Komentar Ajaib

Punya blog itu enak gak enak, seru gak seru. Di satu sisi kita bisa berbagi pikiran dan pendapat, tapi disisi lain ada pendapat dan komentar yang kadang gak enak dibaca dan gak enak dilihat. Untungya ya, saya ini bukan Syahrini ataupun Mulan Jameela yang dihujani dengan komentar gak enak secara rutin. Jadi komentar ajaib-ajaib ini hanya muncul sesekali.

Lucunya komentar-komentar ini seringkali berlindung didalam jubah anonim. Eh halo…. jaman sekarang jadi anonim itu susah, ada teknologi yang bisa mencari jejak komentator. Belum lagi ada tombol spam yang bisa dengan mudahnya dipencet dan memudahkan proses screening komentar di masa depan. Selain pencet tombol spam, saya biasanya juga repot mengalisa lebih jauh mengapa orang-orang ini berkomentar aneh-aneh.

Di postingan tentang “dear bule hunter” disini, saya menuliskan tentang jemuran yang kesiram hujan dan akibatnya berbau apek. Disiram Chanel no. 5 seember pun bakalan bau apek. Nah salah satu orang di Indonesia sana berkomentar kurang lebihnya: “Gak punya dryer ya?”. Komentar persisnya saya tak ingat karena keburu saya tandai SPAM. Tapi dibaca dari tonenya, sang penulis terlihat sekali ngenyek atau menghina karena saya tak punya dryer.

Dihina karena dianggap tak punya dryer itu bukan hal yang penting. Saya memang gak punya dan gak pernah beli dryer. Kalaupun ada dryer di dapur, itu juga bukan hasil keringat saya jadi saya gak bisa klaim. Sekalian saya tambahin informasi biar ada bahan untuk ngenyek, saya di Irlandia juga gak punya rumah, kulkas, kompor, mesin cuci, mangkok, serbet, keset, dan makin panjang lagi daftarnya. Lha wong saya datang ke negara ini hanya bermodalkan koper yang berisikan buku-buku, tas, pakaian, sepatu seadanya saja.

Di balik komentar pendek tersebut, saya melihat sebuah kesombongan dan penghinaan terhadap kemampuan ekonomi orang lain. Betapa materialistisnya orang-orang di sekitar kita dan betapa dangkalnya cara menilai orang lain, apalagi yang tak memiliki apa-apa. Jadinya jangan heran kalau dalam lingkungan seperti ini ada orang-orang tak punya yang tak kuat iman sehingga memaksakan diri untuk terlihat kaya dan supaya lebih dihargai, bahkan hingga kartu kreditnya jebol.

Ada lagi komentar lain yang sampai sekarang gak saya approve karena emailnya abal-abal, walaupun IPnya gak bisa bohongIsinya begini:

menurut gue sih ada baiknya kalo istri-istri bule yang tinggal di indo, dandan yang cakep dong. jadi stigma istri bule mukanya kayak pembokat bisa ilang.
nggak cuma dandan cakep tapi elegant terus juga berpakaiannya mode yg lagi trendy.
jadi biarpun misalnya punya muka standart tapi setidaknya ditolong dengan dandanan yg manis dan baju oke, otomatis siapapun jadi respeklah.

ditempat gue bermukim di negara suami(bule); rata-rata perempuan bule juga pada modis loh sehari-hari. nggak ngasal. kalo dandan & pakaiannya ngasal, biasanya mereka juga jadi malu sendiri karena perempuan yang lain pada berusaha agar terlihat uptodate.

kalo di indo ada baiknya perempuan indo juga gitu deh. nggak perlu mahal-mahal bajunya yg penting dandannya oke tapi elegant.

gue sendiri beruntung punya muka diatas standard &modis trendy ….cieeee…gubrak…., jadi nggak ada dan mudah2an selamanya nggak ada label2an spt diatas.

artikelnya bagus loh..

Jreng-jreng…….muka pembantu pekerja rumah tangga dibahas lagi. Nampaknya masih ada orang-orang yang tak mengetahui bahwa PRT jaman sekarang itu penampilannya luar biasa dan dandanan mereka juga keren. Pola pikir yang masih menyuruh-nyuruh orang untuk dandan menurut saya tak menyelesaikan masalah. Orang kan gak setiap saat bisa dandan dan gak semua orang juga mau dandan. Menurut pemikiran saya, yang harus dirubah bukan dandanan orang lain, tapi pola pikir kita dalam menghargai orang lain. Orang harusnya dihargai karena mereka adalah manusia, bukan karena make up yang mereka tempelkan di kulitnya. Tapi sekali lagi di Indonesia orang memang sangat dinilai dari penampilan, biar kata gayanya selangit dengan dandangan heboh, dan kartu kredit yang sudah di ambang limit, pasti lebih dihormati. Sementara yang tak dandan dan duitnya banyak tak bakalan dilirik.

Screen Shot 2016-01-09 at 23.03.31

Photo: polyvore

Ada satu lagi komentar-komentar ajaib dari satu orang di postingan saya tentang pamer tas bermerek. Nah ini satu ngebom postingan saya dengan banyak komentar. Pendek kata komentar-komentar tersebut kalau digabungkan bakal jadi satu postingan tersendiri. Nggak perlu dikutip disini lah ya, tapi silahkan dibaca sendiri komentar-komentar di postingan lama tentang pamer tas bermerek tersebut. Hitung-hitung untuk menghibur diri.

Sering terima komentar ajaib di blog?

xx,
Tjetje

84 thoughts on “Komentar Ajaib

  1. Ih ngeselin banget Tje komentarnya… kenapa ya orang kita tuh suka merendahkan org lain. Main gengsi. Bener kata u yang banyak utang kartu kredit jebol karena ga kuat di dunia persaingan. Di blog gw juga pernah tuh ada yang komen nggak enak, terus ujung2nya dia bilang peace yaaa hanya berbagi pendapat -_- males banget udah gt anonim juga. Ya udah ga diapprove lah tuh komen. Atau komen ga nyambung kaya saya pembaca setia blog kamu krn sy mau ke nz trs ujung2nya minta cari kerjaan *yang begini gak di approve juga*

  2. Eh itu komen di postingan tas seru juga, terima kasih banyak atas hiburannya 😀

    So far, belum pernah terima komentar aneh di blog karena tulisanku juga apalah apalah, hahaha… Paling ada yang agak ngeselin aja, semisal nanya lahiran di mana padahal di postingan yang dia komen itu aku udah ngetik panjang lebar tentang RS tempat aku lahiran. Nah itu cuma baca judulnya trus skip isinya langsung cuss ke kolom komen kayanya ya. Males baca.

  3. setuju banget mbak, yang harus dirubah bukan dandanan, tapi pola pikir kita menghargai orang lain…bukan hanya men-judge dari penampilan aja.

    aku sendiri ngaku kalo kadang masih suka suudzon sama penampilan orang, semoga kita semua mau belajar lebih menghargai orang lain 🙂

    komen ajaib untungnya jarang ya, yang sering komen spam cuma mau nitip link doank….KZL

  4. Postingan Mbak Ail selalu tepat sasaran, suka deh! Kebanyakan orang memang menilai orang dari apa yang bisa diliat mata, bukan karena orang lain itu sesama manusia yang patut dihargai bagaimanapun keadaannya. Menurut pengamatan pribadi, dalam profesi tertentu, cara berpakaian dan berdandan juga mempengaruhi ya seberapa besar kita akan dihargai. Ah, tapi menurut saya, capek juga kalo ngikutin begitu, fana banget, kan masih banyak hal lain yang harus diurusin (selain pakaian dan dandanan).

    • Bener di dunia marketing emang harus dandan cakep setiap saat, apalagi ada target. Ya tapi gak semua orang suka dandan. Ada perempuan2 yang cenderung maskulin bahkan gak punya lipstick. Masak mereka disuruh dandan kan ngaco.

  5. Hai, Mba Tjetje 🙂
    Hahaha, lucu-lucu (bikin miris) ya komen-komen di blog tuh… Kalau aku pernah bikin artikel tentang pengalaman horor camping di suatu pulau. Trus ada yang komen: norak banget sih lo, cerita horor begini ditulis. Kaya anak camping kemarin sore aja.

    Aku cuma bisa ngelus dada. Sambil ngakak miris.

  6. Haha, iya mba bete kalo dinilai dari penampilan/materi. pernah punya cerita gini : karena kantorku gak punya akses pintu parkir belakang dan aku hindari 3in1 aku masuk dari belakang gedung sebelah yg punya akses, saat itu bawa mobil dan si bpk security yg jaga parkirnya nanya mau kemana ? aku jawab gedung x, numpang lewat. boleh lho. ramah lagi dianya. eh besoknya aku naik gojek, turun di belakang situ juga mw numpang lewat lagi (kali ini jalan kaki dan penampilan agak semrawut haha), aku diusir sama bpk security yg sama. katanya bukan jalan umum gak boleh lewat. lahh kemaren nyetir mobil boleh pak ? keki sumpahh.
    indonesia banget.

  7. Hadduh mbak Ailsa itu panjang banget komennya, sampe kepikiran niat gitu orangnya. Komen saya biasanya jualan obat mbak, dan ada yg jualan obat yg saya ga suka bacanya jadi saya masukin spam 🙂

  8. Aneh ya Tje. Bukan hanya merendahkan tapi aku kadang bingung orang ngga setuju dengan yang aku tulis memulai komentarnya dengan memaki. Ngga bisa ya menyatakan ngga setuju tanpa memaki?

  9. Aku lg sering terimanya komentar spam yg komennya sesuai dgn isi post, tp di salah satu katanya diselilin link hidup, spam model baru.. Grr.. Ttg dandan, aku srg sebel jg dikomentari krn gak dandan… Wew, pdhal aku gak begitu nyaman klo dandan.. Tp klo emg lg moodnya dandan ya gak masalah…

  10. Hahaha kayaknya mereka bukan haters ya, cuma kurang otak dan kurang bisa jaga omongan aja. Kurang disaring *sodorin saringan wastafel* 😆
    Sampe sekarang untungnya gak ada yang komen ajaib di blog, kalopun aja pasti langsung disaring aja jadi spam. Ga mau kasih panggung buat orang2 mau eksis ga jelas 😀

  11. Kalau ada komen negatif, itu tandanya mau naik kelas. Blognya makin terkenal mbak hehe… alhamdulillah selama setahun ngeblog blm ada komen negatif, spams lumayan tapi langsung saya kick… dari pada itu yang penting #HappyBlogging 🙂

  12. haduuuh itu yg komen ttg penampilan. yuk lah situ nyuruh2 org lain berpenampilan lbh menarik (menurut standar dia). tp boleh dong kita juga request supaya dia pasang filter di mulut/jempolnya -_____-

  13. kalau gak setuju padahal bisa dikasih tau baik2 ya Mba, tinggal utarakan aja dari sudut pandang dia, dan jd kita bisa sama2 mengerti, bukannya malah ngatain yaaa.. yg di post Mba Febby juga parah banget itu komentnya, yg soal tipe istri bule, katanya wanita2 yg tinggal di luar negeri open minded buat diskusi, koq malah panasan ya orangnya hehehe..

  14. ahahaha masa gitu sih ngomongnya “otomatis siapapun jadi respeklah” – laaah, dengan dia nulis gitu sehebat apapun penampilan dia aku gak akan respek :’)))
    terus dia nulis “mudah2an selamanya nggak ada label2an spt diatas.” tapi semua tulisan dia penuh label :’)) luar biasa!
    sejauh ini belum pernah ada komen ajaib sih.

  15. Kak Tjetje, selama ini aku sering jadi silent readernya cerita2 kakak dan ini ke-2xnya aku leave comment d blog kk.

    Iya nih, itulah sebabnya kak aku pengen aktif ngeblog kyk kk, tp ragu2. Banyak sebenarnya yg pgn aku bahas melalui blog, tapi yaa takut ntar ada yg tersinggung atw ngait2in ke SARA gtu. Oia, aku boleh ngobrol ga sama kk? Kirimi no.hp nya dunk k siwi.pradiantie@{deleted by Ailsa} aku tunggu ya, Hhehe

  16. Hmmm… Agak susah ya kalo udah berhubungan dengan judge minded,mbak. Soalnya kalo dipikir pikir kita ini sudah terdidik untuk ‘menilai’ sesuatu dari orang tua dulu dan di perparah dengan stigma yang makin gak jelas. Semisal kalo gak punya smartphone merk anu kesannya gak gaul, kalo blom punya tas merk ani gabisa masuk lingkungan arisan sosiali-shit anu, atau kalo cowo bule punya istri orang Indonesia biasanya wajahnya sama kayak PRT. 😦
    Tapi kayaknya makin kesini udah banyak orang orang yang merasa dirinya udah banyak tau atau merasa lebih dari orang sekitarnya jadi asal komentar atau men-judge sesuatu padahal aslinya dia pun terbawa arus ‘snob groupie’

  17. Kok masih ada aja ya orang yang membahas beginian. Emang kalau tampang pembantu kenapa? Emang kalau nggak bisa/ mau dandan kenapa? Saya kasihan ih sama yang nulis komentar itu…Pasti hidupnya nggak bahagia 😶

  18. Ah emang kebanyakan sih orang-orang kita itu pada usil, suka ikut campur urusan orang lain. Belum lama disini ada juga wanita Indonesia bersuamikan WNA, memang kalau dilihat dandanannya selalu berlebihan, pakaian sedikit vulgar, kalau pasang photo di sosmed selalu diselipin tas mahalnya walaupun yg objek utamanya adl si anak. Ada aja yang komen .. Duhhh si mba itu ya a,b,c lebih suka liat mba Ayu, pakaian biasa aja, gak pernah dandan kecuali acara2 tertentu, bla bla … Dalem hati ‘wahhh jarang-jarang kan yg nggak dandan dikasih komplimen’ 😄 Jadi intinya memang serba salah karena apapun yang kita lakukan dari segi manapun masih bisa di komentari. Jadi yaaa cuek ajalah hihi

    • Wah seru juga tuh gak dandan dikasih komplimen.

      Nah ini nanti bulan Februari aku bahas Yu, orang2 pada reseh kalau ada suaminya WNA pakai baju terbuka salah. Walaupun gak dipungkiri ada yang pakai baju terbuka pada momen yang salah.

  19. Wah aku gak ada komentar aneh2, soalnya blogku gak seterkenal blogmu tje. Hihihi! Dan isinya blogku juga soal hura2 aja, tidak ‘kritis’. Lumayan sering sih berfikir soal keadaan sosial, apa yang membuat mereka merasa ‘ it is ok’ untuk mencela muka orang? Kenapa juga gak ilang2 pendapat seperti itu, the priority of being a good human being is so low as it is about the skin. We are ultimately social conditioned to be that way. Kita tahu kalau ‘Cantik’ itu dibikin oleh masyarakat dan budaya. Sebenernya kan didunia ini bukan cuman orang Indonesia yang bias dengan ‘cantik’ yang di judge oleh beberapa orang di Fashion world, and entertainment world. So how can we help society change this? Orang2 yang dibilang muka PRT itu kan sebenernya orang asli Indonesia, wajah authentic Indonesia, yang cantik. Anyway, Make up, aku jarang banget pake, males.

    • Wah syukurlah kalau gak ada yang aneh-aneh. Aman dari kejutan.

      Aku juga masih mikir kenapa mencela muka orang itu dianggap okay dan bullying orang yang punya kondisi fisik tertentu dibiarkan (e.g nyela rambut, gigi, tinggi badan, berat badan). Padahal itu semua kan sudah bawaan orok. Menurutku ini rada bertentangan dengan konsep orang Indonesia yang menerima semua pemberian Tuhan.

      Setuju, ini gak cuma terjadi di Indonesia dan peran media untuk merubah ini semua gede banget.

  20. “Repot menganalisa kenapa orang ini brrkomentar aneh2”
    👍
    Pasti ada latar belakangnya. Mungkin dia punya pengalaman dikatain krn penampilan, mungkin lingkungannya emng masih kental nilai2 material. Atau mungkin dia juga pernah dapet saran ky gitu dari orang lain.
    Sapa tau kan?
    Klo aq justru pernah dapet pembahasan kontra ttg komenku di tulisan Tjetje, hihi..
    Dan jujur, aq juga repot nyari tahu latar belakang kenapa komenku dibahas, dan yah, saya simpulkan memang latar belakang beliau memungkinkan kenapa komennya begitu dalem. Sutralah..😚
    Selama masih aq anggep sopan sih monggo aja, ya gak sih?

  21. Kalo aku sih blm pernah dapet komentar yg aneh2, paling juga spam org promosi tour wisata aja. Tp kalo liat keyword konyol yg org ketik di mesin pencari google dan itu mengacu ke blog kita, itu juga bikin ketawa dan heran sendiri, kok ada yaaa yg nulis gitu..

  22. Seajaib-ajaibnya cuma orang iklan saja, selebihnya aman. Lha sedikit banget yang komentar, hahaha. Tapi seru sih mbak kalau sampai ada yang kebakaran jenggot gitu, artinya kan tulisanmu memang mengena.

    • Kalau ada yang kebakaran jenggot emang kena. Cuma yang aku gagal paham kenapa ada orang yang menghina karena kita gak punya. Dalam lingkup masyarakat non-online, gimana perilaku orang ini? Apakah sombong karena dia punya? Lha padahal di atas langit masih ada langit, jadi sombong itu gak penting. Aku kebanyakan menganalisis dan kebanyakan bertanya. Lol.

  23. Paling ‘geli’ kalo udah ngomel2 atau sinis terus anonim. Hahaha. Pengecut banget ya. Kayak mereka yg suka komen ga penting terkait berita2 pake akun palsu dan ga jelas di medsos, cuma buat bikin rusuh. Makanya kalo saya ngeproteksi komen yang masuk. Cuma bisa muncul kalo udah pernah komen di blog saya, ga mungkin anonim. kalo belum dan isi komennya cuma misuh2 pasti masuk tempat sampah, sesuai isi komennya yg emang ‘sampah’, ups 🙊

      • Waa.. Nah ini lebih strict emang ka. Hehe. Kalo saya mikirnya mah, kalo seseorang udah saya approve komennya, ya itu emang karena cara komennya masih bener dan ga asal nyablak, dan ga anonim lah :D. Sejauh ini sih belum pernah nemu yg komennya sewot sih buat yg udah diterima komen2an di blog pribadi, hehe

  24. Itu postingan yang bilang istri bule harus dandan antara bikin ngakak dan kzl mba. Aku kok malah punya pandangan bersebrangan, bule-bule kalo aku liat cenderung santai sih, mereka pake baju sesuai occasion aja, kalo kudu rapi ya rapi, di luar itu mah santai berat. Kayak misalnya kita lagi main ke daerah wisata di Asia nan panas, bule pake baju sesantai dan senyaman mungkin, sandalan pulak, turis Indo malah cenderung repot, dandan secakep dan separipurna mungkin tapi keliatan jelas ribet dan nggak nyaman…hihihihihihi

    • Halo Bening, salam kenal ya. Indeed, orang asing emang santai kalau urusan pakaian, tapi saatnya rapi ya rapi jali. Turis Indonesia malah menurutku nggak terlalu ribet, lebih ribet yang dari Korea, apalagi pakai baju seragam kalau honeymoon. Alamaaaaak.

      • nimbrung komen ya mba, wah baru tau klo org korea gt. yang ribet tuh china apa jepang ya yang sibuk pake manset tgn panjang biar ga item dan topi lebar. wong ke objek wisata panas2an dan pantai klo ga mau kena sinar matahari mah didlm hotel aja mestinya, hehe..Orang bule santai bgt, suka ngeliat gayanya klo lg travelling ga kyk org indo yg mau travelling domestikpun hrus belanja baju dan prlgkapan lainnya biar kece klo difoto (pengalaman temen sendiri begini).

Leave a reply to Siti Lutfiyah Azizah Cancel reply