Beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan seorang sahabat di Indonesia tentang arisan yang memberatkan ekonomi. Berat bagi kami yang masuk golongan ekonomi menengah ngehek, mungkin tak berat bagi mereka yang memang dilimpahi rejeki yang kekinian dan bisa digunakan untuk mengikuti banyak arisan.
Arisan, entah ditemukan oleh siapa, dibuat untuk membantu ekonomi para anggotanya dan juga untuk kegiatan sosial. Seperti kita tahu, dalam arisan semua orang sebenarnya mendapatkan kembali uang yang mereka setorkan, hanya urutannya saja yang berbeda. Arisan pun bermacam-macam tipenya, tak selalu soal uang, ada arisan panci, tas, emas, hingga arisan berondong. Nah kalau soal yang terakhir, tujuannya tentunya untuk membantu keadaan ekonomi si berondong dan kepuasan batin si pemenang arisan.
Menjadi perempuan jaman sekarang, apalagi di Indonesia, menuntut untuk ikut arisan di berbagai tempat. Arisan pertama level RT, rukun tetangga. Jika sang perempuan sudah memiliki anak, maka kesempatan arisan yang ada berdasarkan jumlah anak yang dimiliki. Punya tiga anak berarti memiliki setidaknya tiga kelompok arisan yang berbeda sesuai kelas si anak. Sebut saja ini arisan mama-mama di sekolah. Nanti ada pula grup arisan di luar sekolah anak, tentunya tergantung aktivitas si anak. Kursus ini itu, lalu bertemu dengan Ibu-ibu lainnya, dan membuat kelompok-kelompok arisan. Semakin banyak arisan yang diikuti, maka semakin banyak dana yang harus dialokasikan setiap bulannya. Ya hitung-hitung menabung.
Tunggu dulu, ternyata arisan jaman sekarang tak bisa dianggap sebagai kegiatan menabung, karena kebanyakan arisan menuntut dress code. Dress code ini akan disesuaikan dengan tema-tema yang disetujui atau ditentukan bersama. Arisan bulan ini temanya Gatsby, arisan bulan selanjutnya glamor, lalu arisan selanjutnya warna mejikuhibiniu, kemudian army look. Nanti begitu di saat bulan Ramadhan, kaftan putih menjadi dress code. Pendek kata runaway kalahlah. Lalu untuk mengabadikan momen spesial ini, fotografer kadang dipekerjakan, tapi jika tak ada fotografer cukup membawa kamera atau kamera dari telepon genggam. Jangan lupa meminta pelayan untuk membantu mengambil foto.
Tak cukup dengan dress code, lokasi arisan juga tak lagi di rumah. Sekarang arisan pindah ke ruang meeting di mall, seperti di sebuah mall di kawasan Sudirman. Hotel juga sering menjadi tempat tujuan arisan, ditemani dengan afternoon tea yang seringkali lebih mahal dari uang arisan. Restauran-restauran yang baru keluar dan banyak dibicarakan juga harus menjadi tempat tujuan arisan. Apalagi kalau restauran ini interiornya menarik dan punya banyak sudut untuk foto. Pemotretan memang menjadi bagian tak terlepaskan dari sebuah arisan.
Beberapa kelompok tertentu bahkan mengadakan penutupan arisan dengan jalan-jalan keluar kota, hingga keluar pulau. Penutupan arisan model ini mendorong pariwisata Indonesia berkembang dan tentunya memberikan kesempatan untuk lepas dari rutinitas rumah.
Arisan juga tak terlepaskan dari drama. Drama perkelahian anggota atau saling gosip-menggosip tentunya bukan hal baru lagi. Sementara mereka yang tak ikut arisan juga terkucilkan dari kelompok. Selain itu, drama urusan uang juga seringkali terjadi. Dari uang dibawa kabur oleh koordinator arisan hingga pembayaran yang susah ketika sudah menang. Yang repot, penerima arisan paling akhir biasanya tak langsung menerima uang arisan dengan penuh, karena ada saja anggota yang belum mengirimkan uang. Akibatnya, pembayaran jadi dicicil, apes banget kan udah dapat paling akhir, dicicil pula. Soal alasan pembayaran terlambat, jangan ditanya lagi, karena alasan mereka beraneka rupa & bikin geleng-geleng kepala.
Arisan keluarga sendiri menjadi arisan favorit saya, karena menjadi ajang berkumpul untuk bertemu keluarga. Apalagi jika tinggal di kota besar seperti Jakarta. Tapi bagi yang lajang atau belum kunjung hamil setelah kawin, ada baiknya arisan ini dihindari karena pertanyaan yang muncul bisa menusuk hati hingga berdarah-darah.
Kalian, ikut arisan atau kegiatan sosial lainnya?
xx,
Tjetje
Cukup sekali saja, tak mau ikut arisan lagi
wahahaha aku seumur2 gak pernah ikut arisan mbak, baik ketika masih lajang apalagi udah punya anak sekolah begini. Arisan emak-emak sekolah justru selalu kuhindari, entahlah hati ini selalu gelisah sama arisan model begitu, karena para wanita rata2 kalo udah kumpul apalagi kalau bukan berhosip. Arisan satu2nya yang kuikuti hanya arisan keluarga besar suami, itupun doi yg arisan, saya datang cuma silaturahmi sama keluarga besarnya dia hehe
Arisan keluarga emang paling seru, karena silaturahmi beneran.
ikut arisan RT tapi ga pernah bisa dateng, cuma bayar iuran aja per bulan. karena arisannya sore dan aku belum pulang nyampe rumah.
Ah kamu pasti sering diomongin karena gak pernah muncul di arisan.
wkwkkw bisa jadiiii gituu π eh bisa jadi juga enggak. karena aku ga kenal para tetangga. jarang di rumah π
Haha, entah kenapa aku asosiasi arisan itu dengan ibu2, padahal umurku sekarang juga sudah umur “ibu2″… ngga pernah ikut arisan dari dulu sampe sekarang, dan sempet ada temen2 di KBRI yang ikut arisan ujung2nya mengeluh karena banyak drama dan gosip yang setiap mereka ketemuan, akhirnya temen2 ini juga ngga ikut arisan lagi. Aku bahkan denger yang arisannya sampe sewa jet pribadi dan terbang keluar negeri, tentunya mungkin arisan2 ibu pejabat.
Busyet dah…horang-horang kaya ini.
Hahaha, sudah nggak cocok ya untuk disebut sebagai bentuk tabungan π .
Iya, jadinya gaya hidup kekinian Ko.
Aku ga ikut arisan, pertama tau arisan waktu kecil karena mama suka ikut arisan bareng RT atau RW
Aku pertama kali tahu juga arisan di lingkungan sekitar. Di tempat kamu tinggal sekarang emang gak ada arisan lagi Ji?
Mba, kayanya sih ada Mba Ai tapi aku ga main ama ibu-ibu komplek. Pergi pagi pulang malem, weekend di dalam rumah aja kecuali ke pasar π
Ikut 1, cukuplah. Cukup bikin bokek pas waktunya bayar, hehehe.
Emang kalau pas bayar itu berat, ringannya cuma pas menang ya.
Ho oh. Manalah gak kunjung tiba ni giliranku, LOL.
Saya hanya ikut 1 arisan, dengan ibu2 angkatan anak ke-2. Awalannya dr TK A, lanjut pas anak2 TK B, karena satu sama lain cocok akhirnya lanjut lagi saat anak2 SD walaupun ada yg SD nya di sekolah lain.
Kl yg anak pertama sempat ikut arisan kelas waktu dia TK A. Tp bubar saat TK B krn bandar tidak amanah. Cuti setahun lalu ikutan arisan ibu2 kelas saat anak pertama masuk kelas 1. Tp krn ga nyaman, di kelas 2 saya ga lanjut.
Dress code ada sih, tp palingan cuma samaan warna aja ga sampai seragaman bajunya. Kalaupun ga punya warna yg diminta ya bebas aja mau pake warna lain juga. Arisannya kadang dirumah salah satu peserta arisan, di mall, bahkan di tukang soto mie pinggir jalan.
Hehe bukan arisan kelas atas sih. Cuma emak2 biasa yg sehati dan nyaman diajak ngobrol lalu akhirnya bersahabat.
Dress code warna sama ini berat, apalagi kalau warnanya pas yang gak suka. Malesin banget, buat aku.
Hihi iya kl untuk warna yg ga disuka pasti saya ga punya warnanya. Kalau begini sih pastinya saya ga ikutin dc. Tp krn beda, di foto paling keliatan jadinya. Hahahaha
Haha jadi inget nih Mbak, belum lama makan siang sama klien di salah satu hotel berbintang dan ada sekelompok Ibu-ibu pake baju berwarna sama lagi arisan dan bawa fotografer. Saya takjub liatnya π
Arisannya pasti jumlahnya okay punya tuh, jadi bisa hire fotografer.
Pastinya Mbak, All You Can Eat di resto itu aja sekitaran 500 ribu, mustinya uang arisannya jauh lebih banyak dari itu dong ya π
Hah all you can eat sekarang 500 ribuan ya? Aku gak bisa catching up dengan inflasi Indonesia.
Iya Mbak klo di hotel berbintang sekitar segitu, bahkan ada brunch yg sampai 1 juta. Klo di resto, AYCU harganya bervariasi sih berkisar 200-300an ribu.
Kayaknya kalau pulang aku bakalan kaget lihat harga-harga nih.
Tenang Mbak, bakso di pinggiran atau gang-gang kecil belakang perkantoran masih ada kok yg di kisaran 15 ribu hehehe..
Wuiiih kalau mereka harga gak melonjak drastis, bahannya dikurangi?
Sepertinya gitu Mbak. Kalopun naik biasanya 2 ribuan aja deh hehe
Pengalaman Arisan
1.Arisan Lingkungan Rumah
Arisan sdh dilakukan beberapa tahun sampe sekarang. tujuannya untuk menabung . Ga ada dress code ato kumpul2.
Karena yg ikut tetangga semua , rumah2 pun sebelah sebelahan . Tanpa arisan pun sdh kumpul.
Yg menang Arisan sudah ditentukan di awal . (Kocok di awal , makanya ga ada kumpul2 lagi)
2.Arisan Kantor
Tujuannya untuk bantu teman yg ada keperluan di bulan itu. Jd lebih ke peduli teman . Tp cuma setahun aja . ( banyakan yg butuhnya di bln yg sama , bingung mau ksh siapa π)
Biasanya yg menang traktir cemilan aja .
Wah itu arisan lingkungan rumah praktis banget ya, dikocok di depan semua. Gak deg-degan.
Dr dulu ga suka sm konsep arisan, entah np. Aplagiiii perkembangannya pake ada dress code trus venuenya hrs yg lg happening, behhh tmbh antipati lah pokoknya.
“Nabung”, um no thanks, I’ll manage my own money.
Thanks better lah, gak ribet keluar duit Ly!
dari dulu gak pernah tertarik sama arisan, sebenernya cuma pengen kongkow aja itu dan arisan bikin wacana bertemu jadi terlaksana sebenernya. Tapi lagi2 gak tertarik krn seringnya dalam arisan lebih banyak gosipin orang hehe. Lebih baik ikut kegiatan sosial yang memang udah jelas arah dan tujuannya, kayak ikut NGO
Di banyak kesempatan emang arisan jadi ajang bergosip, ngegosipin yang gak muncul di arisan π
Saya suka ikut arisan mba, tapi ga pernah/jarang datang. Arisannya online alias transfer doang. Itung-itung PILU (pinjaman lunak) apalagi kalau dapetnya didepan
Ini arisan paling gampang ya.
Dulu pernah ikut arisan, tapi keseringannya selalu dapat urutan terakhir π¦ Gara-gara itu, akhirnya sekarang ya ga pernah ikutan lagi. Dan kalau dikatakan arisan sebagai bentuk tabungan, aku lebih suka nabung di rekeningku sendiri dan duitnya gak boleh diambil-ambil (Semacam tabungan darurat gitu deh). Kalaupun terpaksa banget harus ngambil dari rekening tersebut, harus segera diganti lagi.
Lebih mendingan gitu sih ya, gak repot.
Oooooh jadi foto-foto kumpulan perempuan berbaju senada yang suka nongol di FB gue itu foto-foto arisan ya? Hahahaha! Baru ngeh, guee!
Bisa jadi arisan atau makan-makan biasa. Sekarang mau makan aja kan ribet bener.
Baru tahu arisan jaman sekarang sampai nyewa fotografer segala..hahahaha..ini bisa ngalahin acara kondangan π
Cuman sekali ikutan arisan, itupun jaman sma sesama temen, tapi kita kere, jadi duitnya kecil banget. Waktu itu dapet yang pertama pula. Gak enak juga kalau dapet duluan.
Iya, arisan masa kini emang heboh dan biayanya gede.
Dulu ikut arisan yang ada ‘piau’ nya, jadi misalnya nilai arisan 1 juta, bayarnya 900 rb aja (pasti kurang dari 1 juta). Selisihnya 1 juta ke pembayaran itu jadi ‘untungnya’ peserta arisan. Nah tentu nya ini ga ada acara makan-makan atau ketemuan semua anggota, biasa kepala arisan nya yg ke rumah masing-masing anggota untuk menagih arisan (dan kasi semacam kwitansi) atau memberikan uang arisan (bila anggota ini ‘menang’ arisan bulan itu). Kalo ikut arisan ini, bisa dianggap menabung sich karena kalo dapat di akhir-akhir arisan, ‘untungnya’ lumayan. Hehehe
Nah itu yang 100 ribu dapat dari mana nutupinnya?
Ga ngerti hitung2an nya, tapi kabarnya ‘kepala’ arisan pun ‘untung’ lebih banyak dari anggota nya
Wah aneh tuh.
Aku ikut arisan komplek rumah mbak. Benar2 arisan yg ngga faedahπππ misal acara gathering kantor semalas2nya ada poin plus nambah ilmu atau setor muka ke bos kan. Lah ini cuma ngumpul dengerin ibu yg ngrasa bos komplek ngomong (bukan bu RT) intinya dia provokator komplek yg memaksakan semua warga komplek ikut apa katanya. Smpai dia pernah nentuin siapa ibu2 yg harus kita jauhi.Aku hadir krn menghormati undangan pemilik rumah saja mbak… Pengen sebenarnya ngelawan si Ibu ini supaya arisan kita jadi asik tp si Ibu beneran mental kl diajak ngobrol
Tetangga katanya bisa jadi anugerah atau kutukan, kalau tetangga model gitu sih jelas bukan anugerah ya.
Dulu dikantor pernah ikut mba, hitung2 nabung. Request dapetnya terakhir aja. Cuma berjalan 1 periode karena bandarnya kecapean nagihin, apalagi nagih yg udah dapet uang.
Diluar itu aku gak pernah ikut soalnya males. Pernah sekali nimbrung temen yg arisan (ga ikutan cuma nimbrung aja), pulangnya aku lelah banget akibat terlalu banyak drama dan gosip hahahaha
Belum lagi cara foto2nya yg makan waktu setengah jam sendiri, bolak balik take karena banyak yg ngerasa “kurang langsing” π
Hahaha kurang langsing ini sesuatu sampai harus di take lagi ya.
Terpitjoe dgn arisan berondong. Sedikit Syerem kaka wkwkwkkwwk
Aku pernah ikut arisan di kantor..jaman duluuu.. ya karena ikut2an teman dan pikirku gk ada salahnya toh muterin uangku juga. Etapi waktu giliran saatnya si pemenang arisan itu muncul, nah uang arisannya (kasarnya) dipotong 50rb utk si PIC arisan tsb. Wah kupikir2 rugilah awak..akhirnya cuma ikut 1 periode..and arisan no more sampe sekarang..hehehe..
What enak banget jadi bandarnya, dapat duit!
Sekarang jaman gadget arisannya pun versi online mbak. Pesertanya dari berbagai kota se indonesia. Kalo mau gabung wajib setor foto ktp biar gak macem2, tapi tetep aja hampir tiap hari denger brita penipuan arisol (arisan onlen)
Ya ampun, baru tahu yang model beginian.
Enak pas waktu dapetnya aja ,,, giliran bayar mulai dah ,, jurus seribu alasan ,,,, untungnya peserta arisannya cukup anggota keluarga ,,, jadi amaaaaaannnn
Kalau keluarga emang aman dan damai, kecuali mau kehilangan keluarga.
ga pernah mau ikut arisan karena ga mau percayakan uang ke orang yang saya ga kenal baik. uang arisan keluarga aja pernah ditilep sama sepupu π
Wah terus gak dibalikin sama sepupu?
engga, mbak, alasannya dia lagi ada perlu. yah daripada ribut dan hilang saudara, akhirnya semua pada “merelakan”. habis itu aku ga ikut lagi dengan alasan rumah jauh dari jkt π
Aku lebih baik gak saudaraan deh.
hihi, darah lebih kental dari air (kata tukang tilep) :p