuwangi. Mesti ada inovasi nih biar bisa lintas samudera.

      Mariska, konon orang Dayak bisa menghilangkan bagian-bagian tubuh tertentu ya, apalagi kalau cowok playboy. Bahaya tuh masa depan terancam.

  2. dulu pernah nyaksikan mba, waktu liputan di pemprov, setiap menjelang mutasi pejabat, di depan pintu lift itu ada bunga tujuh rupa dan garam ditabur gituu..

  3. Hal yang diminati orang hingga memakai jasa dukun itu adalah sikap yang maunya serba instan, cepat. Ngga mau usaha malah jadinya pake yang klenik begini. Parah banget deh. Menarik Tje tulisannya.

    Dan aku baru tahu daun kelor bentuknya seperti itu.

  4. Lupa dimana itu yang “tidur” dengan non-pasangannya di makan keramat bikin kaya. Parah banget itu prostitusi terselubung plus bego aja yang percaya juga ahahaha..

  5. Ih bener mbak..di Malang trend yg begonoh. Dulu pas jamannya saya masih usaha kuliner di sekitaran UB. Banyak banget katanya warnas yg pake begonoan. Dapat info dr ibu kontrakan kalo si warung XYZ pake buto ijo makanya laris manis. Hasrat kepo saya yang tak terukur ini pun iseng2 beli makan disono (padahal punya warung dewe, daaan pak bojo mendukung niat kuh)
    Etapi beneran mbak, makanannya nggak bingit mana muahal pulak. Yakin deh kalo tu orang pake kolornya buto ijo. *ambil wudhu trus taubatan nasuha*

  6. Lah iya, aku juga jadi tau daun kelor segede apa, haha. Pernah denger cerita, ada pria yg didukunkan oleh ortunya supaya mau menikah dengan gadis pilihan ortu. Sukses, pernikahan lancar, si pria jatuh cinta bertekuk lutut pada sang istri. Ternyata istrinya ga becus ngurus rumah tangga, males, sama keluarga mertua juga ga asik, akhirnya pihak ortu si pria bermaksud mendukunkan lagi supaya mereka cerai saja. Tapi sang dukun menolak, katanya nanti si pria bisa hilang ingatan alias gendeng. Ribet bener dah hidupnya.

  7. Orang Indonesia memang ajaib-ajaib ya Mbak, hal-hal klenik begini masih populer di masyarakat :hehe. Meskipun kadang agak di luar nalar memang, bagaimana mungkin di dalam telur yang diusap-usap ke tubuh orang sakit bisa ada paku dan pasir dan segala macam :hehe.

    • Kalau gak mahal gak bisa beli mobil mewah. Itu para orang dengan embel-embel Ki banyak yang mobil dan rumahnya keren.

      Aku pernah dengar aja sih pekerja rumah tangga kemasukan gunting dan harus berakhir di meja operasi untuk dikeluarkan. Nggak masuk di akal dan gak kebayang pusingnya dokter Indonesia lihat masalah-masalah kesehatan disini.

  8. seru banget sih mbak postingnya. aku baru tahu tarifnya segituan. ada gosip di mantan perusahaanku juga pakai semacam dukun. bentuknya pawang hujan. biar kalau musim panen hujan nggak turun. lucunya beredar gosip kalau dukunnnya dibayar pakai duit perusahaan. nah yang mengiyakan tu semacam admin manajer gitu, jadi mau percaya ko ya piye gitu

    • Kalau pawang hujan bisa dikerjakan secara ilmiah Elly gak hanya jampi-jampi. Langitnya ditembak pakai laser. Ini dari yang aku denger pas mau bikin acara di Bali ya.

      Ada jaminan gak uang kembali kalau hujan turun?

      • hahaha ini bukan yang jenis itu kok mbak. jadi heboh tu karena ya masak masih percaya gituan yang jampi2 aja. nah aku nggak nanya sampai sana XD

    • Kalau dapat berlian bagus Fe, nggak rugi banget bayarnya. Konon kalau dukunnya gak bagus dan yang diserang ‘kuat’ bisa balik sendiri ke orangnya yang ngirim. Beribet deh kalau gitu, gak bisa minta refund.

  9. Daun kelor kalo di Situbondo dibuat sayur asem. Enak rasanya. Padahal dilain waktu juga dibuat untuk mandiin jenazah, jadi semacam bimbang pas makan sayur asem kelor, karena sambil ngebayangin jenazah (sory malah bahas daun kelornya). Kota sebelah Situbondo terkenal banget dengan santetnya yang dahsyat lho. Dan warganya pun mengakui itu.

      • Ga ada hubungannya sama pelet. Emang tradisi dikotaku seperti itu. Jadi air untuk memandikan jenazah dicampur daun kelor karena dipercaya dapat membunuh bakteri atau kotoran yang melekat pada jenazah karena daun kelor semacam anti septic alami. Konon katanya begitu

  10. Saya punya pengalaman soal ini. Waktu itu saya kehilangan dompet. teman saya saranin ke orang pintar biar itu dompet dapat ketemu dan di kembalikan. teman saya ini pernah punya pengalaman kehilangan dompet juga trus ke orang pintar. alhasil kata dia beberapa kemudian itu dompet dikembalikan sama yang nemu. dompetnya kembali dengan utuh tanpa kekurangan satupun isinya.

    awalnya saya ga yakin dan ragu-ragu. dan saya ga percaya juga sama yg namanya orang pintar atau apalah sejenisnya.

    akhirnya saya memutuskan mencobanya. karna jujur pengen banget dompet saya kembali. saya ga apa2 duitnya ga kembali. asal KTP dan SIM dikembalikan.

    Sesampainya ketempat orang pintar ternyata saya ga sendirian. ternyata tuh orang pintar banyak juga pasiennya. anehnya itu orang yg nunggu diruang tamu rata2 berpakaian rapi dan berdasi. kata teman saya, orang pintar ini sering didatangin para pembisnis dan pejabat.

    stelah menceritakan panjang lebar kornologis kehilangan dompet, si orang pintar cuman bilang.. ‘tenang, itu dompet beberapa hari kedepan, dompet akan kembali ketangan kamu’ trus mulutnya komat kamit ga jelas. setelah itu dia kasih ke saya 3 kuncup bunga melati untuk ditaro dibawah bantal.

    setelah beberapa hari penantian hasilnya nihil. trus kata teman saya. barangkali karna saya ga kasih uang terima kasih keorang pintar itu makanya orang pinternya ga mau ngeluarin ilmunya untuk melacak keberadaan dompet itu. saya ga berhenti2 ketawa ngakak. pasalnya teman saya bilang saat itu ga dibayar juga gpp. niatnya membantu orang !

  11. Menarik Mba, eksistensi dukun di Indonesia memang masih kuat. Orang-orang dengan kemampuan supranatural atau yang mengetahui hal-hal gaib, mistik etc sepertinya ada di hampir semua tempat di Indonesia tetapi dengan nama beda-beda. Di Bali juga ada, disebut Balian dan sampai saat ini sebagian besar masih percaya.

  12. Daun kelor ternyata kecil ya, Mbak.. Aku baru tau loh. Hihihi.. 😛

    Ah ya, di daerah ku jugak banyak.. Ada yang pakai susuk di bibir biar kalok ngomong bisa manis, trus disayang suami en bos. Sewaktu meninggalnya susah banget dan harus menderita selama berminggu-minggu.. 😦

  13. sama nih kaya yang lain, baru tau daun kelor kaya apa dari postingan mba tjetje ini haha, tapi perasaan daun putri malu lebih kecil lagi deh kenapa ga dipake itu aja ye hahaha
    btw saya juga antara percaya ga percaya ama gegaiban gini, tapi emang kayanya bener setelah rumah saya disambangin tuyul, ada 3 gepokan dan duitnya diambil 2 lembar tiap gepok itu…aneh banget soalnya dirumah cuma ada mama sama saya dan selama itu ga ada tamu masuk2 kamar…. setelah ditelisik sama paman yg punya sixth sense gitu katanya gara2 tuyul yg dipiara tetangga sebelah. ya ampun, gamau suudzon sih tapi gimana dong haha ikhlasin aja hahaha

  14. Pingback: Lasemo | vidhadjo

Leave a reply to monda Cancel reply