Melihat Koleksi Al-Qur’an di Chester Beatty Library

Terletak di belakang Dublin Castle, museum ini dinobatkan sebagai salah satu museum terbaik di Eropa. Tak heran jika Chester Beatty yang dinamakan dari nama sang kolektor penyimpan benda-benda di museum ini dinobatkan menjadi yang terbaik. Berikut cerita saya menyusuri satu-persatu koleksi museum yang digratiskan ini.

Membawa tas masuk ke dalam museum tak diperkenankan, sehingga kami harus menitipkan tas ke dalam loker. Awalnya, saya dan pasangan berkutat selama beberapa menit untuk mengunci loker ini, yang ternyata baru bisa dikunci jika kami meninggalkan deposit 1 Euro. Kenorakan kami ini sebaiknya tidak ditiru jika kalian berkesempatan menengok museum ini.

Koleksi di dalam museum ini merupakan hasil perburuan Sir Alfred Chester Beatty, pengusaha tambang yang juga warga negara kehormatan Irlandia yang pertama. Bapak kaya raya ini punya hobi unik mengumpulkan aneka rupa barang-barang bersejarah dari aneka sudut dunia. Nggak main-main, beliau juga mempekerjakan Kurator dari Museum di Perancis dan Inggris untuk membantu memilih “belanjaannya”.

Koleksinya beraneka rupa, tapi bagi saya highlight dari museum ini adalah koleksi aneka rupa Qur’an kuno dari berbagai wilayah. Konon koleksi Qur’an di Museum ini adalah yang terbanyak di luar Timur Tengah. Bahkan, ada juga Qur’an bergambar warna-warni, sangatlah cantik. Pewarnaan dari Qur’an ini juga menggunakan aneka macam batu berharga, seperti batu malachite untuk warna warna hijau), emas, perak dan batu-batu berharga lainnya. Rupanya, memberikan gambar pada Qur’an merupakan hal-hal yang dianggap tabu bagi agama Islam. Selain mengkoleksi Qur’an, ada aneka rupa koleksi dari berbagai agama lain, termasuk Sikh, Hindu, Budha dan juga Jainism. Ada juga aneka rupa koleksi bible. Saya bahkan menemukan sebuah lonceng/ genta dari Dalai Lama yang diberikan kepada Chester Beatty.

Jejak Indonesia sendiri bisa ditemukan pada sebuah sudut khusus yang memajang aneka rupa manuscript dari Batak. Selain itu, ada juga sebuah lukisan barathayuda dari Jawa yang konon dari tahun 1930an. Perasaan saya senang dan bercampur aduk ketika melihat jejak nusantara ini, di satu sisi karena barang-barang tersebut sangat terjaga, tetapi di sisi lain gemas karena barang tersebut berakhir di negara lain.

Banyak koleksi-koleksi lain yang menarik di museum ini, termasuk aneka rupa snuff bottle, botol kecil untuk menyimpan tembakau. Pada jamannya dulu, merokok rupanya tidak diperkenankan, sehingga orang-orang China menyimpan bubuk tembakau untuk dihirup. Botol-botol mungkin ini diukir dengan indahnya dan ukurannya sangatlah mungil.

snuff bottles

Photo: cbl.ie

Pada saat saya mengunjungi museum ini, ada pameran Costumes Parisien, pameran fashion plates dari tahun 1912-1914. Rupanya jaman dulu tante-tante Paris itu kalau ganti baju tiga sampai empat kali dan bajunya cakep-cakep. Tak hanya pakaian, tapi juga dipamerkan kipas raksasa berbahan bulu (yang saya lupa nama hewannya), saking gedenya kipas ini nampaknya harus dibawakan oleh orang lain. Konon istrinya Beatty ini juga suka belanja baju, kalau disamakan dengan dollar hari ini, si istri biasanya menghabiskan 21,000 dollar untuk belanja baju aja. Halah Tante, kalau jaman sekarang mah uang segitu cuma cukup buat beli sebiji tas di Hermes. Menariknya, pameran-pameran di Museum ini berganti tema setiap saat, karena banyaknya barang yang dikoleksi oleh Chester Beatty.

Museum gratisan ini tak main-main dalam menyediakan fasilitas. Pintu-pintu otomatis bahkan dilengkapi dengan tombol khusus bagi penyandang disabilitas yang duduk di kursi roda. Saya juga menemukan sudut dimana keluarga bisa duduk dan menggambar. Saya bahkan menemukan sepasang orang dewasa yang sibuk menggambar dan mewarnai di kartu sebesar kartu pos. Di lantai bawah museum ini juga disediakan coffee shop serta toko suvenir yang menjual pernak-pernik yang terinspirasi dari koleksi Cheaster Beatty.

Di bagian atas museum ini terdapat roof top garden, yang sayangnya pada hari itu tak dibuka karena alasan keselamatan. Beberapa hari ini di Irlandia memang hujan rintik-rintik tapi awet diwarnai dengan angin kencang (yang suaranya bikin gak bisa tidur). Dan saya pun semakin takjub lagi karena alasan keamanan supaya orang tak terpleset pintu pun ditutup.

Museum ini jadi mengingatkan saya pada Museum di Tengah Kebun di Kemang. Museum tersebut merupakan kediaman pribadi seorang Bapak yang doyan koleksi benda-benda antik. Salah satu koleksinya yang melekat di kepala saya adalah patung Budha Bule, dan juga kursinya Henry VIII yang sangat kecil.

Di akhir kunjungan, saya pun hanya bisa terpukau karena hobi belanja Chester Beatty, yang sangat berguna bagi generasi selanjutnya. Silahkan tengok disini untuk melihat informasi lebih lanjut tentang museum ini.

Xx,
Ailtje

Advertisement

13 thoughts on “Melihat Koleksi Al-Qur’an di Chester Beatty Library

Leave a Reply to Ailtje Binibule Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s