Budaya Cium Tangan 

Konon Indonesia itu negara yang berbudi luhur. Salah satu wujud budi luhur ini tampak dari tradisi yang masih dijaga, yaitu penghormatan terhadap orang yang lebih tua dengan cara mencium tangan orang yang lebih tua. Budaya ini tak jelas darimana asalnya. Ada yang bilang dari Arab, tapi ada juga yang mengatakan dari Eropa.

Kendati darah saya darah Indonesia (baca: bercampur dari banyak suku), tradisi Jawa jauh lebih kental dalam kehidupan saya, karena saya memang dibesarkan di tanah Jawa. Otomatis, tradisi mencium tangan jadi tradisi yang melekat dalam keseharian saya. Walaupun saya yakin tradisi ini juga ada di banyak tempat di tanah lain.

Cium tangan yang saya tahu ketika tumbuh dan besar hanya cium tangan kepada orang tua ataupun kepada keluarga yang lebih tua dan bertalian darah, seperti Tante, Budhe, Oom, Pakde, dan para Eyang. Dengan sepupu yang lebih tua pun saya tak pernah mencium tangan, hanya sebatas cium pipi kanan dan kiri saja, jika mereka mau.

Saat saya masih kecil, cium tangan kepada tante dan oom ini menjadi ritual yang menyenangkan karena para tante dan oom sering menyelipkan uang di tangannya. Salam tempel namanya. Saat itu nilai uang dan elemen kejutannya bikin saya girang. Ya namanya anak-anak, belum tahu susahnya kerja, jadi ya girang aja ditempelin uang jajan yang nilainya cukup besar. Tradisi ini tentunya sudah tak berlaku lagi dan sudah berbalik, karena sayalah yang sekarang menjadi tante-tante dan tugas sayalah menempelkan uang, supaya mereka bisa menikmati keriaan masa kecil saya.

Di sisi lain keluarga saya, yang keturunan Arab, tradisi cium tangan juga ada. Tapi bedanya, kami hanya menunjukkan niatan untuk mencium tangan, lalu tangan akan ditarik oleh sang empunya tangan sebelum tercium. Perbedaan yang mencolok ini tentu saja mengejutkan dan membingungkan saya. Untuk apa repot-repot mencium tangan jika buntutnya ditarik juga? Mending salaman aja sekalian kan? Tapi sekarang saya sudah berdamai dengan kebingungan ini dan malah sering melakukannya.

Semakin kesini saya semakin melihat bahwa tradisi cium tangan ternyata tak hanya untuk keluarga saja tapi sudah merembet ke lingkup yang lebih luas termasuk kepada kolega, teman dan juga kenalan dari orang tua. Anak-anak yang dibawa ke kantor misalnya, akan disapa oleh rekan-rekan orang tuanya dengan sapaan “Namanya siapa? Ayo *salim* dulu.” Ketika anak-anaknya itu menolak, karena orang-orang ini adalah orang yang tak dikenal dan biasanya sangat agresif (apalagi kalau anaknya lucu), akan muncul anggapan bahwa anak tak terdidik secara baik. Nggak pintar. Sementara kalau si anak menurut dan mau mencium tangan, mereka langsung dipuji anak pintar.

Tak hanya itu, saya juga juga banyak mengamati pasangan yang masih berpacaran berciuman tangan seusai pacaran. Bukan di Irlandia ya, tapi di Indonesia. Pasangan-pasangan seperti ini bisa dengan mudahnya ditemukan berpacaran di pinggir lapangan atapun di depan mall-mall ketika shift bekerja dimulai. Duh baru pacaran aja udah pakai cium tangan segala.

IMG_0840

Nggak nampak di foto, tapi adik kecil itu lagi nyium tangan si boneka gede. Ditemukan tahun kemaren di Car Free Day.

Bicara tentang cium tangan, saya paling tak suka dengan mereka yang dengan semena-mena menyodorkan tangannya untuk minta dicium. Bagi saya, mencium tangan itu bagian dari menghormati, jadi biarkan saya yang menentukan, kamu pantas dihormati atau tidak. Kalau engga, tapi jangan harap saya mau repot-repot cium tangan.

Bagaimana dengan kalian? Suka cium tangan sembarang orang?

Xx,
Tjetje
Tiap pagi selama summer cium tangan nyokap. Yaaaay!

Advertisement

59 thoughts on “Budaya Cium Tangan 

  1. Wah aku baru tahu Ail ada yang pacaran sudah cium tangan. Kok aneh ya (berasa aneh soalnya aku ga pernah melakukannya). Aku cium tangan sama suami pertama kali pas selesai ijab kabul. Mbuh kok spontan ya dulu itu haha, apa karena kebiasaan cium tangan Bapak. Setelahnya tak pikir2 lha laopo ya mbiyen kok cium tangan.
    Selamat liburan ya untuk Mamamu. Senangnyaaa bisa melepas rindu.

  2. Semakin besar semakin malas cium tangan..hehehe..anakku juga diajari cium tangan sama eyangnya, tapi kalo dia tidak mau, ya ga dipaksa..apalagi sama orang yg ga terlalu dikenal dan agresif..anakku pasti kabur..hahaha

  3. Saya juarang cium tangan. Paling cuma salaman saja. Sama ortu juga juarang.Tapi pas buat ponakan kecil2 biasanya sayanya yg suka cium pipinya ha ha ha……

  4. iyaaa!!
    dan akupun gak suka kalo anak-anak dari kolega yang ketemu aku trus dipaksa cium tangan…aku gak mauuu!! Gantinya aku malah angkat tangan ngajakin high five aja 😀

  5. Aku di ajarin orangtua ku cium tangan untuk orang tua, suami, mertua, keluarga yg lebih tua / sepuh.. Selebihnya enggak.. Aku pun risih kalau sama orang yg gak kenal tapi cium tangan

  6. Karena ga bisa ngelak dan males diceramahin, aku juga jadinya berdamai dengan keadaan tje, cium tangan sama semua keluarga yg lebih tua. Mualesss banget sebenernya. Suamiku orang Aljazair, sudah wanti-wanti dari sebelum nikah kalau dia ga mau tangan nya dicium dan juga ga mau cium tangan orang lain. Dia akhirnya dipaksa berdamai dengan keadaan juga, harus cium tangan nenek, om, tante setelah akad nikah kami. Tangan mertuaku juga tak luput dari ciuman sepupu-sepupuku

  7. Dan berakhir dengan mertua membalas dengan mencium tangan mereka juga, lol. Soal jamaah yang suka seperrti nyodorin tangannya untuk kita cium tapi langsung ditarik memang agak nyebelin yaa. Aku akhirnya salaman biasa aja de. Nice post, Tje. As always!

  8. Pernah ada jg temen rohis kampus.. Seangkatan, tp umurnya 1 thn d bawah aku. Lah pas baru ketemu pertama kali nyium tangan inyong.. Rasanya sesuatu, “emang gue tuan puteri yg harus lo hormatin? Toh pada saat itu kita masih sama2 maba” ._.

  9. Soal yang orang menyodorkan tangan itu, tergantung konteksnya juga sih. Kadang nyebelin kesannya kebelet dihormatin gitu, tapi ada juga karena misalnya orang tersebut udah megang banget budaya cium tangan itu dan merasa nyodorin tangan itu lumrah (nggak bermaksud gila hormat), atau emang bawaannya gitu.

    Kalo saya sendiri sih, pas menghormati atau terkesan atau senang pada seseorang, kemungkinan besar salaman. Kemudian, saya akan cium tangan kalau saya lebih muda. Kadang cukup salaman aja kalo usianya cuma beda beberapa tahun. Tapi kalo dengan anak-anak usia SD ke bawah, kebanyakan cium tangan karena ya emang budaya mereka begitu.

    Ngomong-ngomong, dosen saya pernah cerita, cium tangan ini bukan budaya lama. Cuma di beberapa dekade terakhir ini. Baru nyadar juga pas beliau bilang gitu, karena saya kira ini udah budaya dari kapan tau. kemudian sadar, orang-orang seangkatan nenek-nenek saya memang nggak pernah cium tangan. Mereka salamannya dengan nutup tangan dan saling menyentuhkan, dan cipika cipiki

  10. Keluargaku (yg inti) lumayan cuek soal cium tangan ini.. Dulu waktu aku dan adik-adik masih anak-anak sih iya cium tangan (ke ortu doang), karena ngikutin keluarga lain.. Begitu udah pada gede gak pernah lagi cium tangan siapa pun.. Kami tak mau, ortu pun tak memaksa..

  11. Yeee kagak pernah aku cium tangan seumur hidup, mbak! 😂 Temen2 di sekitarku, baik Jkt maupun Bali, jg ga pernah (atau jarang?) sih. Atau sayanya yg kurang merhatiin. Selama ini salam jabat tangan biasa aja. Kyanya sih pengaruh agama tertentu ya, mbak

  12. Mungkin ngga sih cium tangan karena berhubungan dengan kepercayaan? Aku bukan Muslim dan keluarga Jawa maupun Manado pun ngga pernah cium tangan. Biasanya keluargaku yang Manado menyapa dengan cium pipi, yang Jawa hanya jabat tangan.

  13. Sy dibesarkan dlm budaya keluarga cipika cipiki, ga ada yg namanya cium tangan. Kl dengan ortu, kakek nenek, uwa dan bibi/mang cium pipi beneran. Kl dengan keluarga besar nempel pipi dengan pipi. Itu berlaku dimana aja kami bertemu. Diparkiran mall, di resto, arisan keluarga besar dll.
    Pokoknya saya ga pernah cium tangan.

    Bermasalah saat menikah dengan suami yg budaya keluarganya cium tangan. Pas awal nikah ketemu mertua n keluarga besarnya pd nyodorin tangan, malah tangannya pd sy cuekin..hahaha saya cipika cipiki-in beliau2. Kalau yg laki2 saya kasih salam ala2 sunda yg ga nempel tangannya. Tp alhamdulillah sekarang keluarga suami sudah terbiasa sih. Kl ketemu saya udah g pd nyodorin tamgan. Hahahaa

    Mama saya juga sempet risih dicium tangannya oleh suami.

    Kalau ke anak2 saya ngajarinnya cium tangan kl bertemu keluarga ayah aja. Kl ketemu keluarga mommy ya pasti cium pipi.
    Dan krn sudah sekolah, cium tangan ke bu guru. Alhamdulillah krn sekolh Islam, ke pak guru hanya salam ala2 sunda yg ga menyentuh.

  14. Aku cium tangan ke ortu,mertua, kakek nenek. Kalo selain itu, tergantung moodku aja, kalo sama org yg dituakan spt pakde bude gt, salaman biasa tp merunduk ga sampe nyium. Menghormati krn beliau2 lbh tua. Aku ga suka cipika cipiki. Aneh, rasanya kok sok kenal sok dekat kalo ada yg cium pipiku 😂

    • Aku dengan strangers pun bisa cupika-cupikian, walaupun sebagian orang merasa itu intim. Biasanya aku malah tanya, mau berapa kali cupika-cupikian, karena temenku orang Indo Belanda pernah koreksi “tiga kali ya, tiga kali”.

  15. kayaknya berhubungan sama agama deh, Mbak Ai..
    Aku dari TK sampai SMP sekolah di sekolah Katolik, gak pernah tuh ada tradisi cium tangan ke guru atau orangtua teman. Begitu aku masuk SMA negeri, baru deh ngeliat murid cium tangan ke guru. Mamaku juga syok waktu ada temen aku cium tangan ke dia. Dia bilang “aduh ini anak sopan banget”.

    Semenjak itu aku jadi rajin cium tangan sampe sekarang, Mbak.
    Sama pacar juga cium tangan, katanya biar sopan karena dia lebih tua, wkwkwkwk..

  16. Waktu saya kecil, cium tangan itu benar-benar nempelin bibir di punggung telapak tangan orang yang kita kasih salam, semakin besar saya lebih suka nempel kening aja abisnya risih. Kadang saya bingung, ritual cium tangan ini harus dilakukan sampai saya umur berapa.

  17. Waktu sy kecil sama ortu diajarkan untuk cium tangan sm yg lebih tua, tapi kebiasaan ini makin lama makin luntur bahkan sy ingat terakhir kali & utk pertama kali lagi sy cium tangan itu pas abis akad nikah.
    Di Malaysia, sy masih lihat cium tangan ini masih berlaku dlm kebiasaan orang Melayu & org Indonesia yg lama tinggal disini tapi udah mulai jarang sy lihat. Di rumah sy gak pernah mengajarkan hal ini kepada 2anak sy. Di sekolah anak sy juga gak ada kebiasaan ini. Keluarga suami, orang India semuanya juga gak ada cium tangan. Adanya cipika cipiki aja. Keluarga sy di Jakarta skrg juga udah mulai gak berlaku cium tangan. kalo ada tetamu datang atau pas kita ada acara berkunjung di keluarga besar almh. Istrinya suami sy (orang Melayu – Penang) anak anak sy gak mau cium tangan mereka langsung menyodorkan tangan untuk salaman atau hi5 kalo mereka disuruh utk cium tangan (Kan ada aja tuh kalo lagi pada ngumpul, ada orang yg suka nyuruh “ayo salam, cium tangan..”)mendengar itu mereka malah lari.. Kalo sy, pas ada anak kecil / orang yg lebih muda yg mau cium tangan sy langsung tangan sy tarik dan sy ganti dgn salaman jabat tangan & cipika cipiki. Begitu lebih enak drpd tangan sy dicium cium…hiii…nanti ada upil nempel lagi…gak mau ah!🙈😃

  18. gk berlaku di kluarga sya mbk,,salaman itu aja udh cukup nunjukin rsa hormat,,sy rasa tradisi itu mncul karena trend aja,,apalagi cipika cipiki,,beuuhh..klo gk diduluin sy gk prnh mau ngduluin,,apalagi kdg ada sodara yg cipika cipikiny kasar bgt ,,duh kira2 donk -_-

  19. yang bagian tangan ditarik pas kita mau cium tangan itu selalu aku alamin mba kalo lagi bersilaturhami kerumah keluarga dari sepupu yang kebetulan nikah sama arab, jd ayahnya suami sepupu itu arab mba, dan aku nnya juga akhirannya kenapa tangannya selalu di tarik katanya gini “cium tangan itu kaya semacam ucapan selamat tinggal, jadi karena saya masih mau ketemu lagi sama kamu jd saya ga mau ngasih tangan saya untuk dicium’ dan bener aja mba sampe suatu hari ya itu ayah mertua sepupu saya sakit dan 2 hari sebelum meninggal ketemu lagi itu udah sehat gtu.. pas salim itu ayah mertua sepupu ngasih tangannya dan ngebiarin untuk dicium ga kaya biasanya.. ternyta 2 hari kemudian dapet kabar beliau meninggal mba :’)

  20. Aku g suka cium tangan sembarang apalagi dg org2 yg menyodorkan tangannya untuk dicium 😅 cium tangan itu penghormatan bagi org yg tdk gila hormat akan menarik tangannya ketika mau dicium jadi cukul berjabat tangan aja gtu 😅 cium tangan ya pada keluarga aja kalo aku kyk sama ortu kita trus om tante kakek nenek gtu g mau sembarangan…klo sama org lain cukup jabatan tangan saja jgn di cium 😅

  21. saya cium tangan ke sepupu, uwak, paman, bibi, pokonya sodaranya ibu saya yang lebih tua deh.. kalo ke orang lain ya ga pernah… kalau sekarang sih karena beneran saya merasa menghargai mereka yang lebih tua, dulu pas masih sekolah mah berasa kepaksa banget 😛

Show me love, leave your thought here!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s