Romantisme Tragis di Dublin Bay 

Masih dalam rangka membawa mama saja melakukan #JelajahIrlandia, kali ini kami sok romantis naik kapal menyusuri Dublin Bay dari Howth ke Dun Laoghaire. Howth sendiri merupakan sebuah area pelabuhan di County Dublin yang terkenal dengan seafoodnya. Saking terkenalnya mereka punya prawn festival.

Ada beberapa operator kapal di Howth dan pilihan kami jatuh pada Dublin Bay Cruise. Bukan hanya karena reviewnya bagus, tapi juga karena ada diskon di living social. Nah yang mau jalan-jalan ke Irlandia, kalau telaten boleh nih cari-cari disana atau di groupon karena banyak tiket murah. #BukanPesanSponsor. Ada beberapa route yang ditawarkan, selain dari Howth ke Dun Laoghaire (dua wilayah ini ada di County Dublin) ada juga route yang menawarkan perjalanan ke tengah kota Dublin dan akan berhenti persis di dekat jembatan cantik yang mirip harpa ini.

Perlu dicatat, semua turis harus booking dulu sebelumnya dan gak bisa beli tiket mendadak di tempat. Eksistensi calo tiket juga tak ditemukan. Biarpun begitu, saya masih melihat beberapa turis yang nekat ngantri dan berakhir malang, karena tak ada ruang tersisa. Bahkan ada satu keluarga yang ngotot pengen naik dengan tiket salah booking. Sang Nakhkoda tak bergeming, tak berniat melebihi muatan demi beberapa Euro karena berkaitan dengan asuransi dan keselamatan. Saya masih suka terpukau kalau urusan beginian, karena pernah naik kapal kelebihan muatan dari Tidung ke Angke dan sepanjang jalan berdoa sambil pegang life jacket.

Ketika akan menaiki kapal kami sudah diwarning dulu bahwa laut hari ini agak choppy, berombak. Tapi semua penumpang, termasuk seekor anjing, semangat luar biasa. 30 menit pertama berlangsung dengan menyenangkan. Lautnya berombak sedikit, pemandangan sangat indah.

Sayangnya saya tak bertemu anjing laut yang beberapa minggu lalu sempat diabadikan oleh mama saya. Dengan riang gembira, kami juga naik turun dek ke atas dan ke bawah untuk memotret.


Bagian atas penuh dengan turis latin Amerika yang nampaknya sedang belajar bahasa Inggris (Irlandia merupakan salah satu negara tujuan untuk belajar bahasa Inggris) sementara bagian belakang kapal dipenuhi oleh sekelompok anak muda yang sedang merayakan ulang tahun. Anak-anak muda yang sibuk minum ini juga tak segan mengeluarkan f bomb, padahal banyak keluarga dan anak kecil yang ikut perjalanan tersebut. Sungguh kurang nyaman.

Selepas 30 menit, perjalanan kami berubah menjadi mencemaskan. Dimulai dari siraman air laut ke kelompok anak-anak muda di belakang kapal. Dasar anak muda, disiram air malah seneng. Padahal air asin dan dingin itu lengket semua. Ombak kemudian mengombang-ambingkan kapal, perut mulai sedikit mual. Lalu, pemandangan horor pun terjadi. Bukan Nyi Roro Kidul yang memunculkan diri di laut Irlandia ya, tapi

petugas kapal memegang gulungan plastik dan mulai membagi-bagikan pada penumpang yang terlihat pucat pasi. Bagi saya ini pemandangan mengerikan karena tandanya akan ada kompetisi mengeluarkan isi perut.

Saya yang tadinya super pede, karena sudah mengalahkan ombak dari Ambon ke Banda (yang membuat hampir satu kapal mabuk laut), mulai ciut. Lalu ketika beberapa orang mulai mengosongkan perut, saya mulai pucat pasi. Semakin pucat ketika tahu tak ada antimo apalagi minyak angin. Tak ada abang-abang yang jual permen juga. Tak kehilangan akal, saya pun minta tobacco ke seorang pria yang sedang sibuk melinting rokok (disini buruh rokok mahal ya, jadi rokok mesti ngelinting sendiri). Ya lumayan lah buat diciumi jadi fokus kepala ke bau tembakau.

Pemandu yang berada dengan kami juga tak sibuk menerangkan apa-apa, mungkin ia mabuk laut juga. Baru di menit ke 70 atau 80 ia mulai menerangkan tentang Dun Laoghaire. Informasi yang diberikan sayangnya hanya sedikit, tak memuaskan. Kalaupun sang pemandu bicara banyak hal, mungkin juga tak ada yang peduli karena hampir semua orang sibuk menyelamatkan perutnya.

Ketika kapal bersandar, kami disambut dengan pemandangan Dun Laoghaire yang kelam seperti ini.


Mood yang sudah kelabu ini makin jelek ketika melihat cuaca yang tak bersahabat. Untungnya, hujan tak jadi turun. Dan sang Mama yang juga pernah naik kapal di beberapa lautan di Indonesia kapok, tak mau lagi naik kapal di laut Irlandia. Ketika saya menceritakan ini kepada mama mertua, mama mertua menceritakan pengalaman yang serupa. Lautan disana rupanya terkenal berombak dan bikin mual. Lesson learned, yang pengen sok romantis seperti saya, ada baiknya minum antimo dulu.

Bagaimana dengan kalian, pernah menaiki kapal dengan kondisi laut yang super memabukkan?
Xx,

Tjetje

17 thoughts on “Romantisme Tragis di Dublin Bay 

  1. Wah sayang banget ya mbak, padahal kayaknya pemandangan bagus. Saya pernah mabok semabok2nya naik kapal Santorini-Athena, untung ga sampai harus pakai “tas kertas for you-know-what” walaupun di sekeliling saya orang2 sudah pada give up. Saya pasang ipod kenceng2 dan cm memenjamkan mata walau perut rasanya kayak masuk gilingan. Duuuhhh kapokkk!

  2. Ha ha ha ha.. saya pernah sekali ke pulau, tiga jam doang dan yang ada muntah pusing sepanjang perjalanan. lol

  3. Pernah di boat pas di manta point yang emang cuma muncul di ombak besar. Sekali kalinya baru itu ngerasa mual mual di laut. Gak sampe keluar isi perut sih, tp tetep aja pucat

  4. pernah waktu di lombok, bukan pas nyebrang malah.. tapi pas liat ikan dari dalam dasar perahu yang dikasih kaca bundar gitu.. ngayunnya kok malah bikin mual, jadi gak jadi liat ikan.. naik aja ke atas kapal dan tiduran sambil menikmati semilir angin..

  5. Pernah bgt sampe muntah2 pas di sekitar kepulauan Karimun Jawa, naik speed boat kecil sekitar 45menitan buat snorkeling. Begitu sampe akhirnya ga ikut snorkeling dan cuma bisa rebahan di pantai 😦

Leave a reply to aggy87 Cancel reply