Tips Memilih Asuransi

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu seorang mbak-mbak yang annoying di sebuah lobby kedutaan. Saya sebut dia mbak-mbak annoying karena si Mbak berencana untuk overstay dengan visa kunjungan pendeknya. Selain berencana melanggar aturan imigrasi negara tetangga, mbak annoying juga berencana untuk membeli asuransi perjalanan tiga hari untuk tiga bulan. PELIT!!!!!

Punya uang buat ke luar negeri tapi gak mau beli asuransi perjalanan yang sesuai. Ketika saya ingatkan pentingnya asuransi perjalanan di negeri orang, terutama jika ada masalah jawabannya: “Aduh Mbak, Bismillah aja. Lagian siapa sih yang niat mau pergi dengan apa-apa.” Ajaib memang orang lebih memilih berdoa yang kenceng  supaya tak terjadi apa-apa. Kalau kemudian doanya tak dikabulkan gampang, tinggal ngerepotin orang lain. Di Indonesia, ngerepotin keuangan Tante, Encing, Babe, Engkong itu wajar, toh kita emang bangsa yang tolong menolong. Tapi kalau di luar negeri, Babe siapa yang mau direpotin? Yang ada malah ngerepoti tax payer money dan bikin susah kedutaan Indonesia. Kalau satu yang ngerepotin OK-lah, tapi kalau ratusan, bahkan ribuan, bisa jebol keuangan negara.

Asuransi apapun, baik perjalanan, kesehatan, jiwa, kendaraan, selalu dipandang sebagai investasi yang merugikan dan mahal. Mentalitas kebanyakan orang memang masih melihat perusahaan asuransi dan agen asuransi sebagai mesin penyedot uang yang tak bermanfaat. Meminjam istilah Syahrini, mungkin karena manfaat asuransi tak terpampang nyata di depan mata.

BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) saya rasa, berhasil menumbuhkan kesadaran asuransi kesehatan di masyarakat level menengah ke bawah dan membuka akses asuransi murah. Walaupun bikin dokter teriak-teriak karena skema perhitungannya yang kejam. BPJS diwajibkan bagi  semua warga negara tetapi bagi kita yang memiliki penghasilan lebih ada baiknya membeli asuransi tambahan. Pengalaman saya membeli asuransi, ada beberapa kriteria yang bisa berguna:

Asuransi kesehatan tanpa Investasi

Tak seperti orang lain yang tak mau rugi, saya sengaja membeli asuransi kesehatan yang hangus. Bagi saya, produk asuransi kesehatan tak boleh dicampur-campur dengan investasi supaya maksimal. Jika benar-benar ingin berinvestasi, lebih baik dananya ditanamkan di perusahan investasi, bukan di perusahaan asuransi.

Pakai Kartu atau cashless

Sakit itu datangnya tanpa direncanakan, jadi dalam rencana anggaran bulanan biasanya biaya untuk sakit relatif kecil. Makanya, asuransi yang bersifat reimbursement, akan mengganggu anggaran bulanan dan tabungan. Waktu saya masuk RS di Bali, saya harus nalangin biaya RS yang tidak sedikit karena saya upgrade kamar.  Yang mengesalkan, proses reimbursement asuransi ternyata memakan waktu lebih dari tiga minggu, itupun harus marah-marah karena pihak asuransi yang ribet. Parahnya, banyak pengeluaran yang tidak bisa diganti oleh pihak asuransi. Alhasil saya ‘merugi’ sekian rupiah karena aturan reimbursement yang tak jelas. Ini jarang terjadi jika kita menggunakan kartu. Jadi daripada repot, mendingan bawa diri dan bawa kartu aja kalau berobat, kartu asuransi, bukan kartu kredit.

Baca polis asuransi

Membeli asuransi itu seperti membeli kucing dalam karung karena kita hanya dijelaskan sebagian aturannya saja. Biasanya, polis baru diberikan setelah kita bayar dan saat itulah banyak yang kaget karena bahasa pemasaran berbeda dengan bahasa polis. Demi menghindari serangan jantung, sebelum beli asuransi minta copy polis untuk pertimbangan. Dan minta polis itu bisa kok.

Agen Asuransi yang Bagus

Rumornya, agen asuransi itu hanya mendapatkan fee dari penjualan tahun pertama hingga ketiga saja. Nah, kalau dia menolak ngebantu di tahun ke lima wajar kan? Tapi agen yang baik tidak langsung kabur dan akan tetap menjalin hubungan bahkan hingga bertahun-tahun kemudian.  Jadi, ketika memilih agen asuransi carilah yang sudah konsisten di bisnis asuransi selama bertahun-tahun. Saya sedikit rasis, karena untuk asuransi saya hanya mau agen yang keturunan Tionghoa karena komitmen mereka yang luar biasa.

Perusahan ternama

Sudah banyak perusahan besar di Indonesia yang mengembangkan usahanya ke asuransi. Kalau menurut dokter yang pernah saya kunjungi, perusahaan-perusahaan local Indonesia itu lebih susah ketimbang perusahaan asing macam AXA, Allianz ataupun Prudential. Pengurusan klaim maupun pemeriksaan aneh-aneh, biasanya tak banyak ditanya. Sementara merek-merek lokal, nanyanya banyak, klaimnya susah. Makanya, jangan tergiur dengan asuransi murah meriah, apalagi yang murah dan bisa untuk bapak, ibu, anak-anak.

Dipikir-pikir saya harus berterimakasih karena bertemu dengan Mbak Annoying itu karena dia yang menginspirasi saya untuk bikin postingan itu. Jadi, mbak annoying, terimakasih banyak dan semoga Kedutaan membaca niatmu untuk overstay! #TetepPedesKaretTiga

Punya tips untuk memilih asuransi?

Advertisement

45 thoughts on “Tips Memilih Asuransi

  1. Mbak2 kaya gitu tuh yang bikin negara kita sulit masuk ke negara lain, makanya negara2 tetangga sudah bebas visa, yang kaya Indonesia masih aja harus pake visa kemana2.

    Soal asuransi, di Indonesia mindsetnya memang masih pake berdoa aja udah cukup ya. Disini kemana2 mau nggak mau harus asuransi semua. Asuransi kesehatan dan travel (within EU) dulu dicover oleh pemerintah, sekarang masih, cuman harus ganti kartu biru (yang sesuai peraturan dengan negara setempat – kalau dulu sesuai peraturan negara asal, yang lebih enak karena kita disini dokter bener2 100% tidak berbayar).

    Aku diluar itu memang punya travel insurance sendiri, bayar tiap tahun, cover seluruh dunia – untungnya disini murah, sebulannya cuman bayar kira2 sepadan dengan 160 ribu rupiah, yang jelas itu sudah termasuk ongkos pemulangan jika kita sakit diluar negeri dan harus dipulangkan dengan fasilitas khusus.

    Asuransi (isi) rumah pun juga ada, walaupun jangan sampai ya (ketok meja) kenapa2. Di sini otomatis orang mindsetnya asuransi adalah keharusan, kalau punya mobil ya harus punya asuransi, punya ini itu harus pake asuransi, sepeda aja pake asuransi, soalnya kalau hilang biar nggak nangis bombay.

  2. Hmmm aku sering banget ketemu sama orang yang selalu bilang, berdoa aja.. ya berharap sama Tuhan.. bla bla bla…
    Terus aku jadi mikir sendiri.. lha kalau begini apa-apa nanti nyalahin Tuhan donk. Atau jawaban klasik ini kehendak Tuhan.
    Tapi sebenernya ada hal-hal yang bisa kita minimalkan risikonya dengan persiapan yang baik.
    Bukan maksudku nggak ngandelin Tuhan tapi ya mestinya kita lakukan bagian kitalah

  3. mbak Annoying itu mesti paham bahwa do’a itu mesti dibarengin dengan tawakkal dan ikhtiar.
    Tapi bisa jadi alasan mbak Anoyying itu memang sudah menjadi bagian dari budaya bangsa kita yang perhitungan banget untuk sesuatu yang tidak terpampang nyata.

  4. Ada org yg telat nyadar akan asuransi krn seperti “nabung terpaksa” utk jangka waktu yg lama dan hasilnya ga lgsg keliatan. Krn ngerasa masih makmur kali ya jd anggap remeh gt. Nanti waktu bangkrut malah jd kalang-kabut. Persiapan apapun itu perlu untuk meminimalis resiko.

  5. Waktu di Indonesia aku sampe beli tiga asuransi kesehatan yg kayak investasi gitu yg setelah sepuluh tahun kita bisa ambil sebagian premi yg sudah kita bayarkan. Untunglah dua telah usai bayar preminya, tinggal satu lg yg di prudential yg msh hrs bayar preminya hingga dua tahun ke depan, dan agen yg aku punya mantap banget, sampe kini dia yg membantu.
    Nah, cerita ttg di Belanda, ternyata asuransiku paketnya berbeda dgn yg punya suami, ada beberapa tambahan, karena pendatang baru dikhawatirkan banyak melakukan kesalahan karena (belum) ketidaktahuan beberapa aturan, contohnya aturan di jalan.

  6. Mbaknya super sekali. Haduh, semoga dia disadarkan :huhu
    Asuransi itu memang sangat penting bagi kita, Mbak :pengalaman
    Jadi kalau nggak ada asuransi itu rasanya agak insecure :hehe

  7. Mbak Ai, ini maksud hangusnya apa? – Tak seperti orang lain yang tak mau rugi, saya sengaja membeli asuransi kesehatan yang hangus.

    Aku setuju klo asuransi jangan digabung sama investasi karena berbeda tujuan. 🙂

    • Ada asuransi yang kalau kita ga claim bakalan bisa dikembalikan sebagian, ada lagi yang campur investasi karena ga mau duit ‘hilang’. Asuransi kesehatan sering dianggap uangnya hangus kalau kita ga klaim.

  8. Wah.makasih banget atas info-nya…Kebetulan ikut asuransi travel dari credit card, gampang dan gak mahal untungnya. Oh ya, ikutan juga asuransi liability kalu gak salah ya namanya?
    Di Belanda kebetulan wajib punya asuransi kesehatan sama asuransi mobil, kalu enggak kena denda, jadi ya mau gak mau mesti punya asuransi.

  9. Asuransi itu mang bagus kok Mba sebenernya. Tapi ya kalau di Indonesia sih lebih karena blm terlalu aware soal ini. Agent memang hanya 3 th aja mba kadang 2 th aja dpt komisinya. Makanya harus ktm agen yang siap bantu sampai kapanpun. Untungnya dah ktm.

  10. Mbak ailtje kl boleh bagi cp agen-nya dong… kebetulan ak jg lg nyari asuransi kesehatan buat ak dan orang tua ku. Kemarin sdah nanya ke beberapa agen via cust service asuransi trtntu.. tapi ak kurang sreg krn mereka sllu tawarkan produk asuransi investasi. Kalau berkenan bisa di email ke [email edited by Ailtje]

    Makasih banyak mbak 🙂

  11. Pingback: Pemeriksaan MRI | Ailtje Ni Dhiomasaigh

  12. Selamat sore Kak , saya mau nanya kalo berkenan boleh dibantu nama asuransinya atau agennya boleh Kak , boleh di info ke email saya , terimakasihh 🙏🏻

Leave a Reply to Ailtje Binibule Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s