Sebagai orang Indonesia, kita diajari dengan aneka rupa tata krama sedari usia kecil. Lingkungan sekitar kita juga tak segan untuk mengkoreksi hal-hal yang dianggap kurang baik. Masih inget kan dulu tetangga atau keluarga sering banget ngingetin untuk mengucapkan terimakasih atau berujar permisi. Menurut peribahasa dari benua tetangga, butuh satu desa untuk membesarkan seorang anak.
Belajar tata krama itu memang biasanya dimulai sejak anak-anak, ketika baru mulai belajar bicara. Selain belajar bapak, ibu, papa, mama, terimakasih dan tolong kemudian menjadi kata-kata lain yang harus segera diajarkan. Tak heran sebagai orang dewasa kalau kita melihat orang dewasa lain yang kurang tata kramanya, kita sering mempertanyakan anak siapa mereka ini kok tak pernah diajari tata krama.
Permisi dan Pamitan
Di Indonesia, permisi digunakan dalam banyak hal, terutama ketika datang ke rumah orang, akan lewat di depan orang, atau mungkin mengambil sesuatu yang di depan orang lain. Tradisi juga mendikte kita untuk berpamitan ketika pulang, supaya setidaknya tuan rumah bisa mengantar sampai pintu depan, supaya tak seperti jelangkung yang pergi tak diantar.
Gak ujug-ujug menghilang tak berpamitan tak ketahuan rimbanya, karena ini bisa menyebabkan kecemasan pada orang lain. Gak perlu pamit sama semua orang kok, cukup sama tuan rumah yang mengundang sembari tentunya mengucapkan terima kasih telah diundang. Walaupun biasanya pamitan ini panjang karena akhirnya berpamitan pada semua orang dan ini gak orang Irlandia, gak orang Indonesia sama aja. Bahkan setelah berpamitan ngobrol masih berlanjut panjang, lalu pamitan lagi, lalu ngobrol lagi, gitu aja sampai 20-30 menit.
Terima kasih
Kalau soal mengucapkan terima kasih mah kita jawara banget, ini salah satu tata krama dasar yang bisa dibilang jarang dilupakan. Di setiap saat kita berterimakasih. Salah satu tradisi yang saya suka di bis di Irlandia adalah mengucapkan terimakasih pada pengemudi bis ketika turun. Kendati pintu keluar di tengah badan bis orang akan berseru mengatakan terimakasih.
Di Irlandia ini terima kasih tak hanya diucapkan dengan kata-kata saja, namun seringkali dilengkapi dengan tambahan kartu ucapan terima kasih. Kadang-kadang malah ditemani dengan hadiah sebagai rasa ucapan terima kasih.
Di Indonesia sendiri manifestasi ucapan terimakasih bermacam-macam. Yang paling sering kita lihat tentunya hadiah ucapan terima kasih dari sang empunya hajat yang diberikan untuk seluruh tamu yang telah meluangkan waktu dan telah hadir.

Tolong dong
Meminta tolong itu merupakan salah satu bentuk kesopanan paling dasar untuk tidak menunjukan kekuasaan pada orang lain. Selain bentuk kesopanan, secara psikologis ada kecenderungan kita ditolong lebih besar ketimbang ketika kata super ini diucapakan. Disclaimer dulu, saya bukan psikolog ya, cuma seneng baca-baca artikel psikologi aja.
Menariknya, di usia dewasa ini saya & beberapa orang yang saya ajak diskusi tentang topik ini, masih sering melihat orang-orang yang menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Mental ndoro ini gak peduli, siapapun diperlakukan dengan sama, tapi biasanya orang-orang yang posisinya dianggap lebih rendah, teman sekalipun.
Hasil observasi yang tak ilmiah ini menemukan orang-orang suka memerintah secara superior macam bos dengan penggunaan dong untuk memperhalus perintah.
“Panasin dong”
“Ambilin dong”
“Makanan buat anak guwe mana?”
“Anterin guwe pulang dong”
“Anterin guwe ke sini dulu ya “
Diucapkan dengan nada yang memerintah di depan banyak orang dengan konsisten
Sebagai manusia kita seringkali secara tak sadar melakukan hal-hal tersebut. Seringkali cara kita memperlakukan orang lain juga terlihat jadi tak baik, walaupun mungkin tak berniat seperti itu. Sekali-kali lupa sih tak apa, tapi kalau konsisten terus-menerus, mungkin saatnya kita yang lihat negur atau bahkan refleksi diri sendiri. Manusia itu tah sempurna dan terus berproses untuk belajar.
Adakah yang kalian sering lupa minta tolong?
xoxo,
Permisiiiiiii…..
OOT, banyak orang Indonesia bilang orang bule ga punya tata krama, alias kalau manggil di “jambak” alias langsung panggil nama, atau ga pake unggah ungguh dst, padahal klo dibandingin, ya soal panggil nama/titel tiada bandingannya dibanding “tata krama” yang doyan menginterogasi orang ๐ ๐
Aduh budaya panggil mbak, kakak itu kan untuk nunjukin senioritas banget. Kadang suka berlebihan minta dihormati.
Padahal ya gak pakai embel2 mbak mas, juga layak dihormati.
Good points mbak Ail. Nggak bisa dipungkiri kadang kalau sudah akrab banget sm orang, kita tuh suka jadi manjah nyablak๐ suruh-suruh “ambilin dong bok”. Sekalinya sopan banget malah ditanya “lo kenapa hari ini?”๐คชserba salah. Tapi memang perlu konsistensi tata krama gimanapun akrab. Tujuannya kan supaya ada rasa menghargai dan kita dijauhkan dari rasa tinggi hati ๐
Nah kalau negur malah kadang suka gak enak sendiri karena orang suka gk terima. Negur baik-baik salah, dibecandain juga salah. Aku setuju sekali, tata krama itu harus konsisten sebagai bentuk penghargaan terhadap orang lain. Sama Pekerja Rumah Tangga aja kita mesti minta tolong, gak boleh perintah2 ๐
Semua balik lagi ke kebiasaan yang mungkin udah dilakukan secara turun temurun, terlebih dalam keluarga.
Saya kadang suka heran kalo ada orang yang minta tolong tapi tidak dengan kata “tolong”.
Saya beberapa kali pernah lupa ucapkan kata “tolong”, tapi untungnya suka sadar dan akhirnya diulang dengan tambahan kata “tolong” ๐
Kayak ada yang beda sendiri.
Mungkin ya itu karena udah terbiasa kali ya hehehe
Bener, kebiasan dari kecil berperan besar.