Menjadi istri orang asing itu emang bikin orang tertarik untuk nanya macam-macam. Dari yang usil sampai nanya seriusan. Ada satu pertanyaan yang sering ditanyakan banyak orang dari yang mulai kaum terdidik sampai kaum yang pendidikannya kurang tinggi. Pertanyaannya:
Kalau sudah kawin nanti jadi orang Irlandia dong?
Perkawinan antar bangsa ini dengan sederhana diartikan banyak orang sebagai pergantian kewarganegaraan, ganti passport jadi passport negara lain dan buang passport ijo yang kurang sakti. Ketika orang bertanya tentang hal-hal seperti ini, saya geleng-geleng sambil nanya, kenapa orang Indonesia mikirnya begitu? Apa yang membuat mereka bepikir seperti itu?
Kalau teori saya sih, orang Indonesia itu begitu karena kita nggak suka pindah keluar negeri selama-lamanya, alias migrasi, seperti warga negara lain. Kalau kata Slank sih, kita ini sukanya makan nggak makan asal kumpul. Sementara kalau kata pepatah sih daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri. Selain pepatah ini, indikator yang bikin saya bikin teori ngaco ini (bisa buat ngambil PhD ini!) karena saya belum nemu kampung Indonesia di negara lain (cmiiw), sementara kalau cari China Town, Little India, atau Kampong Arab di beberapa negara tetangga itu gampang. Perlu dicatat, Suriname nggak masuk hitungan ya!
Anyway, jumlah buruh migrant Indonesia di luar negeri itu juga banyak, tapi mereka selalu kembali ke tanah air untuk kembali bersama keluarganya atau pulang ke suaminya yang ternyata sudah kawin lagi. Nggak ada yang kepikiran untuk ganti kewarganegaraan dan meninggalkan Indonesia for good ya? Kalaupun ada, menurut perkiraan saya (nggak ilmiah banget) jumlahnya tidak banyak karena ini nggak membudaya di negeri kita. Jadi hipotesa dari teori ngaco saya (Dengan segala hormat, mohon teori ini jangan dijadikan acuan untuk bikin tugas kuliah, apalagi bikin jurnal.) adalah: orang Indonesia itu gak tahu kalau pindah kewarganegaraan itu susah karena kita nggak suka migrasi, maunya di tanah air terus jadi nggak merasa perlu tahu kalau ganti kewarganegaraan itu susah. Boro-boro ganti kewarganegaraan, kemana-mana aja mesti bikin visa dengan dokumen setengah rim.
Ada pula beberapa orang yang nanya, kalau jadi istrinya orang Irlandia, mau nggak ganti passport? Sampai detik ini, kalau ditanya seperti ini saya akan bilang: Saya orang Indonesia dan hatiku merah putih, melepas passpor dan ganti kewarganegaraan hati saya masih berat. Denger Indonesia Raya aja berkaca-kaca matanya pengen pulang dan rindu nasi pecel, kok mau pindah kewarganegaraan. Lha gimana kalau pindah kewarganegraan? Ini jawaban saya sekarang ya. Sepuluh tahun lagi kalau ditanya mungkin pilihan saya masih sama, atau bahkan mungkin gak sama lagi. Sah-sah aja kan berubah pikiran itu?
Terus nanti kalau punya anak bagaimana? (awas ya jangan nanya kapan!). Kalau anak-anak kami sih tentunya akan punya privilege untuk punya dua kebangsaan, Indonesia dan Irlandia (terimakasih kepada para istri WNA yang sudah berjuang untuk hal ini, jasamu abadi, semoga kalian masuk surga karena melakukan kebaikan!). Pada usia tertentu mereka memang harus melepaskan salah satu kewarganegaraan dan memilih yang sesuai dengan pilihan mereka. Urusan itu, akan jadi pilihan mereka masing-masing karena itu adalah hidup mereka. Terus, kalau anak saya ikut Bapaknya, jadi WN Irlandia, saya gimana? Dipikir nanti aja lah ya!
Bagaimana dengan dwi kewarganegaraan yang sedang diperjuangkan oleh Diaspora Indonesia? Saya belum punya jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini. Yang ada malah saya punya pertanyaan balik, apakah sistem di Indonesia yang sudah sangat tertata dengan rapi jali (excuse me, I am trying to be positive here!) sudah siap untuk mengurusi warga negara dengan kewarganegaraan ganda? Padahal ngurus KTP, akta kelahiran dan NPWP aja amburadulnya gak karuan. Sayangnya, pertanyaan yang maha sulit ini hanya bisa dijawab oleh mereka yang dibayar dengan pajak kita.
Ada banyak hal yang mengikat saya dengan Indonesia; Indonesia tempat kelahiran saya, tempat nenek moyang saya, jadi ide untuk melepaskan paspor bersampul hijau itu buat saya masih sangat sulit. Padahal ya ini mah cuma dokumen administrasi saja. Pada saat yang sama, saya melihat banyak sekali mereka yang menanggalkan paspor Indonesianya kemudian dianggap tak Indonesia lagi. Jika berdiskusi atau mengkritisi tentang negeri kelahiran diolok-olok bukan Indonesia lagi, pengkhianat bangsa, dan tak cinta negara. Agaknya ide ini jadi membuat saya dan mungkin banyak orang lain untuk takut melepas kewarganegaraan. Padahal, tak ada yang bisa merampas ke-Indonesiaan seorang individu.
Kalau bisa pindah kewarganegaraan dengan mudah, mau pindah nggak? Kenapa & jadi WN apa? *kepo*
Ubi Bene, Ibi Patria…
Dimana seseorang merasa betah di sanalah tanah airnya… 😀
Cinta pada pasangan saya yang bukan WNI bukan berarti saya berhenti mencintai tanah airku — >Salut… *2thumbup#
Terimakasih. Despite segala kekurangan Inonesia, hatiku merah putih 🙂
Bangga dengan merah putih ku 😀
Jitu banget. Sampe kesel ditanyain paspornya masih ijo apa udah ganti. Emang situ pikir ganti paspor itu gampang. Apalagi di negara gw tinggal dapet ijin permanen aja pake bertahun2 dan syarat bejibun, kok tiba2 bisa ganti paspor gitu aja. Aku pikir juga di negara mana2 pun namanya ganti paspor pasti ribet urusannya.
Aku juga ga mau ganti paspor, susah ntar klo mau pensiun dan balik ke Indonesia. Ada bekas kolega di kantor lama di Jakarta, orang India yang puluhan tahun di Indonesia, istri dan anak2nya WNI semua, tapi dia baru 10 tahun ngurus kewarganegaraan baru kelar… ternyata ganti ke paspor ijo sama susahnya.
Iya, jadi WN Indonesia lebih susah, padahal ‘keuntungannya’ gak banyak. Konon harus stay 5/10 tahun dulu di Indonesia dan harus bisa bahasa Indonesia.
sama sih klo disini itu. 5 tahun, full time work selama 3 tahun, lulus ujian bahasa baru dapet permanent residency. Klo ganti paspor lebih gawat lagi requirementnya.
Disini makanya banyak ibu2 “rumah tangga” yang ga mungkin akan pernah dapet permanent residency karnea ga ada full time work di kantor / proof klo ada kerja full time
Untuk si A paspor hanya sebuah dokumen perjalanan, untuk si B paspor simbol identitasnya. Pendapatku sih mau paspor apapun, hati dan perasaan tetap Indonesia. Betul kamu bilang, tiap orang mempunyai alasan untuk mengganti kewarganegaraannya. Dan alasan ini saking sangat pribadi, sulit dimengerti orang lain. Akhirnya yang keluar hanya hujatan untuk WNI yang menjadi WNA.
Iya kalau ada Ibu yang harus pergi ke, let’s say America, sama anaknya kan repot. Anaknya bisa langsung pergi, ibunya apply visa dengan dokumen satu rim.
Pacarku orang UK, dia mah enak ga usah apply visa untuk most countries in the world yang tergabung di negara2 persemakmuran Inggris tapi saya cinta Asia sih, biarpun ga cinta2 amat ama Indonesia, ga kebayang mesti ninggalin Indonesia secara permanen. Gak terpikir untuk ganti paspor, yang terpikir malah beli aset di Indonesia trus pensiun disini. Home sweet home lah. Pacar saya juga sikapnya sama ama negaranya sendiri, dia bangga ama negaranya, saya juga harus bangga sama negara saya. ^^
Kayaknya kalau udah punya anak, atau kalau doyan travelling, kemungkinan pindah kewarganegaraannya gede.apalagi kalau pasangan bisa masuk ke suatu negara dan visa istri ditolak!
kalau masa berlaku paspornya mbak sudah habis, diganti dimana nanti? di kedutaan Indonesia yg di Irlandia kah?
Gak ada kedutaan Indonesia di Irlandia, harus ke Inggris, atau menantikan petugas embassy datang ke Dublin untuk memberi pelayanan. Tapi konon Irlandia dan Indonesia mau bikin kerjasama diplomatik dan buka kedutaan.
oooo i c…
Setujuh mba ail..
teman aku mamanya juga nikah ma buleleng buleng puluhan tahun mereka menetap di luar, eh masa tuanya balik ke indonesia bersama dengan suaminya turut serta..
Eh tapi nggak semuanya ingin kembali ke Indonesia, ada juga yang sudah nyaman dengan tanah air barunya. Yang penting happy aja 🙂
Hahaha…betul mbak..masing2 org punya alasan tersendiri untuk mengganti paspor atau pertahankan paspor Indo..kalau aku pribadi itu urusan administrasi aja…udah sejak 4 thn lalu aku ganti paspor..karena kalau kemana2 lebih efisien..masuk Indo itupun 1x setahun cukup bayar dan dpt visa..urusan masa depan mau tinggal dimana..blom tahu.
Orang2 Indonesia yg tinggal di perbatasan Indonesia Malaysia, pd bnyk yg jd warga negara Malaysia, krn mrk jd lbh sejahtera hidupnya. Spt di daerah Serawak Kalimantan…
Daerah perbatasan Indonesia banyak yang belum diperhatikan ya, jadi ga heran kalau banyak yang pindah ke negara tetangga. Semoga pemerintah yang ini lebih bisa memperhatikan daerah perbatasan.
sy keep paspor ijo cm utk kemudahan dokumen pas ke indo kr males bgt kalo suruh bayar ini itu di indo apa2 duit duit, nyebelin. menurut sy cinta indo itu jgn cuma dr warna paspor, tp apa yg sudah kita lakukan utk indo? cinta sy sm indo jujur aja sih ga lebih besar drpd kecintaan sy sama jajanan kali lima di jakarta, apalagi kl uda ngadepin org indo yg fanatisme agamanya berlebihan (which is byk bgt, alasan ga bisa maju2) sy udah muak bgt, tp in reality udah byk bgt yg sy lakukan buat indo drpd yg cuma ngaku2 cinta indo dr paspor ijonya.
Wah membanggakan ya Mbak, kalau saya belum berbuat banyak bagi Indonesia.
Soal fanatisme saya ga bisa komentar, capek ngomonginnya.
mbak ailtje sorry nanya beda, kenapa ya kalau buka blog kamu dari laptop ga semua artikel keluar, tp kalau dr hp keluar lengkap. lucunya lg kalau dr imac malah keluar. ya udah semangat bloggingnya ya, sy terima bersih enjoying baca2 dan komen aja. 🙂
Wah nampaknya itu wordpress problem, aku kurang tahu kenapa. Tapi nanti coba aku cari coba cari tahu ke WPnya. Thank you and enjoy your evening ya.
Pingback: Tentang Kewarganegaraan Ganda | Ailtje Ni Diomasaigh
Halo mba Ai.. 😄
Aku punya 3 Tante yang udah pindah kewarganegaraan mba.. karna nikah sama orang asing, tp mereka pindah setelah lebih dr 5 tahan nikah.. yaa benerr Alasan paling utama karna soal administrasi itu mba.. tp fortunately keluarga biasaa aja, soalnya setahun sekali mereka pulang Dan anak anak mereka juga fasihh banget Bahasa indonya, klo udh ngmong Indo juga aksennya Indo bgt ga kaya cinta Laura haha jd menurut mereka walaupun blm ada jasa buat Indo, tp tetep mengenal kan anak budaya Dan Bahasa Kita itu juga bagian dr nasionalisme.
“” Dari yang usil sampai nanya seriusan. Ada satu pertanyaan yang sering ditanyakan banyak orang dari yang mulai kaum terdidik sampai kaum yang pendidikannya kurang tinggi”
hahahahha sumpah ya mbak ini bener banget.. aku sampe dibilang gak cinta Indonesia dan gak akan jada WNI lagi kalo sudah married sama pacar ku .
astaga parah awalnya aku suka emosi mbak nanggapin pertanyaan2 yang bikin gedeg, makin kesini aku udah don’t give a shit capek juga jawabnya hahhahaha
keep it up writing blognya ya mba ai