Kontroversi Hubungan Beda Usia

Perkawinan yang usia pelaku perkawinannya berbeda jauh, baik dilakukan orang asing maupun dilakukan orang Indonesia, selalu kontroversial dan mengundang tatapan penuh tanda tanya. Beberapa waktu lalu, saya turun dari sebuah tangga berjalan di Plaza Senayan, di depan saya ada pasangan beda usia, dua-duanya orang Indonesia. Dari bahasa tubuhnya mereka terlihat sebagai pasangan dan bukan ayah dan anak. Seperti diduga, mereka mengundang tatapan mata yang sadis dan cibiran. Saya yang berdiri empat langkah di belakang mereka saja bisa merasakan panasnya tatapan orang lain yang penuh cibiran. Sadis.

Mereka bukan satu-satunya pasangan yang mendapatkan tatapan panas. Coba google Sheldon Archer dan Yuyun. Sheldon Archer berusia 72 tahun ketika mengawini perempuan Probolinggo yang 49 tahun dibawahnya. Beberapa tahun lalu, berita perkawinan mereka menghebohkan jagat maya, bukan hanya karena perbedaan usia yang mirip kakek dan cucu, tapi juga karena si Sheldon ngomong kawin sama orang Indonesia itu gampang, tinggal mumbled a few words he didn’t understand.

Dua contoh yang jauh berbeda di atas memberikan gambaran bahwa pasangan dengan usia yang jaraknya jauh seringkali dianggap salah, tabu dan menyalahi norma. Masyarakat kita suka melabeli perempuan pencinta pria matang sebagai pencari status sosial (a.k.a social climber), materialistis, murahan dan pada beberapa kasus, perusak rumah tangga. Label ini bisa jadi dikarenakan anggapan bahwa pria matang biasanya sudah menikah (kemudian bercerai), memiliki kestabilan ekonomi,  cicilan rumah sudah lunas, mobil beberapa buah dan anak-anak yang sudah mapan. Label ini juga tak sepenuhnya salah karena ada perempuan-perempuan yang mengawini pria karena alasan ekonomi. Sadly, sebagian perempuan memang diajarkan untuk mencari pria yang lebih, lebih pintar, pekerjaannya lebih baik, penghasilannya lebih banyak supaya bisa diandalkan. Tak semua perempuan diajarkan untuk berdiri sendiri dan membangun kestabilannya.

Generation-03-27-11-400x396

Gambaran Pattaya dengan kakek-kakek yang dikerubungi gadis-gadis usia belia berkontribusi banyak pada image perempuan muda dan pria matang. Konon, di dalam dunia perdagangan jasa kasih sayang, perempuan-perempuan muda memang lebih menyukai pria matang. Duitnya lebih banyak, tidak banyak minta posisi ini itu dan lebih cepat selesai. Sementara bukan rahasia lagi bahwa ada pria-pria berusia matang yang memang berfantasi memiliki hubungan dengan perempuan yang sangat muda.

Tak heran kalau kemudian pria-pria yang berhubungan dengan perempuan yang lebih muda mendapat aneka rupa label seperti kegatelan dan tak bisa menahan napsu. Seringkali mereka dianggap tak sadar usia (apalagi jika usia pasangan barunya lebih muda ketimbang anak kandungnya) dan patriarki. Label yang paling akhir ini biasanya terjadi dalam perkawinan campur antara orang asing dan orang Asia. Ada anggapan bahwa mereka, orang-orang asing, menyukai perempuan Asia (apalagi yang lebih muda) karena lebih bisa diatur dan lebih menurut. Lalu muncul generalisasi bahwa parempuan yang kawin dengan pria asing biasanya mengawini pria yang usianya jauh lebih tua (kecuali saya yang sering diduga memiliki pasangan berondong). Label-label di atas tak sepenuhnya benar, tapi juga tak sepenuhnya salah, tergantung konteks dan latar belakangnya masing-masing.

Ada berbagai kekhawatiran yang membuat masyarakat kita melihat hubungan beda usia ini tabu. Beda usia, beda generasi diartikan berbeda selera. Yang satu suka Justin Bieber, sementara yang satu lebih suka Connie Francis. Yang satu menyukai golf, sementara yang satu menyukai olahraga ektrim yang bisa bikin alat pemacu jantung rusak seketika. Sebenarnya, pasangan dengan usia yang dekat pun pasti punya selera yang berbeda juga, punya perbedaan yang harus dikompromikan.

Pasangan beda usia juga rentan dicibir urusan anak. Dikasihani karena anaknya tak bisa lulus kuliah didampingi bapaknya, nggak bakal bisa kawin didampingi bapaknya karena bapaknya sudah berumur (dan diprediksi saat momen-momen itu, bapaknya sudah nggak ada). Saya bukan ahli psikologi, tapi dalam pikiran sederhana saya, anak hanya akan melihat cinta dan kasih saya dari orangtuanya. Bapaknya mungkin tak akan ada dalam masa tertentu, tapi bukan berarti kita semua tak rentan dengan hal serupa. Orangtua kita, bisa berpulang kapan saja dalam usia muda ataupun tua.

Masyarakat kita memang tak terbiasa dengan perkawinan dengan jarak usia yang terlampau jauh. Makanya pasangan beda usia selalu mendapatkan tatapan penuh tanda tanya. Keingintahuan untuk mencari tahu cerita dibalik hubungan itu yang dibarengi oleh penghakiman. Tapi yang saya heran, bukankah masyarakat kita selalu mengajarkan perempuan untuk mencari pria yang lebih tua karena pria yang lebih muda dianggap tingkat kedewasaannya belum terbentuk sempurna? Oh mungkin ketika mengajari lupa bilang: tapi jangan tua-tua banget, nanti Bapakmu bingung manggilnya apa!

Xx,
Tjetje
Sering dituduh punya pasangan lebih muda
Advertisement

70 thoughts on “Kontroversi Hubungan Beda Usia

  1. Menikah sama WNA aja aku sudah menuai pandangan miring sana sini, apalagi aku besar di Situbondo ya, kota kecil dan Bapak Ibukku yang banyak teman disana dari sudut ke sudut menerima pertanyaan yang tidak mengenakkan seputar kawin sama WNA. Kemudian ditunjang aku yang memang beda usia banyak sama Suami, jadi makin memperpanjang pergunjingan. Pernah adikku pas makan bakso trus tiba2 mendengar ada yang ngomongin aku “kok bisa ya Deny mau dikawinin sama orang Belanda yang jauh lebih tua dari dia. Dia kan bisa dapat yang lebih baik disini. Mau hidup seperti apa dia disana, kerja apa, kok orangtuanya ngijinin sih” adikku ga jadi makan bakso trus ngedamprat “kalo mau ngerasani kurang keras mbak suaranya. Sekalian pakai Toa biar se Situbondo dengar semua. Bukan urusan kalian Mbak saya mau kawin sama siapa. Kawin ga pinjam uang kalian juga” aku ngakak miris dengar cerita adikku.

    Awal-awal aku suka sebel. Tapi lama-lama kalau kupikir2 buat apa, yang menjalani kan aku. Lagian aku juga ga perlu koar2 menjelaskan semuanya tentang apapun yang berhubungan sama perkawinanku ke orang2 yang memang niatnya hanya menghujat. Kan bukan artis yang musti Press Conference 😀 *jadi panjang aja komenku, maklum pengalaman pribadi 😀

    • Nah itu berhubungan sama pertanyaan terakhirku, kenapa masyarakat ngelarang kawin sama orang tua kalau kita selalu dijejali dengan dogma bahwa pria itu harus lebih tua dari kita.

      Btw, tumben lho Den ada yang merasa di Indonesia ada yang lebih baik? Biasane kan selalu memuja orang asing.

      • Ketepakan di Situbondo sing rasan-rasan yang bagian memuji orang Indonesia. Pas aku ke Jember, mau nyekar ke Bapak, disana malah memuja-muja orang Asing. Suamiku diajak foto sana sini. Dia kan risih, bukan artis bukan apa. Mungkin beda kota beda pemujaan ya haha

        Bener juga, dari kecil dibilang suami ideal katanya yang usianya lebih dari kita. Dapat yang lebih tua beneran malah dipergunjingkan. Ga ada benernya.

  2. Aku dan suami beda 10 tahun tapi gak tau itu masuk kategori yg bakalan dinyinyirin gak tuh😉 Jadi ingat dulu ada kolega anak baru di kantor, umurnya awal 20an gitu, kebetulan aku lihat foto wisudanya. Di foto itu dia berdiri sebelahan sama bapak-bapak.. Otomatis aku bilang ke dia, eh koq cuma ayahmu yg di foto, ibumu mana? Trus dia bilang, itu suamiku.. Gedubrakkk!!! Langsung awkward moment beberapa detik.. Trus untung saja aku bisa menetralisir dgn cepat, dan bilang: oh iya gak lama sebelum gabung di ke sini kamu nikah dulu ya katanya.. Selamat ya..😄
    Aku sih milih berbaik sangka aja dalam hal kayak gini.. Cuma secara refleks kadang suka gak nyangka, jadinya kayak kejadian di atas..

    • Kayaknya kalau sepuluh tahun orang gak akan terlalu merhatiin, bahkan kadang gak kelihatan. Aku perhatiin yang sering dilihatin orang tuh yang di atas 25 tahun.

      Untungnya aku belum pernah dalam situasi seperti ini Em, tapi itu bisa jadi pelajaran juga buat aku. Mending nanya ini siapa, tapi nanya ini siapa juga rasanya kepo banget.

      • Kayaknya sih beda 10 tahunan masih bebas dari komentar nyinyir lah ya..😄 Iya itu momen janggal banget, jadinya pembelajaran juga buatku, bikin strategi gimana supaya gak salah sangka tapi gak kepo juga..😉 tricky..😝

      • Iya tos deh kita, Lorraine✋🏽😀 Oh tapi dulu waktu pertama kali ketemu kerabatnya M di Australia aku sempat disangka umur 20an (padahal waktu itu umurku 34).., jadi sempat agak dinyinyirin tapi itu mungkin karena mereka gak bisa nebak umur perempuan Asia yg secara fisik selalu kelihatan lebih imut daripada perempuan kaukasia di usia yg sama..

  3. Nice post Tje. Banyak stereotype tentang ini. Aku sih ngga apa dan melihatnya sebagai simbiosis mutualisma. Kedua belah pihak sadar dan melihat pernikahan sebagai lembaga yang bukan berarti selalu berdasarkan cinta.

    Memang di Indonesia sejak gadis perempuan sudah diajar untuk mencari lelaki mapan. Prakteknya lelaki mapan ini berumur.

    Yang bikin aku miris demi hidup mapan ada perempuan yang rela jadi istri simpanan pria mapan. Aku hanya miris tapi ngga menghakimi, hidupnya mereka sendiri dan mereka jalani sendiri.

    Satu tambahan Tje. Kalau situasi dibalik, yang perempuan lebih tua dan si lelaki jauh lebih muda. Beberapa tahun terakhir mulai diekspos tapi belum biasa ya.

    • Lebih gak biasa lagi Mbak kalau situasinya terbalik, malah aku cuma pernah dengar satu cerita, tentang sekelompok Tante-tante yang beramai-ramai memanfaatkan pengungsi dari Timur Tengah (yang mau ke Australia).

      Setuju banget Mbak, ini memang simbiosis mutualisme. Walaupun aku menyayangkan karena hidup itu pendek.

  4. wahaha itu komiknya lucu bangeet :D. hah kalau aku kebalikan, pasangan lebih muda ( pasangan lebih muda 4 tahun ) – ngga kentara sik ya. Tp biasa keluarga besar nanyain, lah kalau lebih muda apa kepikiran nikah, apa udah mikir punya anak dst kan belum mapan…gimana sih kamu (kok cari pasangan lebih muda), inget umur nanti kalau ketuaan hamil kasian anaknya, nanti keuangannya gimana… dan sungai pertanyaan pun mengalir sampai jauhh..

    k

  5. Dulu mungkin saya termasuk tipe yang nyinyir dan akan komentar, tapi seiring bertambahnya pengalaman dan tahu rasanya hidup itu gak bisa dipandang dari kacamata krang lain saya stop komen-komen nyinyir itu udah lama banget.. Sama kayak komennya Mbak Yo. Simbiosis mutualisme lah itu menurut saya. Both sides dapet apa yang mereka inginkan dan itu hidup mereka. Meteka yang jalanin dna ngapain saya ribut sama hidul orang.

  6. Kalo ngomongin moral wannabe sih gak ada habisnya Tje. Klo aq, selama mereka gak melanggar peraturan sih its okay. Nabi Muhammad pun nikahnya ama Khadijah yg usianya jauh lebih tua, habis itu nikah ama Aisyah yg usianya jauh lebih muda. Nah kan?
    Yang masih harus dilatih memang mulut nyinyir, mata penasaran, dan pikiran usil aja sih. Dilatih buat berprasangka baik.

  7. Wahh Mbak Tje, dulu aku sempet baca artikel-artikel tentang Sheldon and Yuyun ini! Dan kalo aku ngga salah inget, mereka juga buka semacam biro jodoh online gitu yang mau menikahkan wanita-wanita Indonesia yang tinggal di desa dengan pria-pria bule (yang kalo ngga salah, kebanyakan juga udah lumayan berumur). Jadi inget deh sekarang nama mereka hihihi, mau baca-baca lagi artikelnya haha 😀

  8. Mbak Tjetje. Baca serius pas baca akhir langsung ngakak sayanya. Hahahaha.
    Tapi memang sih, termasuk saya kadang, suka bingung lihat pasangan kayak gini. Kalau pikir lagi ada odipus complex kan ya (bener gak tuh tulisannya).

  9. Buahahaa…bener2…lupa pesen “tapi jangan yg tua2 amat”
    Paling asik sih dapet yg lebih tua tapi tampangnya masih muda *maunya macem2 ya* 🙂

  10. Cinta itu emang buta terbukti mba 😀 pernah mama ku ke kondangan nya pasangan yang jauh usia itu, kebetulan laki nya kerja di kedutaan dan udah mapan. Sampe rumah, dia bilang ke aku “kok cewek nya mau ya?” Aku cuma bilang ” terserah lah ma, namanya juga cinta” cieelahh 😀
    Btw, salam kenal mba 🙂

    • Ada generalisasi bahwa perempuan menyukai pria yang sepantaran, padahal tak semua perempuan seperti itu. Ada banyak juga yang suka pria matang, seperti Richard Gere *my fave*. Anyway, salam kenal juga Murni.

      • Oh ya mba, inget juga ada perempuan yang pernah bilang (tp aku lupa namanya) pas ditanya kenapa sih mau sama dia. Terus dia jawab “saya suka sama yg lebih tua karena saya merasa dia seperti ayah saya, soalnya saya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah” . Selera orang emang beda2 ya mba 😀

  11. Hmm… terus terang aku dulu juga suka bertanya-tanya kalo liat ada pasangan yang beda usianya jauuuh bgt… tapi aku sekarang berusaha untuk gak berprasangka buruk… setiap orang kan pasti punya alasan sendiri dalam hal milih pasangan…

  12. Aku pernah ngedate sama yang 12 tahun lebih tua kok. Hahahah. Teman teman dekatku tau lah aku “pecinta pria matang” :p . Tapi gak gitu juga sih faktanya. 😀

  13. Mungkin karna ortu ku seumuran (muda an setahun bapakku), jd gak terlalu bahas bahas umur ya. Cuma kalo lingkungan sih kelihatannya iya bangeet

  14. Mmg ada perempuan2 yg cenderung punya kriteria finansial dlm pencarian pasangannya ckp tinggi. Tmnku jelas2 blg dia maunya yg jd suaminya itu minimum gaji brp ribu dollar, bs ngongkosin liburan ke LN minimum sekali setahun, dll. Dan beneran dia stick ke kriterianya dlm mencari. Trus tmn2 kostku jg dl yg mmg rata2 berumur di awal 20an dgn paras cantik dan body aduhai jg mendambakan dan berusaha mendptkan pria2 mapan tanpa peduli status (apakah mulai dr jd selingkuhan, single anak org kaya or udh duda). Mgkn yg kyk2 gini kali ya yang buat stereotypenya muncul. Btw di Oz jg masih ada bule2 yg srg skeptis sama pasangan beda usia jauh. Nah klo dah beda usia trus cewenya Asia lgsg tmbah2 kecurigaannya haha. Dulu tmn2 cowokku yg asli Jerman jg terang2an ngaku klo mrk srg khusus liburan ke Indonesia dlm rangka cari istri krn perempuan Indo di mata mrk lebih ngemong dan submissive. Waduh maaf Tje jd pjg bgt.

  15. Hehe, nice post. Aku memang sering merasa bahwa masyarakat suka mencampuri urusan orang lain ya dan terlalu mudah untuk men-judge orang (pasangan) lain yang nampak “berbeda” dari norma yang menurut mereka benar dan wajar. Padahal hidup setiap orang tidak ada yang sama kan 🙂 .

  16. Biasalah mba, di Indonesia memang semua serba salah kalo menurut penilaian orang. Padahal keluarga dia jg belum tentu bener. Tahan tahanin kuping aja dehh

  17. Aku pernah pacaran sm yg usianya 16th diatas aku, pernah jg sama duren (duda keren) yg seumuran mamaku.. keluargaku sih ga masalah yg penting mapan, seagama, dan sayang sama aku. Tapi aku yg kasian mbak, dia manggil mamaku “ibu mertua” pdhl umurnya sama2 45-an 😆

  18. Suatu ketika aku menghadiri acara teman. para tamu saat itu membawa pasangan masing2. sedikit malu ketika suami aku bilang, kenapa hampir semua temannya teman aku bersuamikan Grandpa. padahalkan mereka bisa dapat yang masih muda atau setidaknya ga seperti cucu dan kakek. hmmm pasti mereka cuman mau uang aja dan ga cinta !! yaa aku jawab aja dengan polos.. ‘pasti cinta laaah, kan cinta itu buta, ga mandang usia. 😀

  19. Saya biasa liat yang jauh lebih tua meski 10-15th masih biasa ya spt orang tua saya, mbak saya, bude dan pakde saya, kawan-kawan saya. justru saya ga biasa liat yg perempuan lebih tua. Saya juga sukanya yg beberapa th lebih tua 🙂
    Bgus mbak postingannya

  20. Saya sih gak suka ngomongin pasangan beda usia. Itukan yang merasakan yang bersangkutan, biarlah mereka yang menikmati. Prinsipnya anjing menggonggong kafilah berlalu. Saya dan istri dulu beda 11 tahun, tuaan saya. Tapi selama menjalani hidup berumah tangga gak ada yang ngomong macam2 sampai ke telinga saya.

  21. Hai mbak Ailtje salam kenal..aq ngikutin blog mbak sejak punya gebetan bule sampai sekarang sudah pacaran..tapi baru sekarang ikutan coment..hehe….silent rider melulu..
    Tapi tema ini seru juga sich, cerita mbak jadi mengingatkan aku sama temanku
    Sama persis..temanku itu waktu nikah sama suaminya baru umur 20 th sedangkan suaminya sudah hampir 40 th. Pas mereka sekeluarga..temanku, suaminya sama anaknya yg berumur 5 th ke sebuah counter mall di Jakarta, pegawai counter itu bilang ke suami temanku itu : “Istrinya mana pak koq ga diajak??” #krikkrik
    Sang suami menjawab : “Lha ini (sambil nunjuk istrinya).”
    Haha..ga kebayang jadi pegawai counter itu..malu merasa bersalah..secara temanku itu imuuuuttt banget.
    Tapi aku malah ngalamin hal lucu..waktu aq bawa cowokku yg bule kumpul sama teman2..mereka kira cowokku malah lebih tua dari aku gara2 cowokku botak..padahal cowokku 28 th dan aku 30 th..bule boros muka bener ya..haha..

    Jadi panjang gini mbak..salam kenal ya…Danke 🙂

  22. Silent reader juga pengin ngabsen hehe. Bapak ibuku sama-sama jawa beda 23th baik baik saja deh. Aku cuma beda 4 th tuaan suami (which is ideal) malah suka dikepoin, abis bule emang muka boros sih hahaha

  23. Maklum shop attentdant kan kadang berusaha ramah and deket biar kelihatan akrab gitu tapi hasilnya malah kepo..wkwkwkk….
    Setuju sama nayarini..bule emang mukanya boros..waktu awal2 kenal sama cowokku yg orang Jerman itu, dia kira aku lebih muda dari dia, tapi setelah tahu aku lebih tua ehh..sekarang malah lagi demen2nya manggil2 aku mbak..emang aku mbakmu apa…haha..

  24. Suamiku 2 tahun lebih tua dari aku, warga asing. Sebelum acara pernikahan di Indonesia, si perias pengantin Jawa tahunya calon suamiku orang asing dan nggak mau didandanin. Begitu si perias datang dan siap merias aku untuk pertama kalinya dia ketemu suamiku. Komentar spontannya: “Oh, suaminya masih muda ternyata.” Ngomongnya langsung di depan aku. Sempat bingung, emang kenapa?

    Pengalaman berikutnya di kantor konsulat RI di Frankfurt. Saat itu aku hamil tua dan nggak bisa nyetir, trus pas musim dingin dan turun banyak salju. Karena aku harus ambil passpor dan tanda tangan di kantor konsulat aku minta tolong suami buat ngantar. Suami sempat telpon2-an sama pegawai konsulat menanyakan ini itu, yang buntut2nya mereka saling kenal lewat telpon. Pas hari H, aku dan suami datang menemui pegawai tersebut. Begitu lihat suami dia langsung bilang tanpa ba bi bu (berbahasa Jerman): “Oh, Mr. X, kamu kok masih muda?!” Jawab suami dengan enteng: “Emang salah?”

    Dari pengalaman kedua tsb aku baru ngeh, ternyata banyak orang Indonesia (bahkan pegawai Konsulat di LN pun) suka yakin bahwa wanita Indonesia yang menikah dengan orang asing pasti suaminya jauh lebih tua.

  25. Hello mbak Tjetje!
    Wah, cerita yg menarik nih! Ikutan komen ya 😊
    Saya dan suami (WN Malaysia keturunan India) beda usia 32 tahun. Dia lahir thn 1946, baru 3 hari yg lalu berulang tahun ke 69. Saya lahir thn 1978. Jauh sebelum menikah, kami sudah saling kenal karena pada saat itu dia dan keluarganya tinggal di apartemen tempat saya bekerja. Kami menikah thn 2010, sekitar setahun lebih setelah istrinya meninggal dunia di tahun 2008.
    Rasanya sih sampai sekarang kami tidak mengalami kuping panas dan perasaan aneh lainnya jika berada di tempat umum..paling paling suami aja yg berasa lucu kalo ada orang yg sering mengira dia sedang bermain bersama cucu – padahal dia bermain bersama anak kami. Alhamdulillah, semua lancar aja bahkan saya juga kenal baik dengan semua keluarga almh. istri
    kebahagiaan keluarga kami semakin lengkap pas lahir anak anak kami (2 lelaki) keluarga dari pihak suami saya sangat bahagia sekali dgn hal ini karena pada akhirnya suami saya berkesempatan untuk punya anak kandung setelah sebelumnya dalam perkawinan yg terdahulu sudah punya 2 anak adopsi.
    Buat kami ber dua, sebagai pelaku dari pernikahan beda usia: jangan hiraukan apa kata orang, yang penting kan tidak merugikan orang lain 😊 salam dari kami di Malaysia!

  26. Hi mbak…ikut comment ya. saya punya suami (WNA) asal amerika. saya sama suami bedanya 11 tahun. saya hampir 23, suami 35. kami menikah saat saya umur 19 dan suami 31 tahun. orang2 sih gak ada yang komen, karena dia gak tua2 amat tapi masalah umur ini malah jadi masalah untuk kami. biasalah mbak, pola pikir yang berbeda, budaya, bahasa, negara yg berbeda tapi alhamdullah suami dari dulu emang Islam jadi untung aja ada kesamaannya.hehehehe tapi saya butuh 2 tahun untuk benar2 stabil dalam rumah tangga. dan sekarang alhamdullah gak ada masalah. dan kebahagiaan kami bertambah saat memiliki anak perempuan satu berumur 2 tahun 1 bulan.alhamdullah. jangan dipikirin mbak, orang mau ngomong apa! dia gak tahu dan gak kenal mbak juga, kalau susah bukannya mba di bantu tapi di tertawakan aja. disyukurin aja.

  27. Salam mbak ,
    Baca blog mbak jadi tergelitik ingin komentar,
    Soalnya saya yg termasuk nikah dengan org yg jarak umurnya jauh.
    Kalo saya alasan menikah bukan karena finance (karena saya sudah bekerja di LN selama 8tahun )tapi cenderung ke rasa nyaman kalau istilah abg jaman dulu cari rangga -cinta 😜,soulmate.
    Mau ditabur cowok Indo ganteng kayak nicholas syahputra atau bule didepan mata tetep saya pilih suami ku. Tetep nikah beda usia bukan tanpa pandangan buruk orang lain,tapi melihat saya dan suami yg enjoy saat susah dan duka dan saat happy saya rasa perlahan orang akan tahu bahwa kita menikah kaRena we found each other, bukan karena alasan lain.

      • Saya juga punya pasangan beda 10 tahun, memang cinta yg jadi ukuran, tapi kita harus lihat juga penerimaan dari lingkungan dan keluarganya. Apalagi ketika masuk ke pergaulan teman-temannya, ada dampak psikologis yg diterimanya disaat teman-temannya memiliki pasangan seusia dengan pasangannya. Saran saya bagi pasangan yg berbeda jauh umurnya, lebih baik jangan memaksakan keinginan, biarkan pasangan kita yg melihat mana yg terbaik untuknya. Saya dan pasangan beda 10 tahun, tapi ketika dilihat dari sifat wanita memang jauh lebih cepat dewasa, kalau wajah karena saya hidup sehat, tidak merokok, juga vegetarian, kalau dibandingkan kayaknya saya bisa mengimbangi umur yg lebih muda. Pastinya cinta dan komunikasi itu kunci hubungan. Terima kasih

  28. Saya juga punya pasangan beda 10 tahun, memang cinta yg jadi ukuran, tapi kita harus lihat juga penerimaan dari lingkungan dan keluarganya. Apalagi ketika masuk ke pergaulan teman-temannya, ada dampak psikologis yg diterimanya disaat teman-temannya memiliki pasangan seusia dengan pasangannya. Saran saya bagi pasangan yg berbeda jauh umurnya, lebih baik jangan memaksakan keinginan, biarkan pasangan kita yg melihat mana yg terbaik untuknya. Saya dan pasangan beda 10 tahun, tapi ketika dilihat dari sifat wanita memang jauh lebih cepat dewasa, kalau wajah karena saya hidup sehat, tidak merokok, juga vegetarian, kalau dibandingkan kayaknya saya bisa mengimbangi umur yg lebih muda. Pastinya cinta dan komunikasi itu kunci hubungan. Terima kasih

Show me love, leave your thought here!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s