Sekali lagi, Tradisi Natal di Irlandia

Kendati baru dua tahun di Irlandia, Natal ini menjadi Natal ke empat saya di sini. Selama empat kali Natal di sini, saya melihat begitu banyak tradisi yang menarik dan setiap tahunnya ada saja sesuatu yang baru.

View this post on Instagram

Good morning from Henry Street #Dublin.

A post shared by Ailsa Dempsey (@binibule) on

Penyalaan Lampu

Tradisi sederhana untuk pergi ke kota dan melihat lampu hiasan Natal dinyalakan. Jalanan-jalanan utama di kota Dublin dipenuhi para peminat lampu ini. Pemerintah tentunya membuat acara ini jauh lebih meriah dengan aneka penampilan. Bagi saya sendiri tradisi ini engga banget, karena cuaca yang sangat dingin. Lagipula ketika lampu sudah dinyalakan, kita masih bisa melihat meriahnya kota.

Tapi bagi mereka yang sudah memiliki anak, tradisi ini menjadi tradisi penting, untuk mengenalkan “keajaiban Natal” bagi anak-anak.

Jendela toko

Ini tradisi saya, tiap tahun saya melihat jendela dua toko besar di Dublin, Brown Thomas dan Arnott’s yang memasang jendela edisi Natal. Jendela toko-toko ini menarik banget dan dipenuhi dengan ornament-ornamen khas Natal ataupun manekin dengan pakaian yang meriah.

Tiap tahun saya selalu menyempatkan diri untuk melihat jendela-jendela ini, karena ingin tahu ide-ide para tim kreatif. Kadang sambil iseng lihat jendela ini, saya sambil ngitung berapa biaya yang dikeluarkan toko-toko tersebut, ah tapi toh semuanya akan terbayar ketika profit melejit tajam.

Misa Tengah Malam & Misa anak-anak

Tiap tahun, menjadi tradisi di keluarga pasangan saya untuk pergi ke gereja di tengah malam. Misa Tengah malam ini sangat syahdu dan berlangsung sekitar satu jam. Tak seperti di Indonesia dimana orang berdandan cantik untuk datang ke rumah ibadah, di sini orang-orang yang pergi misa mengenakan pakaian kasual saja dan membungkus diri dengan jaket tebal karena hawa yang dingin.

Misa anak sendiri saya hadiri untuk pertama kalinya tahun kemarin. Saat misa ini sang pastor banyak berinteraksi dengan anak-anak dan tentunya membahas Santy Klaus (Santa) dan hadiah yang akan dia bawa. Tentunya sang Pastur mengingatkan esensi Natal sebagai sebuah hari keagamaan.

Late Late Toy Show

TVRInya Irlandia itu bernama RTE dan menjelang Natal mereka selalu memutar episode khusus tentang mainan. Episode ini paling dinanti oleh satu Irlandia, karena anak-anak ini luar biasa lucunya, apalagi mereka yang tinggal di pedesaan.

Acara ini juga suka memberi kejutan. Menariknya, reaksi anak-anak yang diberi kejutan ini seringkali bikin ketawa. Dari bengong doang sampai reaksi mengharukan. Saya sendiri baru empat Natal di Irlandia, jadi belum punya banyak favorite. Tapi edisi kejutan dari Ed Sheeran dan kejutan Bapak yang pulang dari penugasan di Afrika jadi favorit saya.

Ada yang spesial dari Late Late Toy Show tahun ini. Tahun ini untuk pertama kalinya Angklung dan dua anak Indonesia, yang juga kembar, ikut dalam acara ini. Sebagai orang Indonesia (dan komunitas Indonesia di sini kecil), saya rasanya bangga luar biasa. Silahkan di klik video di bawah ini untuk melihat angklung:

 

Penutup

Natal tahun ini, untuk pertama kalinya saya akan terlibat dalam urusan dapur, biasanya saya tak pernah masak apapun dan tahu beres. Tahun ini saya akan menyajikan gado-gado. Di samping gado-gado, saya juga berambisi menyajikan kroket serta risoles untuk snack. Panganan ini setidaknya tak terlalu kaya bumbu dan semoga cocok dengan keluarga besar. Mungkin lebih tepatnya, semoga saya berhasil membuat dan menyajikannya. #Ambisius. Nanti kalau berhasil fotonya akan saya upload di Instagram ya.

Bagaimana dengan kalian, punya rencana apa di liburan Natal tahun ini?

xx,
Tjetje

Advertisement

Aktivitas Khas Natal

Di saat Indonesia gaduh dengan politik yang memanas, hoax yang bikin mengelus dada hingga soal ribut mengucapkan selamat Natal,  saya di Irlandia juga gaduh dengan tumpukan hadiah Natal yang belum dibungkus serta daftar belanjaan hadiah yang belum dipenuhi. It’s December people and Christmas is coming!!! Hohoho

Belanja hadiah saat Black Friday 

Urusan Natal identik dengan pohon Natal, hiasan Natal, lampu-lampu serta belanja. Urusan perayaan keagamaan tentunya dirayakan sebagian orang, tapi dari pengamatan saya, semua orang rasanya lebih heboh belanja (dan sebagian lainnya berbagi). Black Friday yang jatuh satu hari setelah Thanksgiving menjadi hari andalan untuk belanja hadiah-hadiah Natal karena semua toko, termasuk toko online, memberikan potongan harga, setidaknya 20%. Angka itu memang terlihat kecil, tapi bagi kami yang punya daftar hadiah panjang, signifikan banget. Awalnya Black Friday ini identik dengan Amerika, tapi karena konsepnya “bagus” untuk mendorong orang untuk belanja, jadi diadopsi dimana-mana termasuk diadopsi toko-toko di Irlandia pada tahun 2014. Soal keriuhan toko jangan ditanya deh, padat merayap dan diwarnai tubrukan kecil disana-sini.

View this post on Instagram

Good morning from Henry Street #Dublin.

A post shared by Ailsa Dempsey (@binibule) on

Belanja di Christmas Market

Pasar-pasar Natal juga mulai marak, tak hanya di ruang publik tetapi juga di dalam kantor saudara-saudara. Mungkin kalau dalam bahasa Indonesia bazaar. Yang dijual macam-macam, dari mulai pernak-pernik Natal, hingga pengalaman naik komidi putar. Satu hal yang khas dari Christmas Market adalah stand yang menjual mulled wine, anggur panas yang dicampur dengan  buah ataupun rempah seperti kayu manis, bukan rempah merica ataupun ketumbar ya. Christmas Market favorit saya sendiri ada di Galway yang konon juga salah satu yang terbaik di Eropa. Di Indonesia, Christmas Market ini sendiri mirip dengan pasar malam.

Makan coklat Advent

Masa Advent dimulai pada hari minggu ke empat sebelum Natal, tapi untuk kepentingan makan coklat, dimulai sejak tanggal 1 Desember hingga 24 Desember. Terus terang saya tak tahu bagaimana perayaan keagamaannya, tapi bagi sebagian anak-anak dan juga orang dewasa, masa Advent adalah masanya memakan coklat setiap hari hingga menjelang Natal. Coklat Advent sendiri biasanya dijual satu kotak lengkap dengan tanggalnya, dari tanggal 1 hingga 24. Jadi ya jangan kaget kalau banyak yang menggelembung ketika Natal tiba, karena kebanyakan makan yang manis-manis. Dipikir-pikir ini persis banget kan kayak menjelang lebaran? Tiap sore makan kolak terus.

Menjadi Secret Santa (Kris Kindle) 

Tukar-menukar kado itu berat say, apalagi ketika tak ada THR. Kalaupun dapat bonus dari kantor, biasanya bonus ini akan dipotong pajak sebesar setidaknya 50%. Mabuk, mabuk deh ya. Nah supaya kantong tak jebol karena harus memberi banyak hadiah untuk orang lain, beberapa keluarga, atau bahkan di kantor menerapkan Kris Kindle. Melalui kris Kindle generator, tiap orang diacak untuk mendapatkan satu buah kado. Nilainya ditentukan, ada yang mulai 10€ atau bahkan mulai 50€. Tergantung kesepakatan bersama. Lagi-lagi tradisi ini memiliki kemiripan dengan tradisi tukar kado yang dibungkus kerta koran di Indonesia.

Kirim surat dan menengok Santa

Nah ini dia acara favorit sebagian anak-anak di berbagai belahan dunia: menengok Santa (atau yang biasa dipanggil Santy Claus) dan tentunya mendapatkan hadiah Natal. Tradisi ini buat saya sangat konyol karena anak-anak dibohongi dengan eksistensi Santa, tapi bagi banyak anak dan keluarga tradisi ini penting karena memicu imajinasi dan mimpi-mimpi manis anak.

Antrian menengok Santa sendiri lumayan panjang dan orang tua yang serius harus membuat janji pertemuan sejak lama lho. Di gedung tempat saya kerja saya sempat melihat wajah-wajah anak yang baru bertemu Santa, tentunya wajah mereka sumringah berat karena tangan menenteng hadiah. Who doesn’t?

Salah satu ritual ketika duduk di pangkuan Santa adalah memberitahu apa permintaan kita kepada Santa. Permintaan yang konon akan dipenuhi jika selama setahun terakhir ini kita tidak nakal. Sepanjang tahun ini saya rasanya telah menjadi anak baik dan jarang nakal. Nah, pastinya saya boleh dong memohon satu permintaan pada Santy. If I could wish, saya ingin semua teman-teman dan juga pemeluk agama Kristiani di Indonesia bisa menjalankan ibadahnya tanpa rasa takut digerebek organisasi radikal. Sedih banget rasanya baca status teman-teman yang minoritas pada ketakutan setiap menjelang Natal. Takut dibom, hingga takut digerebek organisasi massa. Saya hanya ingin semua orang bisa bebas mengekspresikan kepercayaan keagamaannya tanpa perlu takut dengan mereka yang tak mengakui keragaman agama di Indonesia. Karena Natal itu seharusnya dirayakan dengan damai, bukan ketakutan.

Kamu, punya rencana apa liburan Natal ini?

xx,
Tjetje

Tradisi Natal di Dublin

Setiap kali menjelang Natal di Indonesia, selalu ada keributan urusan memberi ucapan selamat Natal atau tidak kepada mereka yang merayakan hari raya Natal. Ribut-ribut ini, seingat saya tak pernah mencuat ketika saja kecil dan beranjak besar. Baru belakangan ini saja terjadi. Jengah dengernya, urusan memberi ucapan selamat Natal aja mesti ribut-ribut panjang.

Di Irlandia, untungnya, tak ada ribut-ribut memberi ucapan selamat. Yang ada semua orang repot belanja hadiah Natal, berbagi dengan charity favorit dan tentunya makan…makan…makan…makan dan makan lagi sampai perut rasanya mau meledak karena tiap hari makan besar. Selama bulan Desember ini undangan untuk makan malam memang jauh lebih banyak ketimbang bulan-bulan biasanya, persis seperti undangan buka puasa saat bulan puasa. Bedanya, porsi makan disini biasanya sudah ditentukan dan tidak buffet seperti di Indonesia. Makan malam pun termasuk makanan pembuka, makanan utama dan juga pencuci mulut, lalu ditambah dengan teh atau kopi, mince pie (pie khas Natal) serta biskuit-biskuit. Biskuit-biskuit yang disajikan di bulan ini juga berlapiskan coklat. Kaya kalori deh!

Mince Pie Telegraph

Photo courtesy of telegraph.co.uk

Selain Christmas Parties, Natal juga identik dengan tradisi mengirimkan kartu Natal. Tradisi yang di Indonesia, menurut saya, sudah punah. Dari bulan November lalu, kantor pos juga sudah memberi jadwal kapan tanggal terakhir kartu-kartu Natal bisa dikirimkan supaya kartu bisa tiba tepat waktu. Seringkali, kartu Natal juga diberikan langsung ketika bertemu. Kartu-kartu ini kemudian dipasang sebagai bagian dari hiasan Natal. Tahun ini untuk pertama kalinya saya belanja kartu Natal di Irlandia, setelah beberapa tahun sebelumnya membawa kartu dari Indonesia. Menariknya, ada banyak pilihan kartu yang dikeluarkan oleh organisasi-organisasi amal dan pilihan saya tahun ini jatuh pada Irish Cancer Society.

Bûche de Nöel atau biasa disebut juga dengan yule log. Makanan pencuci mulut khas Natal di Perancis

Tradisi bertukar hadiah juga masih dijalankan saat Natal. Tak hanya di antara anggota keluarga dan teman, tetapi juga untuk tetangga, terutama anak-anak kecil. Saya sendiri tak kenal tetangga, jadi relatif aman dari memberi hadiah *ngeles*. Yang saya heran, memberi kado Pak Pos bukanlah hal yang umum. Padahal kalau ada orang yang pengen banget saya kadoin ya mereka. Hujan badai mereka masih tetep antar surat lho. Dedikatif bener. 

Satu hal yang khas dari pusat kota Dublin adalah Bono mengamen di jalan untuk beramal. Tak hanya Bono saja, tapi ada banyak artis-artis dari Irlandia yang mengamen di Grafton Street, jalanan terkenal yang juga pusat belanja di Irlandia. Jalanan ini pernah saya sebut dalam postingan tentang para gelandangan di sini (Kapan-kapan saya akan bercerita banyak tentang jalanan ini.). Tahun ini saya berencana untuk menonton mereka ngamen dan semoga saja cuaca Dublin yang sering hujan mengijinkan.

Bono Charity

Photo: independent.ie

Bicara tentang Natal tentunya tak bisa lupa dengan gereja yang merupakan bagian utama dari Natal. Menjelang Natal di Katedral Christchurch di Dublin, biasanya diadakan carol service untuk para anjing. Anjing-anjing, yang kebanyakan adalah anjing yang memberikan pelayanan  atau terapi serta membantu penyandang disabilitas dibawa ke Katedral untuk mendapatkan pemberkatan khusus. Tahun depan, saya sudah berencana untuk menghadiri carol service ini, walaupun tak punya anjing dan tahun ini pengen banget dikasih anjing sebagai hadiah Natal *gak bakalan terwujud*.

I visited that famous #Dublin #Movingcrib

A photo posted by Ailsa Dempsey (@binibule) on

Menu khas Natal sendiri di Irlandia gak menarik, cenderung meh dan tidak saya nanti-nantikan. Kebanyakan keluarga menyajikan kalkun dengan ham, dikombinasikan dengan gravy, kentang tumbuk,  brussel sprouts dan yorkshire pudding. Perlu dicatat, menu makanan ini biasanya hambar, tanpa rasa. Sejujurnya Natal ini saya ingin makan nasi kuning lengkap dengan aneka lauk pauk pelengkapnya, pecel dengan mendol, atau nasi jagung dengan sayur santan dan ikan asin. *hasyeeeem*.

Selamat Natal 2015 bagi semua rekan-rekan yang merayakan.
Dari jauh saya berdoa semoga Natal di Indonesia lancar dan damai.

xx,
Tjetje
Akan kembali ngeblog tanggal 27 esok.